Kebangkitan Olahraga Nasional Berawal dari Solo
A
A
A
SOLO - Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke -31 di Stadion Sriwedari Solo, berlangsung cukup meriah. Acara itu dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono, Menpora Roy Suryo, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan juga sejumlah Menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
Acara yang dimulai pada pukul 14.00 WIB, itu dimulai dengan dikirabnya obor Pekan Olahraga Nasional (PON) I oleh Tuti Sudibyo. Atlet itu merupakan atlet yang sama yang membawa obor PON I di Stadion Sriwedari pada tahun 1948 lalu. Api pon yang berasal dari Api Abadi Merapen itu dikirab di depan panggung utama yang kemudian diserahkan kepada panitia sebagai tanda dimulainya peringatan Haornas.
Selain kirab Obor PON I, acara dimeriahkan dengan beberapa atraksi dari atlet dan juga seniman yang berasal dari Kota Solo dan sekitarnya. Ratusan seniman dan atlet itu menunjukkan sendratari Garuda Jaya. Sedndaratari Kolosal itu bercerita tentang kejayaan atlet-atlet Indonesia dalam berbagai cabang olahraga di tingat Internasional.
Dalam sambutannya Boediono mengajak masyarakat Indonesia untuk membudayakan olahraga dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya olahraga itu sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh bagi masyarakat Indonesia. Ia mengatakan olahraga itu harus dibudayakan sejak anak masih usia balita, dengan seperti itu nantinya masyarakat akan menjadi terbiasa untuk berolahraga setiap hari.
Pihaknya menegaskan tidak harus olahraga yang mahal, banyak olahraga yang murah namun tidak dilakukan oleh masyarakat. “Yang penting masyarakat itu mau untuk berolahraga, tidak harus mahal, olahraga murah dan bisa dilakukan sehari-hari cukup banyak,” ucap Wapres.
Sementara itu Roy Suryo, mengatakan peringatan haornas di Kota Solo itu akan menjadi tonggak kebangkitan olahraga nasional Indonesia. Apalagi Solo merupakan Kota yang memiliki kejayaan di Bidang Olahraga sejak awal-awal Indonesia merdeka.
“Semoga ini menjadi tonggak kebangkitan olahraga nasional, PON I diselenggarakan di Kota Solo, ini merupakan sejarah kejayaan yang perlu diulang olah masyarakat Indonesia,” ucapnya.
Sementara itu Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo, dalam kesempatan yang sama mengaku akan membentuk Kota Salatiga menjadi Kota Atletik Dunia. Menurutnya hal itu sebagai wujud apresiasi yang diberikan kepada Kota itu karena mampu menciptakan atlet-atlet dari cabang atletik yang memiliki prestasi di tingkat dunia.
“Ada Trianingsih yang sudah mengukir prestasi tinggi, tidak hanya itu banyak atlet yang tergabung di Klub Atletik lainnya yang perlu ditingkatkan prestasinya,” ucapnya.
Acara yang dimulai pada pukul 14.00 WIB, itu dimulai dengan dikirabnya obor Pekan Olahraga Nasional (PON) I oleh Tuti Sudibyo. Atlet itu merupakan atlet yang sama yang membawa obor PON I di Stadion Sriwedari pada tahun 1948 lalu. Api pon yang berasal dari Api Abadi Merapen itu dikirab di depan panggung utama yang kemudian diserahkan kepada panitia sebagai tanda dimulainya peringatan Haornas.
Selain kirab Obor PON I, acara dimeriahkan dengan beberapa atraksi dari atlet dan juga seniman yang berasal dari Kota Solo dan sekitarnya. Ratusan seniman dan atlet itu menunjukkan sendratari Garuda Jaya. Sedndaratari Kolosal itu bercerita tentang kejayaan atlet-atlet Indonesia dalam berbagai cabang olahraga di tingat Internasional.
Dalam sambutannya Boediono mengajak masyarakat Indonesia untuk membudayakan olahraga dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya olahraga itu sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh bagi masyarakat Indonesia. Ia mengatakan olahraga itu harus dibudayakan sejak anak masih usia balita, dengan seperti itu nantinya masyarakat akan menjadi terbiasa untuk berolahraga setiap hari.
Pihaknya menegaskan tidak harus olahraga yang mahal, banyak olahraga yang murah namun tidak dilakukan oleh masyarakat. “Yang penting masyarakat itu mau untuk berolahraga, tidak harus mahal, olahraga murah dan bisa dilakukan sehari-hari cukup banyak,” ucap Wapres.
Sementara itu Roy Suryo, mengatakan peringatan haornas di Kota Solo itu akan menjadi tonggak kebangkitan olahraga nasional Indonesia. Apalagi Solo merupakan Kota yang memiliki kejayaan di Bidang Olahraga sejak awal-awal Indonesia merdeka.
“Semoga ini menjadi tonggak kebangkitan olahraga nasional, PON I diselenggarakan di Kota Solo, ini merupakan sejarah kejayaan yang perlu diulang olah masyarakat Indonesia,” ucapnya.
Sementara itu Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo, dalam kesempatan yang sama mengaku akan membentuk Kota Salatiga menjadi Kota Atletik Dunia. Menurutnya hal itu sebagai wujud apresiasi yang diberikan kepada Kota itu karena mampu menciptakan atlet-atlet dari cabang atletik yang memiliki prestasi di tingkat dunia.
“Ada Trianingsih yang sudah mengukir prestasi tinggi, tidak hanya itu banyak atlet yang tergabung di Klub Atletik lainnya yang perlu ditingkatkan prestasinya,” ucapnya.
(wbs)