Lisensi AFC Hambat Assegaf Latih Juku Eja

MAKASSAR - Kendala lisensi AFC menjadi penghambat bagi manajemen PSM Makassar untuk mengoptimalkan pelatih lokal seperti Assegaf Razak di Indonesia Super League (ISL) musim depan. Jika berkaca pada musim ini, Badan Liga Indonesia (BLI) sebagai penyelenggara kompetisi mengharuskan pelatih tim ISL berlisensi AFC.

Padahal untuk pelatih lokal yang memiliki lisensi ini masih bisa dihitung jari. Menatap musim depan, manajemen PSM memiliki waktu yang cukup banyak untuk mempersiapkan tim. Apalagi, diprediksi untuk musim depan kompetisi sudah menjadi satu wilayah, tentu bukan menjadi perkara mudah mempersiapkan skuad Juku Eja agar bisa bersaing, termasuk membentuk tim kepelatihan.

Untuk saat ini, manajemen PSM masih mempercayakan kepada Assegaf Razak sebagai pelatih Juku Eja. Sentuhan Assegaf mampu membawa Juku Eja lolos dari zona degradasi musim ini. Karena hasil pencapaiannya tersebut hingga membuat para pecinta sepak bola Makassar berharap agar musim depan pelatih berlisensi A Nasional tersebut tetap dipertahankan oleh manajemen.

Wakil Manajer Tim PSM Abriadi Muhar mengatakan, untuk persoalan regulasi saat ini belum ada pembicaraan pihak tim dengan penyelenggara liga. Termasuk dengan syarat lisensi pelatih yang bisa menukangi sebuah tim. "Biasanya, harus dilakukan dulu pertemuan dan peserta, untuk membahas semua regulasi termasuk masalah kepelatihan," kata dia.

Meski demikian, lanjut mantan Manajer Arema Malang ini, untuk tahun ini memang PT. Liga Indonesia mengharuskan pelatih ISL berlisensi AFC. Namun untuk musim depan dirinya belum bisa memastikan. "Nanti kita lihatlah bagaimana, yang jelas tim ini akan dipersiapkan dengan baik,"tuturnya.

Untuk musim ini, skuad Juku Eja PSM memang ditangani dua pelatih berlisensi AFC yakni pertama Jorg Peter Steinebrunner dan Rudy William Keltjes, selepas kedua pelatih ini Juku Eja kemudian diasuh oleh Assegaf Razak yang merupakan pelatih berlisensi A Nasional. Namun, tidak bisa dimungkiri, sentuhan pelatih asal Makassar ini, membuat PSM bersaing di papan atas klasemen hingga bisa finish di urutan keenam wilayah Timur.