Kental Nuansa Oriental di Liberdade

Senin, 23 Juni 2014 - 14:48 WIB
Kental Nuansa Oriental di Liberdade
Kental Nuansa Oriental di Liberdade
A A A
LIBERDADE - Torii setinggi sembilan meter menyambut kedatangan penduduk Sao Paulo dan turis di Liberdade. Di sinilah komunitas Jepang tinggal dan mencari nafkah. Imigran negara Asia Timur lain seperti China dan Korea juga berdomisili di sini. Namun, jangan harap mendengar mereka berbicara menggunakan bahasa negara asal. Mayoritas sudah melupakan budaya nenek moyang.

Kenji salah satunya. Generasi kesekian pendatang asal Negeri Matahari Terbit ini mengaku sama sekali tidak tahu negeri leluhurnya.''Saya belum pernah ke Jepang. Saya hanya mencari informasi tentangnya melalui internet," kata remaja berambut lurus itu.

Nuansa Jepang begitu kental di Liberdade. Selain Torii, lampu jalan berbentuk lampion siap memberikan penerangan di kala gelap. Terdapat pula museum yang merekam jejak sejarah imigran Jepang ke Brazil serta kuil untuk bersembahyang.

Meski menjadi basis masyarakat keturunan Jepang dan Asia, nama Liberdade tercipta ketika Brazil masih mengizinkan budak asal Afrika. Dahulu kala lokasi ini dikenal sebagai Campo da Forca, tempat budak-budak pemberontak dipermalukan dan digantung di depan publik. Para budak pun menganggap satu-satunya cara meraih kebebasan adalah dengan mati. Dari situlah istilah Liberdade (Bahasa Inggris: liberty) muncul.

Imigran Jepang tidak terlalu memikirkan ini. Sebab, sewa tanah Liberdade saat itu paling murah. Sejak pertama kali tiba di Sao Paulo pada 1912, mereka langsung beradaptasi dan tumbuh. Komunitas Jepang makin besar selepas Perang Dunia II dan melebur ke dalam budaya Brazil.

KORAN SINDO mengunjungi Liberdade ketika kawasan itu sedang menggelar pasar kaget yang digelar setiap akhir pekan. Kios-kios didirikan menyajikan berbagai macam dagangan, mulai pakaian, aksesoris, pajangan, manga (komik Jepang), hingga peralatan rumah tangga. Bagi mereka yang tidak memiliki modal membuka lapak kaki lima. Barang yang dijual pun sangat beragam, termasuk DVD bajakan film porno!

Makanan khas Asia pun mudah ditemukan. KORAN SINDO sempat menyicipi yakisoba di sebuah warung makan yang terletak di Taman Oriental Liberdade. Porsi panganan mie ini terasa nikmat dan mengenyangkan.

Sama seperti kawasan lainnya di Sao Paulo, kesenjangan sosial dan ekonomi turut terlihat di Liberdade. Seorang nenek mengais-ais tempat sampah di depan Stasiun Metro Liberdade mencari barang yang berguna baginya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.5216 seconds (0.1#10.140)