Penggawa Kolombia Wajib Lupakan Masa Lalu
A
A
A
FORTALEZA - Kolombia punya rekor buruk saat harus bertemu Brazil. Dari 25 duel sejal 21 Januari 1945, Los Cafeteros, julukan Kolombia, hanya pernah menang dua kali dan mencatatkan imbang delapan kali. Sisanya, mereka harus takluk dari Selecao, julukan Brazil.
Jelang duel ke-26 antara kedua tim dalam laga bertajuk babak delapan besar Piala Dunia 2014, Sabtu (4/7) dini hari, pelatih Kolombia, Jose Pekerman meminta anak asuhnya tidak memikirkan rekor buruk tersebut.
"Kuncinya adalah tidak melihat kepada yang telah lalu. Kami selalu mencoba untuk melihat ke depan," kata Pekerman di Reuters.
Pelatih asal Argentina ini menegaskan, bagi Kolombia, setiap pertndingan adalah tantangan dan membawa sesuatu yang baru. "Kami tidak bisa berpikir soal masa lalu," tegas Pekerman.
Pekerman sendiri memaklumi jika ada pihak yang membicarakan rekor masa lalu kedua tim. Namun demikian itu dinilainya tidak berarti menjamin, tim dengan rekor apik bisa langsung menang.
"Hal yang lumrah bahwa jelang pertandingan orang-orang mengingat apa yang telah terjadi di masa lalu dan tentang sejarah Piala Dunia sebelumnya."
"Kami tidak dapat tak acuh kepada masa lalu tim mereka, sejarah mereka, keistimewaan, dan tradisi mereka. Tetapi itu bukan berarti Anda akan menang hanya karena itu," tutup Pekerman.
Jelang duel ke-26 antara kedua tim dalam laga bertajuk babak delapan besar Piala Dunia 2014, Sabtu (4/7) dini hari, pelatih Kolombia, Jose Pekerman meminta anak asuhnya tidak memikirkan rekor buruk tersebut.
"Kuncinya adalah tidak melihat kepada yang telah lalu. Kami selalu mencoba untuk melihat ke depan," kata Pekerman di Reuters.
Pelatih asal Argentina ini menegaskan, bagi Kolombia, setiap pertndingan adalah tantangan dan membawa sesuatu yang baru. "Kami tidak bisa berpikir soal masa lalu," tegas Pekerman.
Pekerman sendiri memaklumi jika ada pihak yang membicarakan rekor masa lalu kedua tim. Namun demikian itu dinilainya tidak berarti menjamin, tim dengan rekor apik bisa langsung menang.
"Hal yang lumrah bahwa jelang pertandingan orang-orang mengingat apa yang telah terjadi di masa lalu dan tentang sejarah Piala Dunia sebelumnya."
"Kami tidak dapat tak acuh kepada masa lalu tim mereka, sejarah mereka, keistimewaan, dan tradisi mereka. Tetapi itu bukan berarti Anda akan menang hanya karena itu," tutup Pekerman.
(nug)