Bahaya Nyata Tim Samba
A
A
A
FORTALEZA - Brazil tidak berada dalam posisi semestinya di Piala Dunia 2014. Harapan dunia melihat tuan rumah adalah tim favorit yang atraktif dan super-produktif, nyatanya masih sebatas impian. Malah beban yang ditanggung semakin berat di perempatfinal kontra Kolombia, Jumat (4/7) malam WIB.
Brazil menghadapi beban harus menunjukkan performa apik sekaligus hasil lebih menjanjikan di Estadio Castelao. Hingga babak 16 besar silam, tim arahan Luis Felipe Scolari masih jatuh-bangun menghadapi lawan-lawannya. Tuntutan harus bermain cantik dan menang selama 90 menit menjadikan Brasil kurang nyaman.
Neymar-sentris adalah penyakit yang masih menjangkiti tim Samba saat ini. Sialnya, pemain Barcelona tersebut bakal tidak 100% fit saat menghadapi Kolombia karena sempat cedera otot paha saat lawan Chili. Walau hanya cedera minor, tapi merupakan sebuah kerugian ketika lini depan Brasil tak bergigi.
Luis Gustavo juga menyingkir sementara karena akumulasi kartu kuning. Tak terbantahkan, Brasil dalam bahaya nyata. Lawan yang dihadapi kali ini harus diakui memiliki prospek lebih bagus dibanding Brasil sebagai tuan rumah. Kolombia, dengan empat kemenangan beruntunnya, bisa menjadi perusak mimpi Brasil.
“Saat ini tak ada perbedaan antara tim bergelar juara dunia dengan tim lainnya. Pertandingan akan berjalan ketat, ditentukan gol di menit akhir, ditentukan kesalahan-kesalahan, bahkan ditentukan adu pinalti. Kolombia adalah tim yang bermain dengan baik, terorganisir, tenang, sehingga kami perlu mewaspadai seluruh tim,” tutur Felipe Scolari.
Dia menyadari timnya masih belum menjawab harapan publik yang menginginkan Brasil bermain lebih baik lagi. Scolari meyakini jalan terjal timnya selama fase grup dan 16 besar lalu bakal memberikan kekuatan tersendiri untuk Brasil. Dia sepenuhnya tidak ragu Neymar dkk bakal melewati hadangan Kolombia.
Gelandang Fernandinho menyatakan, “Kami harus berhati-hati dengan James Rodrigues. Dia pemain dengan kaki kiri yang bagus dan saya pernah bermain menghadapi James di Liga Champion. Brasil tidak boleh memberikan ruang lebih kepada pemain sekelas dia.” James Rodrigues memang sedang mernjadi bintang.
Dua golnya ke gawang Uruguay memantapkan dia sebagai top scorer sementara Piala Dunia 2014. Tapi tak seperti Brasil yang tergantung pada seorang Neymar, Kolombia tidak tergantung pada permainan Rodrigues. Semua pemain bisa mencetak gol, catat saja Jackson Martinez, Pablo Armero, Juan Quintero, Juan Cuadrado dan Teofilo Gutiarrez.
Sejauh bisa menjaga kepercayaan diri, Kolombia bisa meneruskan catatan sejarah terbarunya di Piala Dunia. Tim asuhan Jose Pekerman memiliki potensi yang lebih besar, produktivitas tertinggi kedua (11 gol) setelah Belanda, selalu menang di turnamen, serta tak menghadapi kendala dalam kebugaran.
Kolombia juga menjadi tim yang rendah hati, tidak banyak mengumbar sensasi namun fenomenal di lapangan. “Saya yakin ini akan menjadi pertandingan terberat sepanjang Piala Dunia. Brasil adalah tim favorit. Misi pertama kami adalah bermain atraktif dan mencetak gol,” sebut Pekerman.
Jika skenario itu bisa dijalankan dengan sempurna, maka dia yakin timnya akan menjadi masalah besar bagi tuan rumah. “Penting bagi Kolombia untuk tidak takut atau grogi menghadapi tuan rumah. Kami sudah menjalani empat pertandingan dengan sempurna, jadi tak perlu ada yang ditakuti,” tambahnya.
Ketika Brasil setia dengan format 4-3-3, maka Kolombia sudah mapan dengan 4-5-1 dengan bertumpu pada Jackson Martinez. Formasi Kolombia yang menekankan pada kekuatan lini tengah itu membuat mereka tak hanya tergantung pada satu-dua pemain untuk mencetak gol, tapi pada semua pemain tengah.
