7 Fakta Jelang Ghana v Amerika Serikat

Senin, 16 Juni 2014 - 11:23 WIB
7 Fakta Jelang Ghana v Amerika Serikat
7 Fakta Jelang Ghana v Amerika Serikat
A A A
NATAL - Laga perdana Grup G antara Ghana melawan Amerika Serikat bakal berjalan seru. Bagi AS dan Ghana, kemenangan di laga perdana hukumnya wajib jika ingin memiliki kans lolos ke fase knock out. Faktor utamanya adalah Jerman dan Portugal yang berada dalam grup yang sama. AS maupun Ghana secara teknis bakal sulit mengalahkan kedua tim yang lebih diunggulkan tersebut.

Tim Negeri Paman Sam masih belum bisa melupakan trauma karena dua kali dikalahkan Ghana pada Piala Dunia 2006 dan 2010. Namun seiring pergantian generasi, kekalahan tersebut dianggap sebagai kenangan yanh harus dipendam dalam-dalam.

Kubu Ghana yang diunggulkan bisa mengulang kemenangan atas AS pada 2006 dan 2010, lebih pilih merendah walau tetap optimistis. Pelatih Kwesi Appiah menyatakan timnya tidak merasa dalam situasi lebih unggul dibanding calon lawannya. AS disebutnya bakal membuat Ghana tidak nyaman.

Sebelum menyaksikan pertarungan kedua tim, berikut fakta-fakta menjelang pertandingan Ghana v USA:

1. Skor Identik

Dalam setiap Piala Dunia, Ghana selalu bertemu Amerika Serikat (AS) dan dalam dua edisi Ghana menang dengan skor identik 2-1. Pada Piala Dunia 2006 di Jerman, Ghana mengalahkan AS di fase grup lewat gol Draman dan Appiah. AS hanya bisa membalas lewat Clint Dempsey. Pada 2010, keduanya bertemu di fase knock out dan Ghana kembali menang 2-1 lewat gol Kevin Prince Boateng dan Asamoah Gyan.

2. Kewarganegaraan Ganda

AS menjadi salah satu kontestan Piala Dunia yang gemar mengambil pemain berkebangsaan lain. Di antara tim AS banyak pemain yang memiliki kewarganegaraan ganda, antara lain Fabian Johnson, Aron Johannsson, John Anthony Brooks, Julian Green dan Jermaine Jones. Pemain lain yang lebih dulu memiliki dwi-kewarganegaraan sebelum era Juergen Klinsmann adalah Timmy Chandler, Mix Diskerud and Omar Gonzalez.

3. Wajah Baru

Sejak kedatangan Juergen Klinsmann, tim sepak bola AS mengalami perombakan besar. Tidak hanya filosofi kepelatihan yang didesain dengan perpaduan Eropa-Amerika, tapi juga pemilihan pemain. Hanya ada empat pemain sisa Piala Dunia sebelumnya, yakni Michael Bradley, Tim Howard, Clint Dempsey dan Jozy Altidore. Bahkan Klinsmann berani membuang Landon Donovan yang menjadi pemain kesayangan Negeri Paman Sam.

4. Sikap Realistis

Klinsmann mungkin menjadi salah satu pelatih yang tidak suka basa-basi. Dia dengan berani menyebut kans AS menjadi juara dunia sama sekali tidak realistis. Tapi justru ucapan yang dianggap pesimistis itu sebenarnya sangat realistis jika melihat kualitas tim AS sendiri. Kendati dikritik habis-habisan oleh pengamat sepakbola AS, Klinsmann tetap bergaya cuek.

5. Julukan Luar Angkasa

Tim sepak bola Ghana yang telah empat kali menjuarai Piala Afrika memiliki julukan Black Stars. Uniknya julukan tim nasional Ghana berbeda-beda di berbagai level dan semuanya berhubungan dengan luar angkasa. Black Stars untuk tim senior, Black Meteors untuk tim olimpiade, Black Satellites julukan tim U-20, serta Black Starlets untuk tim U-17.

6. Keluarga 'Pele'

Dua di antara pemain Ghana sekarang, Andre Ayew dan Jordan Ayew, adalah putra legenda sepak bola Ghana Abedi 'Pele' Ayew. Abedi sendiri masih dianggap sebagai pesepakbola terbaik Ghana dengan rekor 33 gol dalam 73 caps sepanjang 1982 hingga 1998. Andre berposisi sebagai gelandang dan Jordan striker. Jordan adalah. muslim taat dan selalu mengerjakan shalat sebelum dan sesudah pertandingan.

7. Tim termuda

Ghana gemar membawa pemain-pemain mudanya di Piala Dunia. Pada 2006 di Jerman, The Black Stars menjadi tim termuda dengan rata-rata usia 23 tahun 352 hari. Di Piala Dunia Brasil, tim arahan Kwesi Appiah kembali menyabet predikat yang sama walau rataan usia sedikit lebih tua yakni 25 tahun 44 hari. Michael Essien untuk ketiga kalinya di Piala Dunia menjadi pemain tertua di timnya.
(dka)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8638 seconds (0.1#10.140)