Ini Penyebab Kegagalan Indonesia di Piala Thomas dan Uber

Selasa, 27 Mei 2014 - 18:43 WIB
Ini Penyebab Kegagalan...
Ini Penyebab Kegagalan Indonesia di Piala Thomas dan Uber
A A A
JAKARTA - Tim Thomas dan Uber Indonesia kembali harus mengubur impiannya untuk membawa pulang gelar juara pada gelaran Thomas Cup dan Uber Cup 2014 di India. Bahkan tim Thomas harus puas dengan pencapaiannya yang hanya mampu bertahan sampai di Semi Final, setelah dikandaskan oleh Tim Thomas Malaysia dengan skor 0-3.

Kegagalan Tommy Sugiarto dan kawan-kawan ke partai final menyusul kandasnya Tim Uber Indonesia yang satu hari sebelumnya, Adriyanti Firdasari cs kalah dari Tim Uber India dengan skor 0-3 di pertandingan perempat final.

Manajer Tim Thomas Indonesia, Christian Hadinata, mengatakan kegagalan Indonesia di nomor beregu disebabkan oleh kekuatan yang tidak merata. Selama ini, tim yang diandalkan adalah nomor ganda putra dan campuran. Ini menyebabkan beban yang berada di pundak pemain dari kedua nomor tersebut semakin berat.

"Kita harus punya kekuatan di sektor lain, kalau seperti ini terus, bebannya akan ketiban ke ganda putra dan campuran terus. Seharusnya dalam pertandingan beregu, beban itu bisa dibagi merata ke semua anggota tim,” tutur Christian usai mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (27/5/2014).

Pria berusia 64 tahun ini mengaku nomor lain harus memperbaiki diri, karena kelemahan di beregu. Keunggulan Indonesia ini sudah terlihat jelas, yakni di nomor ganda putra dan ganda campuran.

Bahkan Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh Mantan Pemain Bulu Tangkis Senior, Susi Susanti. Dirinya menilai nomor lain harus berlatih ekstra lebih keras demi bisa meraih gelar juara di gelaran selanjutnya.

" Kita akuilah, keunggulan Indonesia memang ada di nomor ganda. Tapi bukan berarti nomor lain tidak bisa. Saya tetap optimis, jika nomor tunggal, khususnya tunggal putri masih bisa menang. Yang pasti dengan didukung latihan keras dan optimisme yang kuat," jelasnya.

Disisi lain, Adriyanti Firdasari cs mengakui, jika saat ini tim dari masing-masing negara lawan tidak bisa dianggap remeh. Siapa yang paling siap, dialah yang akan menang. Tidak peduli peringkat atau rangking pencapaian para pemainnya.

" Kita sudah berusaha menyuguhkan pertandingan yang terbaik. Tapi ternyata tim lawan memang lebih kuat dan lebih siap. Oleh karena itu, nanti ke depannya kita akan berlatih lebih keras lagi dan melakukan persiapan fisik serta mental yang lebih matang," tuturnya.
(dka)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1732 seconds (0.1#10.140)