Kontribusi minim, buat apa ada Agu Casmir?
A
A
A
Sindonews.com - Tuntas sudah perjalanan Persebaya pada putaran pertama Indonesia Super League (ISL) musim 2014. Evaluasi total bakal dilakukan. Termasuk, rencana pencoretan pemain minim konstribusi. Salah satunya, Agu Casmir.
Ya, keberadaan Agu Casmir di Persebaya memang pantas dipertanyakan. Sebagai pemain impor yang dibayar mahal, pemain berkebangsaan Singapura kelahiran Nigeria itu bisa dibilang sama sekali tidak memberikan kontribusi kepada tim berjuluk Bajol Ijo.
Bayangkan saja, dari total sepuluh laga putaran pertama, Agu Casmir hanya tampil di dua laga. Itupun tidak penuh 180 menit. Hanya sekali tercatat sebagai starter ketika Persebaya menjamu Persiram Raja Ampat dan turun sebagai pemain pengganti ketika menghadapi Persiba Bantul.
Total, Agu Casmir hanya merumput selama 108 menit. Rinciannya, 90 menit lawan Persiram dan 18 menit menghadapi Persiba ketika turun menggantikan M Ilham pada menit 72. Ironisnya, ketika ada Agu Casmir, Persebaya justru hanya bermain imbang melawan Persiram, 1-1. Laga itu tercatat, sebagai satu-satu partai kandang yang gagal dimenangkan Persebaya.
Jika dibandingkan dengan Emmanuel Pacho Kenmogne jelas seperti langit dan bumi. Sama-sama pemain asing dan berposisi striker, Pacho bisa dibilang tulang punggung Persebaya. Bahkan, tercatat sebagai top skor sementara putaran pertama dengan membukukan 8 gol.
Meski nilai kontrak Agu Casmir sekitar Rp 600 juta per musim lebih murah dari Pacho sekitar
Rp 1,5 Miliar, namun dilihat dari efektivitas tetap lebih murah Pacho. Sebab, total Pacho sudah bermain
720 menit di putaran pertama dari delapan pertandingan.
Artinya, setiap menit main pada putaran pertama harga Pacho setara sekitar Rp 1 juta. Sebaliknya, Agu Casmir cuma bermain 108 menit. Jika setengah musim berharga Rp 300 juta, maka tiap satu menit dibayar Rp 2,7 juta. Maka, Agu Casmir menjadi pemain "termahal" di Persebaya.
Menilik kalkulasi keuangan maupun asas manfaat di lapangan, tidak ada alasa bagi Persebaya tetap
mempertahankan Agu Casmir. Apalagi pada putaran kedua nanti, kecil kemungkinan bisa bermain mengingat regulasi PT Liga Indonesia hanya memperbolehkan tiga pemain asing dalam satu pertandingan.
''Kita akan evaluasi semua, satu per satu pemain untuk menghadapi putaran kedua. Termasuk juga pemain asing, kemungkinan akan ada pencoretan pasti ada. Nanti kita bicarakan bersama dengan tim pelatih dan manajemen,''ucap CEO, Gede Widiade.
Sebenarnya, nama Agu Casmir sempat akan didepak pada pertengahan putaran pertama bersama dengan pemain asing lainnya, Patrice Nzekou. Namun, masih diselamatkan Pelatih Rahmad Darmawan, yang ngotot tetap mempertahankan. Meski akhirnya mengambil pemain asing lagi di posisi gelandang Julio Caesar Parera.
Ditambahkan Gede, evaluasi bukan hanya pada pemain asing, namun juga pemain lokal.''Pemain lokal juga akan kita evaluasi. Termasuk apakah menambah pemain baru atau tidak,''ujarnya.
Sementara Pelatih Rahmad Darmawan memastikan akan memberikan laporan kepada manajemen terkait hasil pada putaran pertama, "Evaluasi setiap pertandingan juga kita lakukan. Nanti pasti ada evaluasi keseluruhan putaran pertama, " tandasnya.
Ya, keberadaan Agu Casmir di Persebaya memang pantas dipertanyakan. Sebagai pemain impor yang dibayar mahal, pemain berkebangsaan Singapura kelahiran Nigeria itu bisa dibilang sama sekali tidak memberikan kontribusi kepada tim berjuluk Bajol Ijo.
Bayangkan saja, dari total sepuluh laga putaran pertama, Agu Casmir hanya tampil di dua laga. Itupun tidak penuh 180 menit. Hanya sekali tercatat sebagai starter ketika Persebaya menjamu Persiram Raja Ampat dan turun sebagai pemain pengganti ketika menghadapi Persiba Bantul.
Total, Agu Casmir hanya merumput selama 108 menit. Rinciannya, 90 menit lawan Persiram dan 18 menit menghadapi Persiba ketika turun menggantikan M Ilham pada menit 72. Ironisnya, ketika ada Agu Casmir, Persebaya justru hanya bermain imbang melawan Persiram, 1-1. Laga itu tercatat, sebagai satu-satu partai kandang yang gagal dimenangkan Persebaya.
Jika dibandingkan dengan Emmanuel Pacho Kenmogne jelas seperti langit dan bumi. Sama-sama pemain asing dan berposisi striker, Pacho bisa dibilang tulang punggung Persebaya. Bahkan, tercatat sebagai top skor sementara putaran pertama dengan membukukan 8 gol.
Meski nilai kontrak Agu Casmir sekitar Rp 600 juta per musim lebih murah dari Pacho sekitar
Rp 1,5 Miliar, namun dilihat dari efektivitas tetap lebih murah Pacho. Sebab, total Pacho sudah bermain
720 menit di putaran pertama dari delapan pertandingan.
Artinya, setiap menit main pada putaran pertama harga Pacho setara sekitar Rp 1 juta. Sebaliknya, Agu Casmir cuma bermain 108 menit. Jika setengah musim berharga Rp 300 juta, maka tiap satu menit dibayar Rp 2,7 juta. Maka, Agu Casmir menjadi pemain "termahal" di Persebaya.
Menilik kalkulasi keuangan maupun asas manfaat di lapangan, tidak ada alasa bagi Persebaya tetap
mempertahankan Agu Casmir. Apalagi pada putaran kedua nanti, kecil kemungkinan bisa bermain mengingat regulasi PT Liga Indonesia hanya memperbolehkan tiga pemain asing dalam satu pertandingan.
''Kita akan evaluasi semua, satu per satu pemain untuk menghadapi putaran kedua. Termasuk juga pemain asing, kemungkinan akan ada pencoretan pasti ada. Nanti kita bicarakan bersama dengan tim pelatih dan manajemen,''ucap CEO, Gede Widiade.
Sebenarnya, nama Agu Casmir sempat akan didepak pada pertengahan putaran pertama bersama dengan pemain asing lainnya, Patrice Nzekou. Namun, masih diselamatkan Pelatih Rahmad Darmawan, yang ngotot tetap mempertahankan. Meski akhirnya mengambil pemain asing lagi di posisi gelandang Julio Caesar Parera.
Ditambahkan Gede, evaluasi bukan hanya pada pemain asing, namun juga pemain lokal.''Pemain lokal juga akan kita evaluasi. Termasuk apakah menambah pemain baru atau tidak,''ujarnya.
Sementara Pelatih Rahmad Darmawan memastikan akan memberikan laporan kepada manajemen terkait hasil pada putaran pertama, "Evaluasi setiap pertandingan juga kita lakukan. Nanti pasti ada evaluasi keseluruhan putaran pertama, " tandasnya.
(aww)