Nigeria Punya Mental Lebih Segar
A
A
A
BRASILIA - Nigeria mungkin tidak menjalani cerita seperti Prancis. Tim Afrika yang terakhir kali lolos ke fase 16 besar pada 1998 tersebut tidak melakoni episode impresif di fase grup. Tim asuhan Stephen Keshi juga masih labil dan beruntung bisa 'terangkut' ke fase knock-out sebagai runner up grup.
Tapi bukan sebuah kemustahilan jika episode positif Nigeria justru dimulai saat menghadapi Prancis di fase knock-out. Salah satu pemicunya adalah lebih segarnya mental pemain setelah menuntaskan persoalan pembayaran bonus. Federasi sepakbola Nigeria mengumumkan bahwa persoalan bonus sudah tidak ada masalah.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan telah turun langsung serta berbicara dengan pelatih Stephen Keshi dan kapten Yoseph Yobo. Akhirnya persoalan bonus bermain dan lolos ke Piala Dunia 2014 yang sempat membuat pemain ogah-ogahan pun terselesaikan dan tim kembali memulai latihan pada Sabtu (28/6).
“Mental kami pasti lebih kuat. Sekarang sudah tidak ada persoalan di tim, konsentrasi pemain sepenuhnya ke pertandingan lawan Prancis. Kami harus memenangi pertandingan ini,” cetus Stephen Keshi, dikutip dari laman Federasi Sepak Bola Nigeria. Selama persoalan bonus tersebut mengambang, Nigeria sempat menutup diri dari media.
Nigeria tidak begitu bersemangat di fase grup lalu karena masih ribut urusan bonus. Ditahan tim kecil sekelas Iran, kemudian menang tipis 1-0 atas Bosnia Herzegovina, dan ditekuk Argentina 3-2 di pertandingan terakhir. Justru performa lawan Argentina yang merupakan penampilan terbaik Nigeria.
Paling tidak kini tak ada lagi beban pikiran yang dihadapi pemain selama di Brasil. Kondisi positif tersebut merupakan peringatan tersendiri bagi Prancis. Logikanya, dengan pikiran kacau saja Nigeria bisa lolos dari fase grup, tentunya bisa lebih bagus lagi dengan situasi tim yang kondusif.
Nigeria pun sekarang tidak perlu rendah diri menghadapi Prancis, tim yang terus dipuji karena bisa menghapus kelam pada 2010 silam. Secara mental atau situasi dalam tim, saat ini kedua kubu dalam level yang sama. Tinggal bagaimana performa mereka nanti di atas rumput Estadio Nacional.
Kubu Prancis juga mengklaim kondisi semua elemen di tim tengah dalam puncaknya setelah melewati fase grup dengan sukses. Setelah berhasil menghapus catatan buruk di Piala Dunia 2010, Prancis dianjurkan tidak setengah-setengah dalam upaya menggapai level tertinggi.
“Saya rasa Prancis memiliki potensi besar untuk ke level selanjutnya. Syaratnya para pemain tidak boleh merasa hebat atau tinggi hati dengan apa yang sudah dicapai. Harus tetap fokus pada setiap lawan yang dihadapi. Permulaan yang baik idealnya juga harus mendatangkan akhir yang baik,” sebut Youri Djorkaeff, salah satu legenda sepak bola Prancis.
Sama seperti tokoh sepak bola Prancis lainnya, Djoekaeff juga memuji manajemen tim yang dikendalikan Didier Deschamps. Dengan situasi 'dingin', gembira, serta penuh percaya diri, Prancis disebutnya memiliki berbagai hal yang dibutuhkan untuk bisa sukses di Brasil
Tapi bukan sebuah kemustahilan jika episode positif Nigeria justru dimulai saat menghadapi Prancis di fase knock-out. Salah satu pemicunya adalah lebih segarnya mental pemain setelah menuntaskan persoalan pembayaran bonus. Federasi sepakbola Nigeria mengumumkan bahwa persoalan bonus sudah tidak ada masalah.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan telah turun langsung serta berbicara dengan pelatih Stephen Keshi dan kapten Yoseph Yobo. Akhirnya persoalan bonus bermain dan lolos ke Piala Dunia 2014 yang sempat membuat pemain ogah-ogahan pun terselesaikan dan tim kembali memulai latihan pada Sabtu (28/6).
“Mental kami pasti lebih kuat. Sekarang sudah tidak ada persoalan di tim, konsentrasi pemain sepenuhnya ke pertandingan lawan Prancis. Kami harus memenangi pertandingan ini,” cetus Stephen Keshi, dikutip dari laman Federasi Sepak Bola Nigeria. Selama persoalan bonus tersebut mengambang, Nigeria sempat menutup diri dari media.
Nigeria tidak begitu bersemangat di fase grup lalu karena masih ribut urusan bonus. Ditahan tim kecil sekelas Iran, kemudian menang tipis 1-0 atas Bosnia Herzegovina, dan ditekuk Argentina 3-2 di pertandingan terakhir. Justru performa lawan Argentina yang merupakan penampilan terbaik Nigeria.
Paling tidak kini tak ada lagi beban pikiran yang dihadapi pemain selama di Brasil. Kondisi positif tersebut merupakan peringatan tersendiri bagi Prancis. Logikanya, dengan pikiran kacau saja Nigeria bisa lolos dari fase grup, tentunya bisa lebih bagus lagi dengan situasi tim yang kondusif.
Nigeria pun sekarang tidak perlu rendah diri menghadapi Prancis, tim yang terus dipuji karena bisa menghapus kelam pada 2010 silam. Secara mental atau situasi dalam tim, saat ini kedua kubu dalam level yang sama. Tinggal bagaimana performa mereka nanti di atas rumput Estadio Nacional.
Kubu Prancis juga mengklaim kondisi semua elemen di tim tengah dalam puncaknya setelah melewati fase grup dengan sukses. Setelah berhasil menghapus catatan buruk di Piala Dunia 2010, Prancis dianjurkan tidak setengah-setengah dalam upaya menggapai level tertinggi.
“Saya rasa Prancis memiliki potensi besar untuk ke level selanjutnya. Syaratnya para pemain tidak boleh merasa hebat atau tinggi hati dengan apa yang sudah dicapai. Harus tetap fokus pada setiap lawan yang dihadapi. Permulaan yang baik idealnya juga harus mendatangkan akhir yang baik,” sebut Youri Djorkaeff, salah satu legenda sepak bola Prancis.
Sama seperti tokoh sepak bola Prancis lainnya, Djoekaeff juga memuji manajemen tim yang dikendalikan Didier Deschamps. Dengan situasi 'dingin', gembira, serta penuh percaya diri, Prancis disebutnya memiliki berbagai hal yang dibutuhkan untuk bisa sukses di Brasil
(wbs)