Perjuangkan pencak silat masuk kurikulum sekolah
A
A
A
Sindonews.com - Pengkot Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Surabaya berharap Pemkot Surabaya bisa memasukkan olahraga ini ke kurikulum sekolah. Harapannya, siswa wajib mengikuti seni beladiri asli Indonesia itu.
Harapan itu diucapkan Ketua Umum IPSI Surabaya, Bambang Harjo dalam acara Silahturhami Keluarga Besar IPSI Surabaya. "Silat bukan hanya ilmu beladiri, tapi juga mengajarkan cinta tanah air dan agama," katanya.
Dari segi prestasi, para pesiliat Surabaya selalu memberikan yang terbaik bagi Surabaya, seperti selalu meraih juara umum di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) dan menjadi salah satu Cabang Olahraga (Cabor) lumbung emas. Kemudian IPSI Surabaya juga tidak pernah absen mengirim atletnya untuk bergabung dengan Kontingen Jatim saat berlaga Pekan Olahraga Nasional (PON).
Lebih lanjut pria yang juga pengusaha transportasi laut itu melihat, banyak filosofi silat yang perlu diajarkan kepada para siswa, seperti dari segi religius budaya maupun moral. "Ingat silat bukan olahraga kampungan, tapi seni beladiri asli bangsa Indonesia yang harus dilestarikan," kata Bambang.
Sedangkan Wakil Ketua Umum IV IPSI Surabaya, Djunaidi yang melihat Pemkot Surabaya masih belum peduli terhadap silat. Bukan tidak mungkin dalam 10 tahun kedepan Surabaya akan kalah dengan Jember maupun Banyuwangi yang sudah memasukkan silat ke kurikulum sekolah.
"Saat ini Surabaya yang terbaik, tapi ingat jika kita tidak hati-hati bisa jadi akan kalah dengan Jember dan Banyuwangi. Di dua daerah tersebut semua pelajar wajib belajar silat," katanya.
Ketua Biro Promosi dan Pemasaran IPSI Surabaya, Arief Sosiawan, mengatakan, banyak anggota IPSI menjadi anggota DPRD Surabaya yang bisa mendorong upaya memasukkan pencak silat dalam kurikulum sekolah.
"Kami berharap kalau ada pengurus IPSI yang berhasil menjadi anggota DPR harus bisa memperjuangkan silat menjadi olahraga berprestasi. Khusus untuk mereka yang duduk menjadi anggota DPRD Surabaya harus berupaya agar silat masuk kurikulum sekolah," katanya.
Harapan itu diucapkan Ketua Umum IPSI Surabaya, Bambang Harjo dalam acara Silahturhami Keluarga Besar IPSI Surabaya. "Silat bukan hanya ilmu beladiri, tapi juga mengajarkan cinta tanah air dan agama," katanya.
Dari segi prestasi, para pesiliat Surabaya selalu memberikan yang terbaik bagi Surabaya, seperti selalu meraih juara umum di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) dan menjadi salah satu Cabang Olahraga (Cabor) lumbung emas. Kemudian IPSI Surabaya juga tidak pernah absen mengirim atletnya untuk bergabung dengan Kontingen Jatim saat berlaga Pekan Olahraga Nasional (PON).
Lebih lanjut pria yang juga pengusaha transportasi laut itu melihat, banyak filosofi silat yang perlu diajarkan kepada para siswa, seperti dari segi religius budaya maupun moral. "Ingat silat bukan olahraga kampungan, tapi seni beladiri asli bangsa Indonesia yang harus dilestarikan," kata Bambang.
Sedangkan Wakil Ketua Umum IV IPSI Surabaya, Djunaidi yang melihat Pemkot Surabaya masih belum peduli terhadap silat. Bukan tidak mungkin dalam 10 tahun kedepan Surabaya akan kalah dengan Jember maupun Banyuwangi yang sudah memasukkan silat ke kurikulum sekolah.
"Saat ini Surabaya yang terbaik, tapi ingat jika kita tidak hati-hati bisa jadi akan kalah dengan Jember dan Banyuwangi. Di dua daerah tersebut semua pelajar wajib belajar silat," katanya.
Ketua Biro Promosi dan Pemasaran IPSI Surabaya, Arief Sosiawan, mengatakan, banyak anggota IPSI menjadi anggota DPRD Surabaya yang bisa mendorong upaya memasukkan pencak silat dalam kurikulum sekolah.
"Kami berharap kalau ada pengurus IPSI yang berhasil menjadi anggota DPR harus bisa memperjuangkan silat menjadi olahraga berprestasi. Khusus untuk mereka yang duduk menjadi anggota DPRD Surabaya harus berupaya agar silat masuk kurikulum sekolah," katanya.
(aww)