Wasit Tanah Air diharapkan lebih berani
A
A
A
Sindonews.com - Komite Wasit PSSI berharap wasit-wasit yang memimpin laga-laga di kompetisi Tanah Air lebih berani dalam mengambil keputusan. Sejauh ini, Komite Wasit mencatat masih ada kesalahan-kesalahan teknis yang dilakukan para pengadil.
Peran Komite Wasit tentu juga sangat sentral, untuk menjaga kredibilitas para pengadil di lapangan hijau. Pengawasan agar kinerja wasit terus terjaga, menjadi tugas utama dari Komite Wasit. Maka dari itu, peran Komite Wasit pun tidak kalah pentingnya untuk menjaga kualitas kompetisi sendiri.
Harapan agar wasit-wasit di Tanah Air bisa menjalankan tugasnya dengan baik, disampaikan anggota Komite Wasit PSSI, Jimmy Napitupulu. Mantan wasit berlisensi FIFA tersebut, meminta para wasit di Indonesia untuk tampil lebih berani dalam mempimpin sebuah pertandingan.
"Kami ingin dapatkan wasit-wasit yang konsisten dalam mengambil keputusan. Ambil keputusan lebih berani. Tidak perlu takut," ungkap pria kelahiran Pekanbaru, Riau, 47 tahun silam tersebut.
Jimmy pun menyatakan jika sejauh ini masih ada kesalahan teknis para wasit Indonesia dalam mengambil keputusan. Bagi Komite Wasit, kesalahan-kesalahan elementer seperti itu yang akan diperbaiki ke depannya.
"Sejauh ini hanya masalah teknis. Kelalaian menempatkan posisi. Karena wasit terkadang ada diposisi zona buta. Ketika ada satu pelanggaran, mereka tidak mendapatkan sudut pandang yang baik dalam mengambil keputusan. Masalahnya masih disitu," papar Jimmy.
Selain itu, Jimmy pun menyampaikan saat ini Indonesia memiliki total delapan wasit dan asisten wasit berlisensi FIFA. Untuk wasit ada Thoriq M Alkatiri, Oki Dwi Putra, Agus Fauzan Arifin, dan Handri Kristanto. Sementara asisten wasit seperti Bambang Samsudar, Benny Anriko, Noor Hadi, dan Jhonny.
Agar jumlah tersebut bisa semakin bertambah, Komite Wasit pun melakukan beberapa program demi meningkatkan kualitas wasit-wasit. Tidak hanya wasit-wasit yang berlabel nasional, para pengadil di berbagai daerah pun tidak luput dari program yang disiapkan Komite Wasit.
"Program kami diawali pada akhir tahun 2013, yaitu program instruktur. Dimana kami libatkan instruktur dari FIFA. Kami panggil 30 instruktur dari Aceh sampai Papua. Kami pun terus lakukan berbagai penyegaran kepada wasit. Tujuannnya beri pemahamaan adanya peraturan terbaru dari FIFA," tutup Jimmy.
Peran Komite Wasit tentu juga sangat sentral, untuk menjaga kredibilitas para pengadil di lapangan hijau. Pengawasan agar kinerja wasit terus terjaga, menjadi tugas utama dari Komite Wasit. Maka dari itu, peran Komite Wasit pun tidak kalah pentingnya untuk menjaga kualitas kompetisi sendiri.
Harapan agar wasit-wasit di Tanah Air bisa menjalankan tugasnya dengan baik, disampaikan anggota Komite Wasit PSSI, Jimmy Napitupulu. Mantan wasit berlisensi FIFA tersebut, meminta para wasit di Indonesia untuk tampil lebih berani dalam mempimpin sebuah pertandingan.
"Kami ingin dapatkan wasit-wasit yang konsisten dalam mengambil keputusan. Ambil keputusan lebih berani. Tidak perlu takut," ungkap pria kelahiran Pekanbaru, Riau, 47 tahun silam tersebut.
Jimmy pun menyatakan jika sejauh ini masih ada kesalahan teknis para wasit Indonesia dalam mengambil keputusan. Bagi Komite Wasit, kesalahan-kesalahan elementer seperti itu yang akan diperbaiki ke depannya.
"Sejauh ini hanya masalah teknis. Kelalaian menempatkan posisi. Karena wasit terkadang ada diposisi zona buta. Ketika ada satu pelanggaran, mereka tidak mendapatkan sudut pandang yang baik dalam mengambil keputusan. Masalahnya masih disitu," papar Jimmy.
Selain itu, Jimmy pun menyampaikan saat ini Indonesia memiliki total delapan wasit dan asisten wasit berlisensi FIFA. Untuk wasit ada Thoriq M Alkatiri, Oki Dwi Putra, Agus Fauzan Arifin, dan Handri Kristanto. Sementara asisten wasit seperti Bambang Samsudar, Benny Anriko, Noor Hadi, dan Jhonny.
Agar jumlah tersebut bisa semakin bertambah, Komite Wasit pun melakukan beberapa program demi meningkatkan kualitas wasit-wasit. Tidak hanya wasit-wasit yang berlabel nasional, para pengadil di berbagai daerah pun tidak luput dari program yang disiapkan Komite Wasit.
"Program kami diawali pada akhir tahun 2013, yaitu program instruktur. Dimana kami libatkan instruktur dari FIFA. Kami panggil 30 instruktur dari Aceh sampai Papua. Kami pun terus lakukan berbagai penyegaran kepada wasit. Tujuannnya beri pemahamaan adanya peraturan terbaru dari FIFA," tutup Jimmy.
(nug)