Di Bawah Bayangan Kelam
A
A
A
PORTO ALEGRE - Tim Prancis belum bisa melupakan sejarah buram di Piala Dunia 2010. Tak mampu memenangkan satu pertandingan pun di fase grup, Prancis memberontak pada pelatih Raymond Domenech dan menjadi momen terburuk bagi tim Ayam Jantan.
Kini, datang ke Brasil dengan hanya menyisakan lima pemain peninggalan Piala Dunia 2010, pasukan Didier Deschamps lebih segar, lapar kemenangan dan tentunya ingin cepat lepas dari bayangan kelam empat tahun silam. Ini sinyal positif bagi Prancis sebelum membuka laga lawan Honduras.
Walau belum bisa disebut sebagai tim super, paling tidak Prancis telah memiliki mood bagus. Pemain-pemain muda yang tidak tahu menahu tentang peristiwa di Piala Dunia 2010 tampaknya tidak akan menanggung trauma kehancuran di Afrika Selatan.
"Tim Prancis membawa ambisi tinggi. Kami jelas tidak lupa dengan apa yang pernah terjadi (di Piala Dunia 2020). Kali ini kami datang dengan rendah hati tapi tetap fokus untuk menggapai hasil yang lebih baik. Prancis adalah tim yang sangat optimistis," sebut gelandang Prancis Blaise Matuidi.
Dia juga meyakini perubahan dalam sepak bola bisa berlangsung begitu cepat dan Prancis yang sekarang sangat berbeda dengan empat tahun lalu. Matuidi menyontohnya progres positif timnya setelah lolos babak kualifikasi lewat jalur play-off kontra Ukraina.
Setelah kemenangan 3-0 di Paris itu, tim Les Bleus terus berkembang dan mencatat hasil positif dalam berbagai ujicoba. Lima pertandingan terakhir dilalui dengan empat kemenangan dan sekali imbang. "Tidak ada yang harus dikhawatirkan," tandas Matuidi.
Legenda Prancis Frank Leboeuf memprediksi tim negaranya kali ini akan lebih baik dibanding empat tahun silam. Salah satu aspek penting menurutnya adalah generasi lini tengah macam Blaise Matuidi dan Paul Pogba yang diprediksi bisa menjadi generasi terbaik Prancis.
"Kekuatan Prancis sangat menjanjikan dan mereka bisa menjadi generasi terbaik. Kekuatan ada di lini tengah dan akan luar biasa jika para pemain bisa mengoptimalkan potensinya. Tim ini akan menghapus pengalaman buruk di Afrika Selatan," yakin Leboeuf kepada L'equipe.
Konfidensi Prancis berupaya dipatahkan kubu Honduras yang mengklaim Prancis tak tahu apa-apa soal kekuatan calon lawannya. Winston Palacios menyatakan Prancis sebenarnya tidak banyak mengenal kekuatan Honduras di Piala Dunia 2014.
"Kami banyak tahu kekuatan Prancis, Swiss maupun Ekuador. Tapi mereka tak banyak tahu perkembangan kekuatan kami. Saya rasa itu akan memberikan keuntungan bagi Honduras untuk memberikan perlawanan yang berbeda," cetus pemain Stoke City yang pernah berkostum Tottenham Hotspurs.
Sejumlah pemain Honduras memang mencari nafkah di Eropa. Selain Palacios yang malang melintang di Liga Inggris, ada pula Emilio Izaguirre yang bermain di Celtic. Alasan itulah yang mendasari klaim mereka sangat mengenal kekuatan dari Eropa.
Ekuador sendiri sejatinya juga memiliki sejarah kurang pantas di Piala Dunia. Dua kali ikut andil pada 1982 dan 2010, hanya sekadar numpang tenar di fase grup. Tanpa bisa mencetak gol di dua edisi tersebut sudah jelas di level mana Ekuador berada
Kini, datang ke Brasil dengan hanya menyisakan lima pemain peninggalan Piala Dunia 2010, pasukan Didier Deschamps lebih segar, lapar kemenangan dan tentunya ingin cepat lepas dari bayangan kelam empat tahun silam. Ini sinyal positif bagi Prancis sebelum membuka laga lawan Honduras.
Walau belum bisa disebut sebagai tim super, paling tidak Prancis telah memiliki mood bagus. Pemain-pemain muda yang tidak tahu menahu tentang peristiwa di Piala Dunia 2010 tampaknya tidak akan menanggung trauma kehancuran di Afrika Selatan.
"Tim Prancis membawa ambisi tinggi. Kami jelas tidak lupa dengan apa yang pernah terjadi (di Piala Dunia 2020). Kali ini kami datang dengan rendah hati tapi tetap fokus untuk menggapai hasil yang lebih baik. Prancis adalah tim yang sangat optimistis," sebut gelandang Prancis Blaise Matuidi.
Dia juga meyakini perubahan dalam sepak bola bisa berlangsung begitu cepat dan Prancis yang sekarang sangat berbeda dengan empat tahun lalu. Matuidi menyontohnya progres positif timnya setelah lolos babak kualifikasi lewat jalur play-off kontra Ukraina.
Setelah kemenangan 3-0 di Paris itu, tim Les Bleus terus berkembang dan mencatat hasil positif dalam berbagai ujicoba. Lima pertandingan terakhir dilalui dengan empat kemenangan dan sekali imbang. "Tidak ada yang harus dikhawatirkan," tandas Matuidi.
Legenda Prancis Frank Leboeuf memprediksi tim negaranya kali ini akan lebih baik dibanding empat tahun silam. Salah satu aspek penting menurutnya adalah generasi lini tengah macam Blaise Matuidi dan Paul Pogba yang diprediksi bisa menjadi generasi terbaik Prancis.
"Kekuatan Prancis sangat menjanjikan dan mereka bisa menjadi generasi terbaik. Kekuatan ada di lini tengah dan akan luar biasa jika para pemain bisa mengoptimalkan potensinya. Tim ini akan menghapus pengalaman buruk di Afrika Selatan," yakin Leboeuf kepada L'equipe.
Konfidensi Prancis berupaya dipatahkan kubu Honduras yang mengklaim Prancis tak tahu apa-apa soal kekuatan calon lawannya. Winston Palacios menyatakan Prancis sebenarnya tidak banyak mengenal kekuatan Honduras di Piala Dunia 2014.
"Kami banyak tahu kekuatan Prancis, Swiss maupun Ekuador. Tapi mereka tak banyak tahu perkembangan kekuatan kami. Saya rasa itu akan memberikan keuntungan bagi Honduras untuk memberikan perlawanan yang berbeda," cetus pemain Stoke City yang pernah berkostum Tottenham Hotspurs.
Sejumlah pemain Honduras memang mencari nafkah di Eropa. Selain Palacios yang malang melintang di Liga Inggris, ada pula Emilio Izaguirre yang bermain di Celtic. Alasan itulah yang mendasari klaim mereka sangat mengenal kekuatan dari Eropa.
Ekuador sendiri sejatinya juga memiliki sejarah kurang pantas di Piala Dunia. Dua kali ikut andil pada 1982 dan 2010, hanya sekadar numpang tenar di fase grup. Tanpa bisa mencetak gol di dua edisi tersebut sudah jelas di level mana Ekuador berada
(wbs)