Pemain Denmark Rasakan Keangkeran Istora
A
A
A
JAKARTA - Jan O Jorgensen kagum melihat dukungan suporter Indonesia di stadion Istora Senayan dalam ajang Indonesia Terbuka Super Series Premier 2014. Peristiwa yang bikin merinding pemain tunggal putra Denmark ini saat melawan Chen Long, di mana dukungan masyarakat yang memadati lapangan pertandingan membuatnya melaju ke partai puncak usai menang dengan straight gim 21-19, 21-18.
Angkernya Istora buat beberapa pemain dunia ternyata juga dirasakan Jorgensen. Disebutnya, Istora adalah salah satu tempat tersulit bagi para pebulutangkis dunia untuk tampil sebagai juara.
Seusai pertandingan, Jorgensen langsung melemparkan pujian kepada masyarakat Indonesia yang sudah memberikan dukungan kepadanya di pertandingan semifinal tersebut. Dia berkata merasa takjub melihat betapa cintanya pendukung Tanah Air pada olahraga bulu tangkis.
"Penontonnya sangat luar biasa, saya sangat takjub melihat mereka. Saya sangat kagum melihat betapa cintanya masyarakat Indonesia pada bulutangkis. Walaupun bukan pemain Indonesia, tapi mereka tetap memberikan dukungan karena mereka memang cinta bulutangkis, sangat menyenangkan sekali bertanding di Indonesia," kata pebulutangkis yang memamerkan tatonya usai pertandingan dikutip badmintonindonesia, Minggu (22/6).
Kemenangan perdana atas Chen tentunya membuat Jorgensen semakin percaya diri, apalagi jelang beberapa bulan ke depan akan dihelat BWF World Championships 2014 di Copenhagen, Denmark. Namun ternyata sebagai tuan rumah, Jan tidak berharap penonton di kandangnya akan semeriah di Istora.
"Penonton di Denmark sangat berbeda dengan di Indonesia. Walaupun dari dulu kami punya banyak pemain-pemain hebat, tapi penggemar bulutangkisnya tidak seperti di sini (Indonesia). Mereka hanya seperti ini (kemudian ia memperagakan penonton yang hanya duduk diam dan sesekali bertepuk tangan), beda dengan supporter Indonesia (Jan lalu berjoget-joget seru sambil melambaikan tangan) ha ha ha..," lanjut Jorgensen.
Di partai puncak nanti Jorgensen akan meladeni ketangguhan Kenichi Tago. Pebulutangkis Jepang itu melaju ke final usai membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan pertama, Lee Chong Wei dari Malaysia lewat pertarungan sengit rubber game 21-16, 15-21, dan 21-16.
Angkernya Istora buat beberapa pemain dunia ternyata juga dirasakan Jorgensen. Disebutnya, Istora adalah salah satu tempat tersulit bagi para pebulutangkis dunia untuk tampil sebagai juara.
Seusai pertandingan, Jorgensen langsung melemparkan pujian kepada masyarakat Indonesia yang sudah memberikan dukungan kepadanya di pertandingan semifinal tersebut. Dia berkata merasa takjub melihat betapa cintanya pendukung Tanah Air pada olahraga bulu tangkis.
"Penontonnya sangat luar biasa, saya sangat takjub melihat mereka. Saya sangat kagum melihat betapa cintanya masyarakat Indonesia pada bulutangkis. Walaupun bukan pemain Indonesia, tapi mereka tetap memberikan dukungan karena mereka memang cinta bulutangkis, sangat menyenangkan sekali bertanding di Indonesia," kata pebulutangkis yang memamerkan tatonya usai pertandingan dikutip badmintonindonesia, Minggu (22/6).
Kemenangan perdana atas Chen tentunya membuat Jorgensen semakin percaya diri, apalagi jelang beberapa bulan ke depan akan dihelat BWF World Championships 2014 di Copenhagen, Denmark. Namun ternyata sebagai tuan rumah, Jan tidak berharap penonton di kandangnya akan semeriah di Istora.
"Penonton di Denmark sangat berbeda dengan di Indonesia. Walaupun dari dulu kami punya banyak pemain-pemain hebat, tapi penggemar bulutangkisnya tidak seperti di sini (Indonesia). Mereka hanya seperti ini (kemudian ia memperagakan penonton yang hanya duduk diam dan sesekali bertepuk tangan), beda dengan supporter Indonesia (Jan lalu berjoget-joget seru sambil melambaikan tangan) ha ha ha..," lanjut Jorgensen.
Di partai puncak nanti Jorgensen akan meladeni ketangguhan Kenichi Tago. Pebulutangkis Jepang itu melaju ke final usai membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan pertama, Lee Chong Wei dari Malaysia lewat pertarungan sengit rubber game 21-16, 15-21, dan 21-16.
(dka)