Laporkan pelecehan seksual atlet Uganda ditahan
A
A
A
Sindonews.com - Maksud hati ingin mendapatkan keadilan, namun malah ditahan pihak berwajib. Kisah tragis ini dialami seorang atlet putri Uganda yang melaporkan pelecehan seksual atas dirinya oleh sang pelatih.
Atlet putri yang tidak disebutkan namanya malah harus mendekam di balik jeruji setelah dituduh telah meracuni dua rekan setimnya. Sebelumnya, sang atlet dan beberapa rekannya lari dari kamp latihan karena menilai otoritas berwenang tidak menggubris laporannya soal tindakan pelatih, Peter Wemali terhadap dirinya. Aksi atlet berusia 17 tahun itu sebagai bentuk protes.
Tapi mereka tidak lama meninggalkan kamp latihan. Beberapa saat kemudian si atlet dan beberapa rekannya kembali ke tempat latihan. Nah, pada saat itu Wemali meminta semua atlet berkumpul.
Saat berkumpul itulah, tiba-tiba dua orang atlet mengeluh sakit perut. Wemali selanjutnya melakukan pemeriksaan dan alangkah mengejutkan di tas ransel milik si atlet yang melaporkan dirinya itu ditemukan racun tikus.
"Sebelumnya saya sudah memperingatkan agar tidak kembali ke kamp. Tapi ia tetap mendengarkan sampai akhirnya terjadi peristiwa tersebut,"ujar salah seorang rekan atlet nahas itu yang enggan disebutkan namanya ke Uganda Daily Monitor, Selasa (6/5).
Wemali akhirnya balik menuduh si atlet telah meracuni rekan setimnya dan melaporkan ke pihak polisi. Selanjutnya polisi melakukan penangkapan di Kapchowa.
Tunde Musawo, pejabat olahraga di Kapchorwa mengaku terpukul dengan peristiwa ini. Beruntung si atlet bisa dikeluarkan dari sel tahanan dan dibebaskan kembali.
"Ia keluar sel sambil menangis. Masalah ini sedang diselidiki dan saya tidak ingin berkomentar banyak. Ia telah kembali ke rumahnya, tapi kami berharap masalah ini terus diselidiki,"ungkap Musawo.
Sementara itu, kedua atlet yang dilaporkan telah diracun telah kelau dari rumah sakit.
Atlet putri yang tidak disebutkan namanya malah harus mendekam di balik jeruji setelah dituduh telah meracuni dua rekan setimnya. Sebelumnya, sang atlet dan beberapa rekannya lari dari kamp latihan karena menilai otoritas berwenang tidak menggubris laporannya soal tindakan pelatih, Peter Wemali terhadap dirinya. Aksi atlet berusia 17 tahun itu sebagai bentuk protes.
Tapi mereka tidak lama meninggalkan kamp latihan. Beberapa saat kemudian si atlet dan beberapa rekannya kembali ke tempat latihan. Nah, pada saat itu Wemali meminta semua atlet berkumpul.
Saat berkumpul itulah, tiba-tiba dua orang atlet mengeluh sakit perut. Wemali selanjutnya melakukan pemeriksaan dan alangkah mengejutkan di tas ransel milik si atlet yang melaporkan dirinya itu ditemukan racun tikus.
"Sebelumnya saya sudah memperingatkan agar tidak kembali ke kamp. Tapi ia tetap mendengarkan sampai akhirnya terjadi peristiwa tersebut,"ujar salah seorang rekan atlet nahas itu yang enggan disebutkan namanya ke Uganda Daily Monitor, Selasa (6/5).
Wemali akhirnya balik menuduh si atlet telah meracuni rekan setimnya dan melaporkan ke pihak polisi. Selanjutnya polisi melakukan penangkapan di Kapchowa.
Tunde Musawo, pejabat olahraga di Kapchorwa mengaku terpukul dengan peristiwa ini. Beruntung si atlet bisa dikeluarkan dari sel tahanan dan dibebaskan kembali.
"Ia keluar sel sambil menangis. Masalah ini sedang diselidiki dan saya tidak ingin berkomentar banyak. Ia telah kembali ke rumahnya, tapi kami berharap masalah ini terus diselidiki,"ungkap Musawo.
Sementara itu, kedua atlet yang dilaporkan telah diracun telah kelau dari rumah sakit.
(bbk)