TSG Setuju Tambah Pemain di Injury Time
A
A
A
RIO DE JANEIRO - Sepak bola berpeluang kembali berubah. Muncul ide pertambahan pergantian pemain jika pertandingan memasuki perpanjangan waktu. Anggota Technical Study Group (TSG) FIFA Gerard Houllier menyatakan persetujuannya terhadap usul tersebut.
Jika lolos, aturan ini berpeluang kemungkinan mulai diberlakukan pada Piala Dunia 2018. Satu tim sebelumnya hanya diijinkan menukar tiga pemain dalam sebuah pertandingan. "Saya pikir itu gagasan yang akan kami ajukan pada organisasi yang menciptakan peraturan. Sebuah saran yang bagus. Cuma di perpanjangan waktu. Jika ada pemain yang cedera, mengapa tidak?" tutur mantan nakhoda Liverpool, Olmpique Lyon, dan Prancis itu kepada media di Estadio Maracana, Rabu (2/7).
Houllier memberikan dukungan berdasar beberapa faktor. Yang utama menyangkut fisik pemain. Dia melihat tuntutan pesepak bola modern terus meningkat seiring waktu. Padahal tubuh manusia ada batasnya.
Pertimbangan lain adalah demi kebaikan sepak bola itu sendiri. Laga menjadi lebih menarik karena peran pemain pengganti semakin besar. Houllier menunjuk statistik yang mendukung teori ini. Hampir seperlima gol di Piala Dunia 2014 (29 dari 154) dicetak pemain yang baru masuk di tengah partai.
Angka tersebut merupakan rekor. Biasanya jumlah gol para pelapis di sebuah turnamen hanya berkisar 10%."Pengganti punya kontribusi signifikan. Mereka masuk dalam kondisi segar dan semangat tinggi," tandasnya.
Pemberlakuan empat pergantian pemain nantinya akan melanjutkan serangkaian perubahan yang mulai berlaku pada Piala Dunia tahun ini. Di Brasil mulai diperkenalkan teknologi garis gawang, istirahat minum jika temperatur mencapai 32 derajat Celcius, serta penggunaan cat semprot untuk mengatur jarak antara tendangan bebas dan tembok pemain.
Semua inovasi itu ditujukan agar kualitas pertandingan meninggi. Hasilnya pun terpapar pada data yang muncul. Sudah tercipta 154 gol di Brasil 2014, atau rata-rata 2,75 per laga. Menyisakan delapan duel lagi, Piala Dunia tahun ini berpeluang menggeser Prancis 1998 (171 gol) sebagai turnamen paling produktif.
Semua juga terjadi berkat strategi kontestan. Banyak peserta cenderung menurunkan banyak striker. Di luar itu, tim non-unggulan kini makin berani dan tidak sekedar bertahan. "Setelah mencermati sembilan edisi Piala Dunia, saya bisa katakan turnamen kali ini merupakan yang terbaik menyangkut permainan menghibur. Laga Jerman-Ghana dan Belgia-Amerika Serikat bahkan layaknya bola basket karena kedua tim saling balas menyerang dengan cepat," papar Houllier.
Anggota TSG lainnya, Sunday Oliseh, melontarkan pendapat serupa. Dia melihat 32 tim berjuang habis-habisan karena kesempatan tampil di Piala Dunia tidak datang setiap hari. Karena itulah mereka memaksimalkan momen sebaik-baiknya.
"Semua mengira partai bakal lebih ketat di putaran gugur. Tapi kenyataannya tidak. Bek maju mengisi posisi lini tengah dan membantu serangan. Semua ingin menang," ujar mantan punggawa Nigeria yang ambil bagian di Piala Dunia 1994 dan 1998 tersebut.
Jika lolos, aturan ini berpeluang kemungkinan mulai diberlakukan pada Piala Dunia 2018. Satu tim sebelumnya hanya diijinkan menukar tiga pemain dalam sebuah pertandingan. "Saya pikir itu gagasan yang akan kami ajukan pada organisasi yang menciptakan peraturan. Sebuah saran yang bagus. Cuma di perpanjangan waktu. Jika ada pemain yang cedera, mengapa tidak?" tutur mantan nakhoda Liverpool, Olmpique Lyon, dan Prancis itu kepada media di Estadio Maracana, Rabu (2/7).
Houllier memberikan dukungan berdasar beberapa faktor. Yang utama menyangkut fisik pemain. Dia melihat tuntutan pesepak bola modern terus meningkat seiring waktu. Padahal tubuh manusia ada batasnya.
Pertimbangan lain adalah demi kebaikan sepak bola itu sendiri. Laga menjadi lebih menarik karena peran pemain pengganti semakin besar. Houllier menunjuk statistik yang mendukung teori ini. Hampir seperlima gol di Piala Dunia 2014 (29 dari 154) dicetak pemain yang baru masuk di tengah partai.
Angka tersebut merupakan rekor. Biasanya jumlah gol para pelapis di sebuah turnamen hanya berkisar 10%."Pengganti punya kontribusi signifikan. Mereka masuk dalam kondisi segar dan semangat tinggi," tandasnya.
Pemberlakuan empat pergantian pemain nantinya akan melanjutkan serangkaian perubahan yang mulai berlaku pada Piala Dunia tahun ini. Di Brasil mulai diperkenalkan teknologi garis gawang, istirahat minum jika temperatur mencapai 32 derajat Celcius, serta penggunaan cat semprot untuk mengatur jarak antara tendangan bebas dan tembok pemain.
Semua inovasi itu ditujukan agar kualitas pertandingan meninggi. Hasilnya pun terpapar pada data yang muncul. Sudah tercipta 154 gol di Brasil 2014, atau rata-rata 2,75 per laga. Menyisakan delapan duel lagi, Piala Dunia tahun ini berpeluang menggeser Prancis 1998 (171 gol) sebagai turnamen paling produktif.
Semua juga terjadi berkat strategi kontestan. Banyak peserta cenderung menurunkan banyak striker. Di luar itu, tim non-unggulan kini makin berani dan tidak sekedar bertahan. "Setelah mencermati sembilan edisi Piala Dunia, saya bisa katakan turnamen kali ini merupakan yang terbaik menyangkut permainan menghibur. Laga Jerman-Ghana dan Belgia-Amerika Serikat bahkan layaknya bola basket karena kedua tim saling balas menyerang dengan cepat," papar Houllier.
Anggota TSG lainnya, Sunday Oliseh, melontarkan pendapat serupa. Dia melihat 32 tim berjuang habis-habisan karena kesempatan tampil di Piala Dunia tidak datang setiap hari. Karena itulah mereka memaksimalkan momen sebaik-baiknya.
"Semua mengira partai bakal lebih ketat di putaran gugur. Tapi kenyataannya tidak. Bek maju mengisi posisi lini tengah dan membantu serangan. Semua ingin menang," ujar mantan punggawa Nigeria yang ambil bagian di Piala Dunia 1994 dan 1998 tersebut.
(aww)