Cerita Cinderella Fase Kedua

Minggu, 29 Juni 2014 - 06:50 WIB
Cerita Cinderella Fase...
Cerita Cinderella Fase Kedua
A A A
RECIFE - Piala Dunia 2014 Brasil sudah memasuki fase di mana tidak ada lagi draw, tidak ada hitungan poin, serta tanpa berharap pertandingan lain. Itu pelajaran yang harus disimak dengan benar oleh Yunani ketika menghadapi Kosta Rika di Arena Pernambuco, Recife, Senin (30/6) dinihari.

Yunani bisa dikata bermodal keberuntungan lolos ke babak 16 besar karena hanya sekali menang di fase grup lalu. Sulit dipercaya mereka bisa lolos hanya dengan mencetak dua gol ke gawang lawan, bahkan satu di antaranya pinalti di menit akhir saat mengalahkan Pantai Gading 2-1.

Itu sangat berbeda dengan Kosta Rika yang menjalani cerita bak Cinderella di Piala Dunia 2014. Italia dan Uruguay dihabisi, serta menahan Inggris. Kerja keras ditunnjukkan Kosta Rika dalam tiga pertarungan terdahulu dan layak diberi apresiasi tersendiri.

Lantas, bagaimana jika ‘keberuntungan’ berhadapan dengan ‘kerja keras’? Akan menarik tentunya. Apalagi Yunani bakal tetap memperagakan sepak bola ‘membosankan’, yakni bertahan dan menyerang hanya ketika benar-benar ada momentum yang tepat.

“Taktik gami akan sama di semua pertandingan. Sangat rapat di pertahanan dan memberikan serangan membahayakan untuk lawan. Ada persepsi yang salah ketika orang berpikir bermain sepak bola harus seperti Brasil atau Barcelona. Tapi kami adalah Yunani,” sebut pelatih Yunani Fernando Santos.

Strategi seperti itu dipastikan akan kembali menjadi pilihan saat menghadapi Kosta Rika yang lebih mendewakan kecepatan dan agresivitas. Santos mengakui Kosta Rika merupakan lawan yang harus diberi respek karena performa impresif selama fase grup silam.

“Seluruh tim harus respek kepada kekuatan Kosta Rika. Mereka sudah menjalani semua pertandingan dengan baik. Kami akan bermain sesuai karakter dan kemenangan lawan Ivory Coast menunjukkan Yunani memiliki potensi besar dalam bertahan maupun menyerang,” tegas dia.

Kekhawatiran Yunani saat ini adalah terganggunya kebugaran kiper Orestis Karneziz dan gelandang Panagiotis Kone. Kemungkinan keduanya disimpan untuk menghindari cedera lebih parah. Tim berjuluk The Pirates Ship bakal memakai 4-5-1 dengan Giorgos Samaras sebagai striker tunggal.

Sementara Kosta Rika juga tidak berhasrat mengubah karakter tim yang memiliki sengatan membahayakan lewat striker Joel Campbell dan gelandang Bryan Ruiz. Tak memiliki kendala kebugaran sama sekali, tim besutan Jorge Luis Pinto siap melanjutkan cerita Cinderella lagi.

Kosta Rika tidak ingin perjuangan sempurna di fase grup lalu terhenti di babak 16 besar. Peluang untuk memperbaiki sejarah di Piala Dunia terbuka lebar di Recife. Menghadapi pertahanan bandel yang dimiliki Yunani, tim berjuluk La Sele tidak keder dan optimistis bisa membuka celah.

“Orang bicara soal pertahanan Yunani. Tapi kami juga memiliki pertahanan bagus, jangan lupa juga kami bisa mencetak lebih banyak gol. Kami akan bermain secara efektif, menjaga keseimbangan antara bertahan dan menyerang. Pasti ada celah (di pertahanan Yunani) yang bisa dimanfaatkan,” ujar Pinto.

Joel Campbell, striker muda yang bermain impresif sejauh ini, menyatakan timnya tertantang memberikan catatan sejarah baru bagi negaranya. “Dalam sejarah, Kosta Rika hanya sampai di babak 16 besar. Kami akan memberikan semua upaya untuk bisa memperbaiki sejarah itu,” sebut Joel Campbell.(kukuh setyawan)

Costa Rica (4-5-1):
Navas; Gamboa, Diaz Campbell, Miller Gonzalez; Duarte, Ruiz, Borges, Tejeda, Valverde, Brenes; J Campbell.

Greece (4-5-1):
Glykos; Torosidis, Holebas, Karagounis, Manolas; Papastathopoulos, Salpingidis, Maniatis, Samaris, Christodoulopoulos; Samaras.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8005 seconds (0.1#10.140)