Hadapi Persipur, Persis rotasi pemain
A
A
A
Sindonews.com – Persis Solo berbenah. Menghadapi pertandingan lanjutan Divisi Utama 2014 kontra Persipur Purwodadi di Stadion Krida Bakti, Selasa (22/4), Laskar Sambernyawa akan merotasi pemain. Perubahan skema dilakukan karena formasi pemain saat menjamu PPSM Sakti Magelang dalam pembukaan kompetisi di Stadion Manahan Solo berjalan tidak sesui dengan harapan juru taktik.
Dalam pertandingan tersebut Persis berhasil ditahan imbang oleh anak asuh dari M Hasan 2 : 2. Padahal sejak awal Persis bertekad mengamankan tiga poin di kandang. Menghadapi pertandingan berikutnya Persis tidak ingin tampil seperti di kandang.
Pelatih Persis Widyantoro mengatakan, saat pertandingan menjamu PPSM anak asuhnya tampil melenceng dari skema bermain seperti selama ini sudah sering diterapkan. Perfoma yang ditunjukkan anak asuhnya justru sering melakukan long pass.
“Pemain tengah nanti akan saya ganti. Mereka sering melakukan long pass, padahal selama ini saya ingin menerapkan bermain dengan satu dua kali sentuhan, dan umpan-umpan pendek,” kata Widyantoro, kemarin.
Wiwid, begitu Widyantoro akrab disapa mengaku belum bisa membeberkan siapa pemain yang akan dirotasi. Dia tidak mau memutuskan lebih awal, karena juga harus melihat persiapan para pemain tengah yang lainnya. “Ya tidak bisa sekarang, tapi akan ada perubahan pemain,” jelasnya.
Persis tetap mewaspadai Persipur. Dalam pertandingan resmi dijamu Persiku Kudus pada Jumat (18/4), Laskar Petir, julukan Persipur Purwodadi berhasil menahan imbang tuan rumah 0 – 0.
Menurut Widyantoro, Persipur tim yang bagus.
Buktinya mereka bisa mencuri angka saat bermain di Stadion Wergu Kudus. Kendati bakal menghadapi tim yang bagus, anak asuhnya tidak boleh minder dan berpikir negatif. “Kita harus tetap optimistis dapat mencuri tiga angka. Para pemain pada pertandingan sebelumnya terlalu over confiden sehingga menganggap remeh lawan,” papar dia.
Di sisi lain, mantan pemain BPD Jateng di era Galatama dan PSIS Semarang ini berharap agar dalam laga selanjutnya dipimpin oleh wasit yang adil. Sang pengadil di lapangan hijau juga harus fair play, tidak seperti saat pertandingan menjamu PPSM Sakti Magelang. Ketika timnya mendapat hand ball tidak justru tidak diberi.
“Bukannya malah kesenggol sedikit saja dikatakan melakukan pelanggaran. Saya yakin, sebenarnya teman-teman Pasoepati (suporter Persis Solo) bisa menerima apapun hasilnya yang diterima oleh tim yang didukung jika pengadil lapangan ini fair play,” sebut dia.
Lebih jauh dikatakan, adanya kerusuhan di suporter itu harus ditelusuri sumbernya. Sebab ini juga terkait dengan kepemimpinan wasit.
Dalam pertandingan tersebut Persis berhasil ditahan imbang oleh anak asuh dari M Hasan 2 : 2. Padahal sejak awal Persis bertekad mengamankan tiga poin di kandang. Menghadapi pertandingan berikutnya Persis tidak ingin tampil seperti di kandang.
Pelatih Persis Widyantoro mengatakan, saat pertandingan menjamu PPSM anak asuhnya tampil melenceng dari skema bermain seperti selama ini sudah sering diterapkan. Perfoma yang ditunjukkan anak asuhnya justru sering melakukan long pass.
“Pemain tengah nanti akan saya ganti. Mereka sering melakukan long pass, padahal selama ini saya ingin menerapkan bermain dengan satu dua kali sentuhan, dan umpan-umpan pendek,” kata Widyantoro, kemarin.
Wiwid, begitu Widyantoro akrab disapa mengaku belum bisa membeberkan siapa pemain yang akan dirotasi. Dia tidak mau memutuskan lebih awal, karena juga harus melihat persiapan para pemain tengah yang lainnya. “Ya tidak bisa sekarang, tapi akan ada perubahan pemain,” jelasnya.
Persis tetap mewaspadai Persipur. Dalam pertandingan resmi dijamu Persiku Kudus pada Jumat (18/4), Laskar Petir, julukan Persipur Purwodadi berhasil menahan imbang tuan rumah 0 – 0.
Menurut Widyantoro, Persipur tim yang bagus.
Buktinya mereka bisa mencuri angka saat bermain di Stadion Wergu Kudus. Kendati bakal menghadapi tim yang bagus, anak asuhnya tidak boleh minder dan berpikir negatif. “Kita harus tetap optimistis dapat mencuri tiga angka. Para pemain pada pertandingan sebelumnya terlalu over confiden sehingga menganggap remeh lawan,” papar dia.
Di sisi lain, mantan pemain BPD Jateng di era Galatama dan PSIS Semarang ini berharap agar dalam laga selanjutnya dipimpin oleh wasit yang adil. Sang pengadil di lapangan hijau juga harus fair play, tidak seperti saat pertandingan menjamu PPSM Sakti Magelang. Ketika timnya mendapat hand ball tidak justru tidak diberi.
“Bukannya malah kesenggol sedikit saja dikatakan melakukan pelanggaran. Saya yakin, sebenarnya teman-teman Pasoepati (suporter Persis Solo) bisa menerima apapun hasilnya yang diterima oleh tim yang didukung jika pengadil lapangan ini fair play,” sebut dia.
Lebih jauh dikatakan, adanya kerusuhan di suporter itu harus ditelusuri sumbernya. Sebab ini juga terkait dengan kepemimpinan wasit.
(wbs)