Diprotes, Jepang Bangun Stadion Mungil
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Jepang mulai berbenah guna menjadi tuan rumah yang baik di ajang Olimpiade 2020 mendatang. Salah satu sarana yang tengah dikerjakan adalah stadion yang akan dijadikan acara pembukaan dan penutupan. Namun, pembangunan Stadion Nasional Tokyo sempat mendapat kritikan pedas karena dinilai terlalu mahal dan memboroskan keuangan negara.
Zahad Hadid, sebuah perusahaan kontraktor yang membangun pusat olahraga air di Olimpiade London 2012 lalu telah memasukan proposal pembangunan dengan harga selangit. Proposal yang sudah dilayangkan pada Oktober lalu diproyeksi menghabiskan dana sebesar USD 3 Miliar atau Rp 35 Triliun.
Ternyata anggaran tersebut dinilai kemahalan dan akhirnya dilayangkanlah petisi. Seperti dikutip insidethegame, Sabtu (31/5), pembangunan stadion menggunakan jasa arsitek dalam negeri dengan memasukan nama arsitek terkenal Jepang, Fumihiko Maki dan Toyo Ito. Petisi ini telah mendapatkan sekitar 15.200 tanda tangan masyarakat Jepang.
Dari dua arsitek lokal ini akhirnya diperoleh anggaran yang dinilai masuk akal. Desain baru yang disodorkan bisa menghemat anggaran sampai 20 persen dari proposal awal. Untuk luas stadion hanya menempati area 211.000 meter persegi. Sedangkan biaya terpangkas menjadi USD 1.6 Miliar atau Rp 17 Triliun. Ketinggian stadion juga dikurangi 70 meter atau lima meter lebih rendah dari rencana semula.
Diubahnya ketinggian ini dimaksudkan agar tidak merusak pemandangan daerah sekitar dimana di area tersebut terdapat pohon ginkgo. Sebab soal lingkungan juga menjadi salah satu persoalan yang masuk dalam petisi. Namun gaya angkasa futuristik tetap dipertahankan. Sementara soal kapasitas tempat duduk menyediakan 80 ribu kursi dan 15 ribu di antaranya bisa bergerak sesuai dengan desain terbaru.
Pembangunan stadion ini rencananya akan mulai dikerjakan pada Juli tahun ini. Diperkirakan pada Maret 2019 mendatang sudah bisa digunakan untuk Piala Dunia Rugbi.
Zahad Hadid, sebuah perusahaan kontraktor yang membangun pusat olahraga air di Olimpiade London 2012 lalu telah memasukan proposal pembangunan dengan harga selangit. Proposal yang sudah dilayangkan pada Oktober lalu diproyeksi menghabiskan dana sebesar USD 3 Miliar atau Rp 35 Triliun.
Ternyata anggaran tersebut dinilai kemahalan dan akhirnya dilayangkanlah petisi. Seperti dikutip insidethegame, Sabtu (31/5), pembangunan stadion menggunakan jasa arsitek dalam negeri dengan memasukan nama arsitek terkenal Jepang, Fumihiko Maki dan Toyo Ito. Petisi ini telah mendapatkan sekitar 15.200 tanda tangan masyarakat Jepang.
Dari dua arsitek lokal ini akhirnya diperoleh anggaran yang dinilai masuk akal. Desain baru yang disodorkan bisa menghemat anggaran sampai 20 persen dari proposal awal. Untuk luas stadion hanya menempati area 211.000 meter persegi. Sedangkan biaya terpangkas menjadi USD 1.6 Miliar atau Rp 17 Triliun. Ketinggian stadion juga dikurangi 70 meter atau lima meter lebih rendah dari rencana semula.
Diubahnya ketinggian ini dimaksudkan agar tidak merusak pemandangan daerah sekitar dimana di area tersebut terdapat pohon ginkgo. Sebab soal lingkungan juga menjadi salah satu persoalan yang masuk dalam petisi. Namun gaya angkasa futuristik tetap dipertahankan. Sementara soal kapasitas tempat duduk menyediakan 80 ribu kursi dan 15 ribu di antaranya bisa bergerak sesuai dengan desain terbaru.
Pembangunan stadion ini rencananya akan mulai dikerjakan pada Juli tahun ini. Diperkirakan pada Maret 2019 mendatang sudah bisa digunakan untuk Piala Dunia Rugbi.
(bbk)