Brazil dan Kutukan Piala Konfederasi
A
A
A
RIO DE JANEIRO - Belum ada negara yang berhasil mengawinkan gelar juara Piala Konfederasi dengan Piala Dunia. Fakta itu bisa saja menjadi ganjalan Brazil untuk menjadi juara Piala Dunia di tanah mereka sendiri, Juni tahun ini.
Sejak pertama kali diambil alih FIFA pada 2005, juara pada ajang yang semula bernama Piala Raja Fahd ini seolah menerima kutukan untuk tidak dapat menjadi kampiun di Piala Dunia.
Ambil contoh saat Brazil menjadi juara Konfederasi pada tahun 2005 di Jerman. Setahun setelahnya atau pada Piala Dunia 2006, langkah Selecao terhenti oleh Prancis di partai perempat final. Padahal, Brazil saat itu diperkuat bintang-bintang seperti Ronaldinho, Kaka, dan Sang Fenomena, Ronaldo. Juara Piala Dunia saat itu diraih oleh Italia.
Kejadian kemudian berulang pada gelaran Konfederasi 2009. Tergabung di Grup B bersama Amerika Serikat, Italia dan Mesir, Kaka dkk tampil perkasa tanpa satu pun kekalahan. Juara Piala Dunia lima kali ini pun melenggang mulus sebagai juara setelah berturut-turut mengalahkan tuan rumah Afrika Selatan dan kembali bertemu Amerika Serikat di partai final.
Yang terjadi kemudian pada Piala Dunia 2010 adalah seperti diketahui bersama. Spanyol keluar sebagai juara untuk pertama kalinya. Lagi-lagi, juara Piala Konfederasi gagal menjadi juara Piala Dunia.
Pada 2013 tahun lalu, Brazil kembali tampil sebagai juara. Di final, mereka menaklukkan juara Piala Dunia 2010, Spanyol dengan skor telak 3-0. Itu membuat mereka menahbiskan diri sebagai juara Piala Konfederasi terbanyak dengan empat trofi.
Nah, patut ditunggu, apakah Neymar dkk. masih akan terkena kutukan Piala Konfederasi atau justru sebaliknya, melepaskan diri dari kutukan itu dan menjadi juara Piala Dunia 2014?
Sejak pertama kali diambil alih FIFA pada 2005, juara pada ajang yang semula bernama Piala Raja Fahd ini seolah menerima kutukan untuk tidak dapat menjadi kampiun di Piala Dunia.
Ambil contoh saat Brazil menjadi juara Konfederasi pada tahun 2005 di Jerman. Setahun setelahnya atau pada Piala Dunia 2006, langkah Selecao terhenti oleh Prancis di partai perempat final. Padahal, Brazil saat itu diperkuat bintang-bintang seperti Ronaldinho, Kaka, dan Sang Fenomena, Ronaldo. Juara Piala Dunia saat itu diraih oleh Italia.
Kejadian kemudian berulang pada gelaran Konfederasi 2009. Tergabung di Grup B bersama Amerika Serikat, Italia dan Mesir, Kaka dkk tampil perkasa tanpa satu pun kekalahan. Juara Piala Dunia lima kali ini pun melenggang mulus sebagai juara setelah berturut-turut mengalahkan tuan rumah Afrika Selatan dan kembali bertemu Amerika Serikat di partai final.
Yang terjadi kemudian pada Piala Dunia 2010 adalah seperti diketahui bersama. Spanyol keluar sebagai juara untuk pertama kalinya. Lagi-lagi, juara Piala Konfederasi gagal menjadi juara Piala Dunia.
Pada 2013 tahun lalu, Brazil kembali tampil sebagai juara. Di final, mereka menaklukkan juara Piala Dunia 2010, Spanyol dengan skor telak 3-0. Itu membuat mereka menahbiskan diri sebagai juara Piala Konfederasi terbanyak dengan empat trofi.
Nah, patut ditunggu, apakah Neymar dkk. masih akan terkena kutukan Piala Konfederasi atau justru sebaliknya, melepaskan diri dari kutukan itu dan menjadi juara Piala Dunia 2014?
(akr)