Tradisi Minus Paruh Musim
A
A
A
Sindonews.com - Teka-teki apa yang akan dilakukan skuad Persib Bandung untuk mempersiapkan tim di putaran dua belum terjawab. Lalu lintas Maung Bandung di pasar pemain pun terkesan abu-abu. Merekrut, melepas atau mempertahankan skuad yang ada masih mengambang.
Perlukah Pangeran Biru memperkuat pasukannya? Berkaca pada musim-musim sebelumnya, memugar pemain di paruh kompetisi hanya menjadi petaka bagi tim. Bongkar pasang tidak lantas membuat tim semakin kuat, malah justru sebaliknya.
Masih ingat insiden tercoretnya bek tangguh asal Kamerun, Nyeck Nyobe? Boleh dikatakan skuad yang dimiliki Persib pada musim 2007/2008 itu adalah yang terbaik. Hingga putaran pertama berakhir, Maung Bandung sukses bertengger di posisi teratas wilayah barat dan menyandang gelar juara paruh musim.
Namun demikian pelatih ketika itu Arcan Iurie mengubah sedikit komposisi pemain dengan meminjam Nyeck Nyobe ke Persela dan merekrut playmaker asal Rumania, Leo Chitescu. Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi absennya Eka Ramdani yang kerap dipanggil timnas.
Hilangnya Nyeck berimbas pada stabilitas tim. PErsib tampil melempem di paruh kedua. Striker utama Christian Bekamenga mulai tampil ogah-ogahan setelah teman senegaranya didepak tim. Dengan kondisi tidak menentu, sang juara paruh musim harus melorot di peringkat lima dan gagal melau ke babak 8 besar.
Kasus tersebut ternyata tidak menjadi pelajaran bagi Persib di musim-musim berikutnya. Di musim 2009/2010 Persib mendatangkan gelandang asal Jepang, Satoshi Otomo. Kedatangannya diproyeksi dapat menggantikan peran Suchao Nutnum, pemain nasinal Thailand yang harus kembali ke negaranya.
15 kali berseragam biru, pemain keturunan Filipina ini tampil jauh dari harapan. Duetnya bersama Eka Ramdani pun tidak cemerlang hingga namanya hilang dari daftar pemain yang dipertahankan.
Dua sampai empat pemain masuk dalam perombakan tim di jeda paru pertama setiap musimnya. Namun kembali para pemain tidak memberikan pengaruh besar terhadap penampilan Persib.
Musim 2011/2012 adalah masa tersulit mencari ujung tombak. Zdravko Dragicevic pertama kali didaratkan dari negara asalnya, Serbia. Namun belum sempat mencicipi panasnya Liga Indonesia, Zdravko langsung terdepak dari tim. Posisinya lantas digantikan striker jangkung asal Kamerun, Moses Sakyie, yang juga tersingkir di paruh pertama.
Demi mengisi dua slot yang kosong, Daniel Roekito yang menggantikan pelatih sebelumnya Drago Mamic menggaet dua bomber asal Malang. Marcio Souza dari Arema ISL dan Nor Alam Shah dari Arema IPL.
Ditopang The Professor Miljan Radovic sebenarnya kedua pemain ini lebih baik dari pendahulunya. Namun untuk tim sekelas Persib, 11 gol yang diciptakan duet tersebut terbilang kurang. Apalagi Marcio dan Along (sapaan Nor) terkenal dengan sikapnya yang tempramental.
Menanggapi rekor buruk Persib dalam pembelian pemain disadari Sang Arsitek Djadjang Nurjaman. Pelatih yang tengah menjalani musim kedua bersama Hariono cs ini mengaku lebih hati-hati.
Pasalnya Djanur, begitu Djadjang disapa, masuk dalam daftar gagal saat melakukan kesepakatan dengan Sriwijaya FC. Herman Dzumafo Epandi ditukar dengan Hilton Moreira di pertengah musim lalu.