“Kami sudah mencetak sejarah dengan lolos ke perempatfinal. Mengalahkan Brasil sudah pasti akan menjadi sejarah yang jauh lebih besar lagi. Kami akan memberikan lebih untuk rakyat Kolombia,” ujar James James Rodrigues, pemain AS Monaco yang telah menceploskan lima gol
Brazil menghadapi beban harus menunjukkan performa apik sekaligus hasil lebih menjanjikan di Estadio Castelao. Hingga babak 16 besar silam, tim arahan Luis Felipe Scolari masih jatuh-bangun menghadapi lawan-lawannya. Tuntutan harus bermain cantik dan menang selama 90 menit menjadikan Brasil kurang nyaman.
Neymar-sentris adalah penyakit yang masih menjangkiti tim Samba saat ini. Sialnya, pemain Barcelona tersebut bakal tidak 100% fit saat menghadapi Kolombia karena sempat cedera otot paha saat lawan Chili. Walau hanya cedera minor, tapi merupakan sebuah kerugian ketika lini depan Brasil tak bergigi.
Luis Gustavo juga menyingkir sementara karena akumulasi kartu kuning. Tak terbantahkan, Brasil dalam bahaya nyata. Lawan yang dihadapi kali ini harus diakui memiliki prospek lebih bagus dibanding Brasil sebagai tuan rumah. Kolombia, dengan empat kemenangan beruntunnya, bisa menjadi perusak mimpi Brasil.
“Saat ini tak ada perbedaan antara tim bergelar juara dunia dengan tim lainnya. Pertandingan akan berjalan ketat, ditentukan gol di menit akhir, ditentukan kesalahan-kesalahan, bahkan ditentukan adu pinalti. Kolombia adalah tim yang bermain dengan baik, terorganisir, tenang, sehingga kami perlu mewaspadai seluruh tim,” tutur Felipe Scolari.
Dia menyadari timnya masih belum menjawab harapan publik yang menginginkan Brasil bermain lebih baik lagi. Scolari meyakini jalan terjal timnya selama fase grup dan 16 besar lalu bakal memberikan kekuatan tersendiri untuk Brasil. Dia sepenuhnya tidak ragu Neymar dkk bakal melewati hadangan Kolombia.
Gelandang Fernandinho menyatakan, “Kami harus berhati-hati dengan James Rodrigues. Dia pemain dengan kaki kiri yang bagus dan saya pernah bermain menghadapi James di Liga Champion. Brasil tidak boleh memberikan ruang lebih kepada pemain sekelas dia.” James Rodrigues memang sedang mernjadi bintang.
Dua golnya ke gawang Uruguay memantapkan dia sebagai top scorer sementara Piala Dunia 2014. Tapi tak seperti Brasil yang tergantung pada seorang Neymar, Kolombia tidak tergantung pada permainan Rodrigues. Semua pemain bisa mencetak gol, catat saja Jackson Martinez, Pablo Armero, Juan Quintero, Juan Cuadrado dan Teofilo Gutiarrez.
Sejauh bisa menjaga kepercayaan diri, Kolombia bisa meneruskan catatan sejarah terbarunya di Piala Dunia. Tim asuhan Jose Pekerman memiliki potensi yang lebih besar, produktivitas tertinggi kedua (11 gol) setelah Belanda, selalu menang di turnamen, serta tak menghadapi kendala dalam kebugaran.
Kolombia juga menjadi tim yang rendah hati, tidak banyak mengumbar sensasi namun fenomenal di lapangan. “Saya yakin ini akan menjadi pertandingan terberat sepanjang Piala Dunia. Brasil adalah tim favorit. Misi pertama kami adalah bermain atraktif dan mencetak gol,” sebut Pekerman.
Jika skenario itu bisa dijalankan dengan sempurna, maka dia yakin timnya akan menjadi masalah besar bagi tuan rumah. “Penting bagi Kolombia untuk tidak takut atau grogi menghadapi tuan rumah. Kami sudah menjalani empat pertandingan dengan sempurna, jadi tak perlu ada yang ditakuti,” tambahnya.
Ketika Brasil setia dengan format 4-3-3, maka Kolombia sudah mapan dengan 4-5-1 dengan bertumpu pada Jackson Martinez. Formasi Kolombia yang menekankan pada kekuatan lini tengah itu membuat mereka tak hanya tergantung pada satu-dua pemain untuk mencetak gol, tapi pada semua pemain tengah.
“Kami sudah mencetak sejarah dengan lolos ke perempatfinal. Mengalahkan Brasil sudah pasti akan menjadi sejarah yang jauh lebih besar lagi. Kami akan memberikan lebih untuk rakyat Kolombia,” ujar James James Rodrigues, pemain AS Monaco yang telah menceploskan lima gol
(dka)