De Jong Bicara Soal Belanda dan Target di PD 2014

Selasa, 17 Juni 2014 - 17:06 WIB
De Jong Bicara Soal...
De Jong Bicara Soal Belanda dan Target di PD 2014
A A A
SALVADOR - Gelandang Nigel de Jong menjadi krusial bagi The Orange-julukan Timnas Belanda- seperti pendahulunya Bert van Marwijck. De Jong juga sudah menjadi andalandi beberapa klub elit eropa seperti Ajax, Hamburg, Manchester City dan klubnya saat ini, AC Milan.

Ketika berada di Hamburg di bawah asuhan Huub Stevens, ia menjalani peran sebagai gelandang bertahan. Di Ajax, permainannya lebih ke kanan dan sedikit ke dalam. Meski begitu, ia tetap haus bola.

Menghadapi Piala Dunia kali ini, ia bicara soal timnas Belanda di masa lalu, pemain hebat di skuat saat ini, hingga prediksinya selama Piala Dunia 2014. Berikut adalah petikan wawancara dengan Insidefootball.com.

Inside Football : Pada 2010, Belanda bermain dengan dua gelandang bertahan dan melaju ke babak final. Apa tanggapan Anda?

Nigel de Jong : Ya,kami adalah tim yang bagus. Kami solid, seimbang, dan bermental kuat. Gaya bermain kami lebih bertahan dari tahun-tahun sebelumnya. Tapi hal ini berhasil dan setelah semuanya itu, Piala Dunia tahun ini adalah satu-satunya hal yang penting.

Inside Football : Majalah Belanda Hard Gras memuat ‘tendangan karate’ Anda yang terkenal kepada Xabi Alonso dengan headline ‘‘Sekolah Hollandse’’ . Apakah hal itu adalah yang terburuk sepanjang karir Anda?

De Jong : Sejujurnya, pada waktu itu saya tidak sadar akibat dari ulah saya. Yang saya tahu hanya merebut bola dan saya mengenai lawan. Saya sedih karena gagal di final, sementara itu saya tidak memiliki komentar soal halaman utama majalah tersebut sampai sekarang. Saya selalu baik dalam menangani urusan sepakbola dan kehidupan pribadi. Sebulan setelah final, adalah masa sulit bagi orang-orang sekitarku, orang yang menyayangiku, karena dimana-mana semua orang mengkritik (kami). Mereka sakit hati dan saya memilih diam. Terkadang, diam adalah senjata ampuh untuk menghadapi kritikan.

Inside Football : Generasi Anda hampir melebihi generasi Johan Cruyff untuk mengangkat trofi Piala Dunia. Apa tanggapan Anda?

De Jong : Ya, tapi itu bukanlah hal yang penting. Full-time, ekstra-time; mengalahkan kekalahan. Generasi Cruyff juga finis d posisi kedua. Sama dengan kami. Itu saja.

Inside Football : Apakah Anda kaget ketika Federasi Sepakbola Belanda mengganti Bert van Marwijk dengan Louis van Gaal?

De Jong : Tentu saja tidak. Van Gaal adalah pelatih kelas atas, dia adalah seorang pemenang dan juga suka tantangan. Setelah gagal membawa Belanda lolos kualifikasi Piala Dunia 2002 dan kali ini dipercaya untuk membawa Belanda ke Brazil, adalah sesuatu yang berarti baginya. Setiap pelatih memiliki filosofinya masing-masing. Bicara soal taktik, ada banyak perbedaan antara Van Gaal dan Van Marwijk. Van Gaal lebih banyak bicara soal menyerang.

Inside Football : Tapi di laga persahabatan terakhir, ia mengubah strategi dari 4-3-3 menjadi 5-3-2. Bagaimana menurut Anda?

De Jong : Tidak mungkin saya menilai itu sekarang, kita lihat saja nanti di pertandingan selanjutnya. Pada awal-awal latihan—Belanda yang tidak memiliki banyak pemain yang bermain di luar negeri—mungkin saja bermain dengan formasi 5-3-2. Lihatlah Juventus dan Italia, mereka mendapatkan hasil bagus dengan formasi itu. Tapi saya pikir, kami akan sedikit menyerang dan mengubah formasi menjadi 3-4-3. Namun, peran saya akan sama saja denga formasi itu.