“Ya memang musim kemarin tidak begitu efektif menukar Dzumafo dengan Hilton. Sulit juga memang menentukan pemain di pertengahan musim,” kata dia
Perlukah Pangeran Biru memperkuat pasukannya? Berkaca pada musim-musim sebelumnya, memugar pemain di paruh kompetisi hanya menjadi petaka bagi tim. Bongkar pasang tidak lantas membuat tim semakin kuat, malah justru sebaliknya.
Masih ingat insiden tercoretnya bek tangguh asal Kamerun, Nyeck Nyobe? Boleh dikatakan skuad yang dimiliki Persib pada musim 2007/2008 itu adalah yang terbaik. Hingga putaran pertama berakhir, Maung Bandung sukses bertengger di posisi teratas wilayah barat dan menyandang gelar juara paruh musim.
Namun demikian pelatih ketika itu Arcan Iurie mengubah sedikit komposisi pemain dengan meminjam Nyeck Nyobe ke Persela dan merekrut playmaker asal Rumania, Leo Chitescu. Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi absennya Eka Ramdani yang kerap dipanggil timnas.
Hilangnya Nyeck berimbas pada stabilitas tim. PErsib tampil melempem di paruh kedua. Striker utama Christian Bekamenga mulai tampil ogah-ogahan setelah teman senegaranya didepak tim. Dengan kondisi tidak menentu, sang juara paruh musim harus melorot di peringkat lima dan gagal melau ke babak 8 besar.
Kasus tersebut ternyata tidak menjadi pelajaran bagi Persib di musim-musim berikutnya. Di musim 2009/2010 Persib mendatangkan gelandang asal Jepang, Satoshi Otomo. Kedatangannya diproyeksi dapat menggantikan peran Suchao Nutnum, pemain nasinal Thailand yang harus kembali ke negaranya.
15 kali berseragam biru, pemain keturunan Filipina ini tampil jauh dari harapan. Duetnya bersama Eka Ramdani pun tidak cemerlang hingga namanya hilang dari daftar pemain yang dipertahankan.
Dua sampai empat pemain masuk dalam perombakan tim di jeda paru pertama setiap musimnya. Namun kembali para pemain tidak memberikan pengaruh besar terhadap penampilan Persib.
Musim 2011/2012 adalah masa tersulit mencari ujung tombak. Zdravko Dragicevic pertama kali didaratkan dari negara asalnya, Serbia. Namun belum sempat mencicipi panasnya Liga Indonesia, Zdravko langsung terdepak dari tim. Posisinya lantas digantikan striker jangkung asal Kamerun, Moses Sakyie, yang juga tersingkir di paruh pertama.
Demi mengisi dua slot yang kosong, Daniel Roekito yang menggantikan pelatih sebelumnya Drago Mamic menggaet dua bomber asal Malang. Marcio Souza dari Arema ISL dan Nor Alam Shah dari Arema IPL.
Ditopang The Professor Miljan Radovic sebenarnya kedua pemain ini lebih baik dari pendahulunya. Namun untuk tim sekelas Persib, 11 gol yang diciptakan duet tersebut terbilang kurang. Apalagi Marcio dan Along (sapaan Nor) terkenal dengan sikapnya yang tempramental.
Menanggapi rekor buruk Persib dalam pembelian pemain disadari Sang Arsitek Djadjang Nurjaman. Pelatih yang tengah menjalani musim kedua bersama Hariono cs ini mengaku lebih hati-hati.
Pasalnya Djanur, begitu Djadjang disapa, masuk dalam daftar gagal saat melakukan kesepakatan dengan Sriwijaya FC. Herman Dzumafo Epandi ditukar dengan Hilton Moreira di pertengah musim lalu.
“Ya memang musim kemarin tidak begitu efektif menukar Dzumafo dengan Hilton. Sulit juga memang menentukan pemain di pertengahan musim,” kata dia
(wbs)