Efek positif rotasi
A
A
A
Sindonews.com – Performa PSIS semakin menunjukkan peningkatan. Sempat meragukan di pertandingan perdana Divisi Utama 2014 karena para pemain masih demam panggung, kini Mahesa Jenar bermain trengginas.
Menduduki peringkat 1 dengan mengoleksi 12 poin, semakin mengukuhkan bahwa PSIS tidak bisa diremehkan oleh tim Divisi Utama pada putaran pertama di Grup 4.
Dari empat pertandingan yang telah dilalui, seluruhnya dimenangkan PSIS. Pertama, kala menghadapi Persipur Purwodadi dan PSIR Rembang di kandang, kemudian dua pertandingan away menghadapi Persip Pekalongan dan PPSM Sakti Magelang. Perlu diketahui, permainan positif Ronald Fagundez dkk tidak bisa dilepaskan dari cawe-cawe manajemen terkait dengan
komposisi pemain.
Sejak awal pengurus memang tidak sependapat dengan formasi pemain yang diturunkan tim pelatih. Seperti selalu memasang Vidi Hasiholan (tengah) dan Harry Nur Yulianto (depan) menjadi starting eleven pertandingan-pertandingan awal. Kemudian, keputusan membangkucadangkan bek kanan Welly Siagian dan gelandang bertahan Edianto.
Sementara, M Yunus, bekas pemain tengah Persitema Temanggung lebih dipasang sebagai gelandang bertahan. Manajemen akhirnya memberi masukan supaya Yunus dipasang ke depan.
Kemudian Welly Siagian dan Edianto menjadi pemain yang diberi kesempatan bermain sejak awal.
Tak ayal, baik Welly dan Edianto saat ini selalu menjadi pilihan utama tim. Kemudian, M Yunus ditempatkan sebagai striker lubang. Ketiganya sudah dimainkan dua kali, baik saat menghadapi Persip dan PPSM Sakti Magelang.
Direktur Teknik PSIS Semarang Setyo Agung Nugroho menuturkan, Welly selama ini menjadi pemain pengganti dan Edianto belum pernah dimainkan dalam laga resmi. Tapi manajemen melihat tim membutuhkan tenaganya untuk menghidupkan serangan maupun bertahan, sehingga perlu dimainkan. “Nyatanya di bek kiri dan tengah sekarang juga kuat, baik saat bertahan maupun membantu serangan,” katanya.
Menurut dia, M Yunus memang dipasang menjadi pelapis Julio Alcorse, karena pemain tersebut memiliki kecepatan dan cenderung ideal sebagai penyerang. Sebab, selama ini dia sering naik namun ketika turun payah.
Posisinya menggeser striker murni Harry Nur Yulianto di menit-menit pertama. “Kami sudah punya gambaran kerangka tim inti, baik saat bermain di kandang maupun tandang. Untuk formasi pemain, tentu disesuaikan dengan lawan yang akan dihadapi, ada strategi masing-masing,” jelasnya.
PSIS di laga perdana sempat menggunakan formasi 4 – 4 – 2, selanjutnya 4-3-3 dan terakhir 4-2- 3- 1.
M Yunus mengaku posisi idealnya selama ini adalah gelandang bertahan atau gelandang serang.
“Saya nyaman di gelandang serang atau bertahan. Jika ditempatkan sebagai second striker, saya akan tampil semaksimal mungkin karena memang kebutuhan tim,” kata pemain asal Temanggung ini.
Yunus sudah memberi kontribusi bagi tim 2 gol.
Menduduki peringkat 1 dengan mengoleksi 12 poin, semakin mengukuhkan bahwa PSIS tidak bisa diremehkan oleh tim Divisi Utama pada putaran pertama di Grup 4.
Dari empat pertandingan yang telah dilalui, seluruhnya dimenangkan PSIS. Pertama, kala menghadapi Persipur Purwodadi dan PSIR Rembang di kandang, kemudian dua pertandingan away menghadapi Persip Pekalongan dan PPSM Sakti Magelang. Perlu diketahui, permainan positif Ronald Fagundez dkk tidak bisa dilepaskan dari cawe-cawe manajemen terkait dengan
komposisi pemain.
Sejak awal pengurus memang tidak sependapat dengan formasi pemain yang diturunkan tim pelatih. Seperti selalu memasang Vidi Hasiholan (tengah) dan Harry Nur Yulianto (depan) menjadi starting eleven pertandingan-pertandingan awal. Kemudian, keputusan membangkucadangkan bek kanan Welly Siagian dan gelandang bertahan Edianto.
Sementara, M Yunus, bekas pemain tengah Persitema Temanggung lebih dipasang sebagai gelandang bertahan. Manajemen akhirnya memberi masukan supaya Yunus dipasang ke depan.
Kemudian Welly Siagian dan Edianto menjadi pemain yang diberi kesempatan bermain sejak awal.
Tak ayal, baik Welly dan Edianto saat ini selalu menjadi pilihan utama tim. Kemudian, M Yunus ditempatkan sebagai striker lubang. Ketiganya sudah dimainkan dua kali, baik saat menghadapi Persip dan PPSM Sakti Magelang.
Direktur Teknik PSIS Semarang Setyo Agung Nugroho menuturkan, Welly selama ini menjadi pemain pengganti dan Edianto belum pernah dimainkan dalam laga resmi. Tapi manajemen melihat tim membutuhkan tenaganya untuk menghidupkan serangan maupun bertahan, sehingga perlu dimainkan. “Nyatanya di bek kiri dan tengah sekarang juga kuat, baik saat bertahan maupun membantu serangan,” katanya.
Menurut dia, M Yunus memang dipasang menjadi pelapis Julio Alcorse, karena pemain tersebut memiliki kecepatan dan cenderung ideal sebagai penyerang. Sebab, selama ini dia sering naik namun ketika turun payah.
Posisinya menggeser striker murni Harry Nur Yulianto di menit-menit pertama. “Kami sudah punya gambaran kerangka tim inti, baik saat bermain di kandang maupun tandang. Untuk formasi pemain, tentu disesuaikan dengan lawan yang akan dihadapi, ada strategi masing-masing,” jelasnya.
PSIS di laga perdana sempat menggunakan formasi 4 – 4 – 2, selanjutnya 4-3-3 dan terakhir 4-2- 3- 1.
M Yunus mengaku posisi idealnya selama ini adalah gelandang bertahan atau gelandang serang.
“Saya nyaman di gelandang serang atau bertahan. Jika ditempatkan sebagai second striker, saya akan tampil semaksimal mungkin karena memang kebutuhan tim,” kata pemain asal Temanggung ini.
Yunus sudah memberi kontribusi bagi tim 2 gol.
(wbs)