Motta, Pengkhianat Brazil
A
A
A
RECIFE -
Thiago Motta bermain di negara asalnya, Brazil, dengan mengusung tato bendera Italia di kulitnya. Ia rupanya hendak mengikuti jejak pemain berdarah Argentina-Italia, Mauro German Camoranesi, yang memenangkan Piala Dunia 2006 untuk Italia.
“Saya ini orang Italia kelahiran Brazil.Saya pergi ke Eropa ketika berusia 15 tahun. Kakek saya memang berasal dari Rovigo sehingga saya merasa beruntung bisa memiliki paspor Italia,”tutur Motta seperti dilansir laman Federazione Italiana Giuoco Calcio (FIGC).
“Ketika saya diberi kesempatan untuk memilih, tidak ada keraguan untuk memilih tim nasional hebat seperti Italia.Saya tidak pernah ingin bermain untuk Brazil meski saya pernah membela tim U-23 mereka,” sambungnya.
Ketika ditanya para wartawan tentang kesannya akan tim Samba, Motta hanya menjawab, “Tim-tim yang dilatih oleh Scolari tidak spektakuler, tapi mereka selalu mencapai final. Saya yakin mereka akan berjuang sampai akhir untuk memenangkan gelar.”
Pemain berusia tahun 31 tahun itu kemungkinan besar akan dipilih Cesare Claudio Prandelli jadi starter pada laga lawan Kosta Rika pada Jumat (20/6) pukul 23.00 WIB. Motta pun siapkan diri hadapi wakil Amerika Tengah itu.
“Mereka bermain sangat baik sebagai sebuah tim, serta memiliki beberapa bakat individu yang baik di lini depan. Kami harus memberikan 100% bahkan lebih dan bermain seolah-olah sedang berada di pertandingan final,” tandasnya.
Thiago Motta bermain di negara asalnya, Brazil, dengan mengusung tato bendera Italia di kulitnya. Ia rupanya hendak mengikuti jejak pemain berdarah Argentina-Italia, Mauro German Camoranesi, yang memenangkan Piala Dunia 2006 untuk Italia.
“Saya ini orang Italia kelahiran Brazil.Saya pergi ke Eropa ketika berusia 15 tahun. Kakek saya memang berasal dari Rovigo sehingga saya merasa beruntung bisa memiliki paspor Italia,”tutur Motta seperti dilansir laman Federazione Italiana Giuoco Calcio (FIGC).
“Ketika saya diberi kesempatan untuk memilih, tidak ada keraguan untuk memilih tim nasional hebat seperti Italia.Saya tidak pernah ingin bermain untuk Brazil meski saya pernah membela tim U-23 mereka,” sambungnya.
Ketika ditanya para wartawan tentang kesannya akan tim Samba, Motta hanya menjawab, “Tim-tim yang dilatih oleh Scolari tidak spektakuler, tapi mereka selalu mencapai final. Saya yakin mereka akan berjuang sampai akhir untuk memenangkan gelar.”
Pemain berusia tahun 31 tahun itu kemungkinan besar akan dipilih Cesare Claudio Prandelli jadi starter pada laga lawan Kosta Rika pada Jumat (20/6) pukul 23.00 WIB. Motta pun siapkan diri hadapi wakil Amerika Tengah itu.
“Mereka bermain sangat baik sebagai sebuah tim, serta memiliki beberapa bakat individu yang baik di lini depan. Kami harus memberikan 100% bahkan lebih dan bermain seolah-olah sedang berada di pertandingan final,” tandasnya.
(dka)