Inside Football : Van Gaal hanya menyebutkan Robin van Persie dan Arjen Robben yang pasti menjadi starter. Menurut Anda?

De Jong : Beliau telah lama menyinggung hal itu. Tidak ada yang harus kaget akan hal itu, karena mereka adalah dua pemain hebat. Robben juga bersinar bersama Bayern Munich. Ia memenangi apapun dengan klubnya, dan menjadi orang penting di klub Jerman tersebut. Van Persie adalah kapten kami yang merupakan pencetak gol terhebat yang pernah ada. Anda selalu bisa mengandalkannya.

Inside Football : Bagaimana dengan Wesley Sneijder?

De Jong : Semua orang tahu kualitasnya. Ia adalah salah satu pemain yang bisa membawa pertandingan dalam kondisi apapun. Selain itu, ia memiliki mental juara dan bisa menghadapi berbagai tekanan. Ini sangat penting mengingat tekanan di Piala Dunia sangat besar. Anda tak bisa membayangkan seberapa tingginya tekanan itu, kecuali Anda sudah berpengalaman.

Inside Football : Apakah hal tadi akan mempengaruhi para pemain muda?

De Jong : Gengsi dari sepak bola Belanda jatuh karena kurang memuaskan di level kompetisi Eropa. Tidak masalah soal taktik dan kemampuan, tapi ini adalah soal sikap. Ketika saya bermain di Ajax, kami tidak takut dengan siapa pun dan kami tidak memikirkan lawan. Kami hanya melihat matanya dengan berkeyakinan kami lebih baik dari lawan. Inilah yang sering hilang dari para pemain muda sekarang. Bicara soal kelebihan mereka di skuat saat ini, mereka memiliki sikap low profile. Mereka sangat membumi untuk menjadi lebih baik di skuat. Ini adalah sikap positif.

Inside Football : Dibandingkan dengan skuat Belanda pada 2010, di 2014 ini banyak dihuni pemain muda. Apakah ini akan mengancam Anda di Brazil?

De Jong : Bagian terpenting adalah keseimbangan. Dalam sebuah tim terdapat pemain muda dan pemain senior. Kuncinya adalah menciptakan keseimbangan dan fungsional tim yang melibatkan keduanya. Pengalaman itu penting, tapi kualitas dan kebugaran juga penting. Jika Anda kurang di keduanya, Anda tak akan melangkah jauh.

Inside Football : inilah waktunya untuk membuat prediksi. Siapa yang akan memenangi Piala Dunia 2014? Siapa yang akan menjadi kuda hitam?

De Jong : Saya kira, Brazil, Jerman dan Spanyol akan berada di empat ter atas. Yang akan menjadi kuda hitam adalah negara Amerika Latin seperti Uruguay, Ekuador dan Cili—apabila mereka lolos fase grup. Kondisi iklim akan membantu mereka dalam bermain.

Inside Football : Apa target terendah Belanda?

De Jong : Lolos fase grup. Kami harus bermain bagus sejak awal pertandingan. Kami berada dalam grup kuat. Mungkin pada babak 16 besar, Brazil akan menunggu kami. Apapun itu, jika Anda ingin melangkah jauh di turnamen ini, Anda harus mengalahkan setiap tim.

Inside Football : Anda telah bermain di Italia dan Inggris. Manakah di antara keduanya yang merupakan favorit Anda?

De Jong : Baik Italia maupun Inggris, tidak berada dalam skuat terbaiknya. Namun, Italia sepertinya bisa berbicara banyak.

Inside Football : 70 penampilan bersama empat pelatih berbeda : Dick Advocaat, Marco van Basten, Bert van Marwijck, dan Louis van Gaal. Pelatih manakah yang terbaik?

De Jong : Kami memiliki momen hebat di Euro 2008 dengan Ruud van Nistelrooy dan beberapa pemain top lainnya. Kami melaju sampai babak perempat final, tapi kami bermain sangat hebat, sangat atraktif. Pada turnamen ini, saya ingin meniru kekuatan mental dan semangat tim di Piala Dunia 2010. Campuran keunggulan antara Belanda di Euro 2008 dan di Piala Dunia 2010 akan menjadi sempurna.
(dka)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0715 seconds (0.1#10.140)