Tes Terberat Ayam Jantan

Minggu, 29 Juni 2014 - 14:04 WIB
Tes Terberat Ayam Jantan
Tes Terberat Ayam Jantan
A A A
BRASILIA - Piala Dunia 2014 baru dimulai tim Prancis. Ungkapan itu muncul untuk menggambarkan betapa mudahnya tantangan yang dihadapi Prancis selama ini. Tidak sempurna memang, namun jalan mereka relatif mulus jika dibanding dengan Piala Dunia 2010 silam.

Layak jika pertandingan 16 besar lawan Nigeria di Estadio Nacional disebut sebagai permulaan Piala Dunia bagi tim Ayam Jantan. Lawan asal Afrika tersebut dianggap sebagai tes terberat bagi Prancis dibanding tiga pertandingan sebelumnya. Penilaian itu berlatar pada progres Nigeria saat menghadapi Argentina.

Dua gol Ahmed Musa ke gawang Argentina serta performa yang lebih bertenaga, diprediksi bakal menyulitkan Prancis. Kendati secara keseluruhan Prancis lebih unggul, tapi bukan berarti memiliki peluang mutlak memenangi laga. Semuanya tergantung lini pertahanan Les Bleus.

Nigeria memiliki mesin serangan yang mulai panas, terfokus pada sosok Ahmes Musa, Peter Odemwingie, serta Emmanuel Emenike. Kemungkinan mereka akan mencecar lini sayap pertahanan Prancis untuk mencari celah, sehingga Les Bleus perlu berpikir memperkokoh posisi full back.

“Nigeria tim yang cepat dan powerful. Kami harus memberikan pendekatan berbeda dibanding pertandingan-pertandingan sebelumnya. Saat menghadapi Argentina, mereka mulai menunjukkan perkembangan bagus. Kali ini lawan memiliki kualitas dan kami tidak bisa berpikir menang mudah,” sebut full back Prancis Mathieu Debuchy.

Pelatih Prancis Didier Deschamps yakin Nigeria tidak akan bermain defensif pada pertandingan lawan Prancis, seperti yang ditunjukkan lawan Argentina. “Semua tim berada dalam fase di mana bermain aman terkadang belum cukup. Perlu ada tekanan lebih, menciptakan peluang dan menciptakan gol,” sebut Deschamps.

“Prancis harus siap dengan berbagai bentuk tekanan. Nigeria bisa menjadi tekanan terberat bagi Prancis. Kami harus tetap konsen untuk lebih berkembang,” tambahnya. Skuad Prancis lebih segar setelah di laga fase grup terakhir sempat mengistirahatkan Yohan Cabaye, Patrice Evra dan Mathieu Valbuena.

Hanya saja Mamadou Sakho masih diganggu cedera hamstring dan bisa saja absen. Tugasnya mungkin digantikan Laurent Koscielny yang berduat dengan Raphael Varane. Selain posisi centre back, kemungkinan semua posisi di-restart alias kembali ke formasi awal di fase grup silam.

Di kubu Nigeria, optimisme tengah menjulang demi mencatat prestasi terbaik di Piala Dunia sejak masuk babak 16 besar pada 1998 silam. Menghadapi Prancis, Pelatih Nigeria Stephen Keshi menilai timnya dalam progres yang positif dan siap memberikan kejutan untuk lawan yang lebih diunggulkan.

“Saya selalu mengatakan bahwa kemenangan tidak bisa dinegosiasikan. Kami harus menang lawan Prancis dan tidak peduli siapa yang nanti dihadapi di babak berikutnya. Ada perkembangan positif dalam mental pemain setelah mereka bisa membuat Argentina sangat sibuk,” demikian Stephen Keshi.

Satu-satunya problem bagi Nigeria adalah kondisi Victor Moses yang masih belum pulih dari cedera walau sudah mengikuti latihan rutin. Tapi keberadaannya tidak terlalu vital karena Elang Super terbukti masih cukup mengancam dengan tiga strikernya, Odemwingie, Musa dan Emenike.

“Tim ini bisa menghadapi Argentina dengan sangat baik. Kami akan mengulanginya bahkan lebih baik lagi saat lawan Prancis. Kami paham bahwa Nigeria memiliki kemampuan yang di luar dugaan. Tentu Nigeria berupaya keras menang menghadapi Prancis,” sebut Joseph Yobo, bek veteran yang telah mencatat 100 cap.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1369 seconds (0.1#10.140)