Argentina Janji Tampil Beda
A
A
A
BELO HORIZONTE - Argentina menjadi raksasa di antara kurcaci Grup F. Sayang performa Tim Tango belum memuaskan jika merujuk pada kemenangan tipis 2-1 atas Bosnia Herzegovina di laga pertama. Argentina pun wajib progresif jika ingin lebih prospektif saat meladeni Iran di Estadio Mineirao, Sabtu (21/6) malam WIB.
Melawan tim sekelas Iran tampaknya bukan pertandingan yang rumit bagi Argentina, karena keunggulan teknis yang demikian mencolok. Sejauh bisa menaikkan level performa dibanding sebelumnya, maka Lionel Messi dkk dipastikan menggenggam tiket ke fase knock out.
Syaratnya, Pelatih Argentina Alejandro Sabella menerapkan skema yang pas untuk timnya. Setelah mampet dengan formasi 5-3-2 lawan Bosnia, mereka justru berkembang dengan 4-3-3 yang diterapkan di babak kedua karena dirasakan lebih nyaman oleh pemain.
Taktik yang sempat dikritik Lionel Messi tersebut tampaknya mengubah pikiran Sabella. Dilaporkan Ole!, media olahraga terbesar di Argentina, sang pelatih sudah menjajal formasi 4-3-3 dalam sesi latihan di Cidade do Galo. Lionel Messi, Gonzalo Higuain dan Kun Aguero, menjadi mata pisau Tango.
Ini jelas sebuah pertanda tim Biru-Putih mengakomodir keinginan pemain agar lebih agresif dan mengalir saat bermain. Memang belum ada statemen dari Sabella soal rencana pergantian formasi, namun pemain yakin pelatih paham apa yang harus dilakukan.
"Kelihatannya ada perubahan," sebut kiper Sergio Romero, "kami percaya pelatih memiliki rencana bagus menghadapi Iran. Orang banyak bicara soal permainan kami yang kurang memuaskan lawan Bosnia, tapi saya tahu keadaan akan jauh berbeda saat lawan Iran."
Pola 4-3-3 juga cukup ideal jika melihat bagaimana cara bermain Iran saat menahan Nigeria. Iran bermain ultra defensif karena tidak memiliki potensi memadai untuk melakukan tekanan. Argentina memerlukan banyak tekanan dan itu bisa terwujud dengan adanya tiga striker sekaligus.
Higuain bisa diposisikan sebagai target man, dengan diapit Messi dan Aguero. Sampai di sini saja Argentina sudah kelihatan bakal menjadi ancaman besar bagi Iran. Sedangkan lini tengah tidak ada masalah siapa pun yang dipasang, walau mungkin tetap Fernando Gago, Javier Mascherano dan Angel Di Maria.
"Iran tim yang bandel karena kuat bertahan dan mereka tentu menghindari kebobolan menghadapi Argentina. Kami perlu lebih kreatif sekaligus efektif dalam memanfaatkan setiap momentum. Saya rasa Argentina siap memenangi laga," ucap Javier Mascherano.
Jika Argentina sibuk dengan performa sendiri, Iran agak panik memikirkan calon lawan. Pertandingan lawan Argentina disebut sebagai laga terbesar Tim Melli sepanjang sejarah, sekaligus sebagai laga yabg hampir tak mungkin dimenangkan. Begitu menurut pelatih Carlos Queiroz.
Mempertahankan strategi defensif menjadi pilihan wajib bagi Iran karena tidak memiliki potensi mengancam Argentina. "Argentina tim super. Mereka memiliki pemain yang luar biasa. Ini pertandingan terbesar dalam sejarah Iran," tutur dia.
Para pemain Argentina pun membuat dirinya silau, terutama Lionel Messi. "Messi pemain terbaik dunia, kalau pun dia boleh disebut manusia. Tapi dia bukan manusia, jadi tidak perlu ikut bersaing (menjadi yang terbaik)," seloroh Queiroz, pelatih asal Portugal.
