Dahsyatnya Keindahan Alam Manisan Gula

Kamis, 10 Juli 2014 - 11:49 WIB
Dahsyatnya Keindahan...
Dahsyatnya Keindahan Alam Manisan Gula
A A A
RIO DE JANEIRO - Sugarloaf Mountain memberi akses bagi mereka yang ingin menikmati panorama Rio de Janeiro. Pemandangan yang biasa dilihat di kartu pos, kalender, atau lukisan terpampang di depan mata. Mulai dari dekat yakni Pantai Botafogo, Pantai Flamengo, kawasan Urca, Pantai Copacabana yang tidak terlalu jauh, hingga Christ the Redemeer di seberang mudah dinikmati di atas ketinggian 396 meter.

Ada dua titik untuk melihat semua ini. Pao de Acucar, begitu masyarakat Brasil menyebut Sugarloaf Mountain, merupakan perhentian terakhir. Sebelumnya wisatawan dapat memanjakan mata melalui Morro da Urca (Bukit Urca).

Kedua undukan Bumi ini terhubung kereta gantung atau bondinho menurut bahasa setempat. Jaringan pertama dibangun pada 1912, dari landasan di Pantai Vermelha ke Morro da Urca. Sedangkan lintasan Morro da Urca ke Pao do Acucar rampung setahun berselang.

Bondinho mampu membawa 65 orang menempuh kabel sepanjang 1.400 meter dalam waktu tidak sampai 3 menit. Jaringan kereta gantung Pao de Acucar merupakan yang pertama di Brazil, atau ketiga di dunia.

Kereta gantung ini sangat aman. Sebab, ada sensor alarm yang bakal memberitahukan jika ada sesuatu yang salah, salah satunya kalau pintu tidak tertutup dengan benar. Petugas juga melakukan pemeriksaan rutin setiap pagi. Berjalan di dua trek kabel besi masing-masing setebal 50 milimeter, di mana setiap kabel itu terdiri dari 92 kabel besi kecil, penumpang tidak perlu khawatir saat menumpangi kereta ini.

Pihak pengelola kawasan wisata ini semula ingin menciptakan jaringan ke lokasi ketiga, yaitu ke Morro da Babilonia. Namun rute ini batal dibuka karena militer Brazil memiliki kepentingan di Morro da Babilonia.

Pao de Acucar tidak hanya berstatus lokasi favorit turis. Batu raksasa yang tercipta sejak 600 juta tahun lalu ini juga berfungsi sebagai monumen alam dan historis. Terletak di mulut Teluk Guanabara, Pao de Acucar merupakan referensi pelaut dan pilot pesawat untuk menemukan Rio de Janeiro. Menyangkut sejarah, Pao de Acucar adalah lokasi ketika Estacio de Sa mendirikan Rio de Janeiro pada 1 Maret 1565. Saat itu dia menilai lokasi ini akan menjadi kota yang hebat.

KORAN SINDO berkesempatan mengunjungi Pao de Acucar atas undangan Pemerintah Kota Rio de Janeiro yang ingin mempromosikan pariwisata setempat. Tiket seharga 62 Real (sekitar Rp300.000) dibagikan gratis bagi anggota media yang sudah mendaftar.

"Pedagang jaman dulu melihat lokasi ini karena bentuknya mirip manisan gula yang meluber, produk yang mereka ekspor ke Eropa pada abad 16-17. Nama itu jadi inspirasi dan dipakai sampai sekarang,''kata Alan, pemandu wisata bagi pers.

Namun ternyata bukan itu saja cara naik Pao de Acucar. Mereka yang suka tantangan juga bisa memanjatnya, atau melalui Morro da Urca. Selain berolahraga, mereka juga tidak perlu mengeluarkan uang
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8945 seconds (0.1#10.140)