Persiapan Tim Kian Mendesak
A
A
A
MAKASSAR - Skuad Juku Eja PSM, harus kembali melakukan latihan persiapan secara tim, untuk menjalani enam sisa laga diputaran kedua konpetisi Indonesia Super League (ISL) musim ini.
Pasalnya pada 8 Agustus mendatang, Pasukan Ramang akan menjalani tur ke Jawa Tengah menghadapi Persiba Bantul dan Persiram Raja Ampat (12/8) nantinya. Untuk itu, dua laga tandang ini harus dimaksimalkan untuk menjaga asa bertahan dikompetisi tertinggi di Indonesia musim depan.
Hingga kemarin, para pemain PSM masih menjalani mogok latihan, setelah gaji mereka tidak dibayar oleh manajemen PT Pagolona Sulawesi Mandiri yang mengelola tim tertua di Indonesia tersebut. Karena persoalan ini, membuat persiapa tim yang ditukangi oleh Rudy William Keltjes harus terganggu.
Pelatih Kepala PSM Rudy William Keltjes mengatakan, memang seharusnya para pemainnya sudah melakukan latihan selama bulan Ramadan ini. Pasalnya setelah lebaran persiapan semakin singkat. "Biar bagaimana pun persiapan harus ada," kata dia saat dikonfirmasi KORAN SINDO.
Namun, kata dia, hingga kemarin dirinya belum juga mendapatkan kabar dari manajemen terkait pembayaran gaji para pemain hingga mereka akan melakukan latihan. "Belum ada kabar ini. Saya tinggal tunggu kabarnya bagaimana," ujar pelatih asal Surabaya ini.
Selain itu, Pelatih 43 tahun tersebut juga mengatakan, beruntung dirinya kembali ke Surabaya, karena selama di Makassar, dirinya tidak tau apa yang dilakukan. "Untuk saya kembali ke Surabaya, karena sebelumnya saya tunggu kabar di Makassar tapi belum ada," tukasnya.
Para punggawa Juku Eka memang saat ini tetap menjaga kondisi mereka masing-masing. Namun, latihan secara kolektif tidak pernah dilakukan. Padahal, dijadwalkan, 2 Juli lalu Pasukan Ramang sudah melakukan latihan.
Sementara itu, mantan pemain PSM Tony Ho mengatakan, dirinya prihatin melihat PSM saat ini. Apalagi para pemainnya tidak dibarakan gajinya selama berbulan-bulan. "Persoalan ini, harus menjadi perhatian penyelenggara liga," kata dia saat dikonfirmasi.
Bukan hanya itu, dirinya mengungkapkan jika penyelenggara liga memperhatikan nasib klub peserta apalagi persoalan finansial seperti ini. "Penyelenggara harus tegas, karena jika para pemain bagus, tentu kompetisinya akan sehat dan berkualitas," ungkapnya.
Pasalnya pada 8 Agustus mendatang, Pasukan Ramang akan menjalani tur ke Jawa Tengah menghadapi Persiba Bantul dan Persiram Raja Ampat (12/8) nantinya. Untuk itu, dua laga tandang ini harus dimaksimalkan untuk menjaga asa bertahan dikompetisi tertinggi di Indonesia musim depan.
Hingga kemarin, para pemain PSM masih menjalani mogok latihan, setelah gaji mereka tidak dibayar oleh manajemen PT Pagolona Sulawesi Mandiri yang mengelola tim tertua di Indonesia tersebut. Karena persoalan ini, membuat persiapa tim yang ditukangi oleh Rudy William Keltjes harus terganggu.
Pelatih Kepala PSM Rudy William Keltjes mengatakan, memang seharusnya para pemainnya sudah melakukan latihan selama bulan Ramadan ini. Pasalnya setelah lebaran persiapan semakin singkat. "Biar bagaimana pun persiapan harus ada," kata dia saat dikonfirmasi KORAN SINDO.
Namun, kata dia, hingga kemarin dirinya belum juga mendapatkan kabar dari manajemen terkait pembayaran gaji para pemain hingga mereka akan melakukan latihan. "Belum ada kabar ini. Saya tinggal tunggu kabarnya bagaimana," ujar pelatih asal Surabaya ini.
Selain itu, Pelatih 43 tahun tersebut juga mengatakan, beruntung dirinya kembali ke Surabaya, karena selama di Makassar, dirinya tidak tau apa yang dilakukan. "Untuk saya kembali ke Surabaya, karena sebelumnya saya tunggu kabar di Makassar tapi belum ada," tukasnya.
Para punggawa Juku Eka memang saat ini tetap menjaga kondisi mereka masing-masing. Namun, latihan secara kolektif tidak pernah dilakukan. Padahal, dijadwalkan, 2 Juli lalu Pasukan Ramang sudah melakukan latihan.
Sementara itu, mantan pemain PSM Tony Ho mengatakan, dirinya prihatin melihat PSM saat ini. Apalagi para pemainnya tidak dibarakan gajinya selama berbulan-bulan. "Persoalan ini, harus menjadi perhatian penyelenggara liga," kata dia saat dikonfirmasi.
Bukan hanya itu, dirinya mengungkapkan jika penyelenggara liga memperhatikan nasib klub peserta apalagi persoalan finansial seperti ini. "Penyelenggara harus tegas, karena jika para pemain bagus, tentu kompetisinya akan sehat dan berkualitas," ungkapnya.
(wbs)