"Kami akan mencoba semaksimal yang kami bisa, karena menang lawan Argentina hampor tidak mungkin," tandas dia. Iran saat lawan Nigeria memakai pola 4-2-3-1 tapi kelewat defensif karena semua gelandang ikut menumpuk di pertahanan sendiri.(kukuh setyawan)
Melawan tim sekelas Iran tampaknya bukan pertandingan yang rumit bagi Argentina, karena keunggulan teknis yang demikian mencolok. Sejauh bisa menaikkan level performa dibanding sebelumnya, maka Lionel Messi dkk dipastikan menggenggam tiket ke fase knock out.
Syaratnya, Pelatih Argentina Alejandro Sabella menerapkan skema yang pas untuk timnya. Setelah mampet dengan formasi 5-3-2 lawan Bosnia, mereka justru berkembang dengan 4-3-3 yang diterapkan di babak kedua karena dirasakan lebih nyaman oleh pemain.
Taktik yang sempat dikritik Lionel Messi tersebut tampaknya mengubah pikiran Sabella. Dilaporkan Ole!, media olahraga terbesar di Argentina, sang pelatih sudah menjajal formasi 4-3-3 dalam sesi latihan di Cidade do Galo. Lionel Messi, Gonzalo Higuain dan Kun Aguero, menjadi mata pisau Tango.
Ini jelas sebuah pertanda tim Biru-Putih mengakomodir keinginan pemain agar lebih agresif dan mengalir saat bermain. Memang belum ada statemen dari Sabella soal rencana pergantian formasi, namun pemain yakin pelatih paham apa yang harus dilakukan.
"Kelihatannya ada perubahan," sebut kiper Sergio Romero, "kami percaya pelatih memiliki rencana bagus menghadapi Iran. Orang banyak bicara soal permainan kami yang kurang memuaskan lawan Bosnia, tapi saya tahu keadaan akan jauh berbeda saat lawan Iran."
Pola 4-3-3 juga cukup ideal jika melihat bagaimana cara bermain Iran saat menahan Nigeria. Iran bermain ultra defensif karena tidak memiliki potensi memadai untuk melakukan tekanan. Argentina memerlukan banyak tekanan dan itu bisa terwujud dengan adanya tiga striker sekaligus.
Higuain bisa diposisikan sebagai target man, dengan diapit Messi dan Aguero. Sampai di sini saja Argentina sudah kelihatan bakal menjadi ancaman besar bagi Iran. Sedangkan lini tengah tidak ada masalah siapa pun yang dipasang, walau mungkin tetap Fernando Gago, Javier Mascherano dan Angel Di Maria.
"Iran tim yang bandel karena kuat bertahan dan mereka tentu menghindari kebobolan menghadapi Argentina. Kami perlu lebih kreatif sekaligus efektif dalam memanfaatkan setiap momentum. Saya rasa Argentina siap memenangi laga," ucap Javier Mascherano.
Jika Argentina sibuk dengan performa sendiri, Iran agak panik memikirkan calon lawan. Pertandingan lawan Argentina disebut sebagai laga terbesar Tim Melli sepanjang sejarah, sekaligus sebagai laga yabg hampir tak mungkin dimenangkan. Begitu menurut pelatih Carlos Queiroz.
Mempertahankan strategi defensif menjadi pilihan wajib bagi Iran karena tidak memiliki potensi mengancam Argentina. "Argentina tim super. Mereka memiliki pemain yang luar biasa. Ini pertandingan terbesar dalam sejarah Iran," tutur dia.
Para pemain Argentina pun membuat dirinya silau, terutama Lionel Messi. "Messi pemain terbaik dunia, kalau pun dia boleh disebut manusia. Tapi dia bukan manusia, jadi tidak perlu ikut bersaing (menjadi yang terbaik)," seloroh Queiroz, pelatih asal Portugal.
"Kami akan mencoba semaksimal yang kami bisa, karena menang lawan Argentina hampor tidak mungkin," tandas dia. Iran saat lawan Nigeria memakai pola 4-2-3-1 tapi kelewat defensif karena semua gelandang ikut menumpuk di pertahanan sendiri.(kukuh setyawan)
(wbs)