Lee Ingin Segera Berpesta dengan Nenek
A
A
A
INCHEON - Pembalap sepeda Hong Kong Sarah Lee Wai-sze tidak sabar untuk segera berpesta dengan sang nenek yang berusia 95 tahun. Lee sukses mendulang medali emas cabang balap sepeda nomor keirin putri Asian Games 2014, Incheon, Korsel.
Pembalap 27 tahun itu langsung mengepalkan tangannya ke udara usai menyentuh garis finis. Ia berhasil mengalahkan atlet Malaysia Fatehah Binti Mustapa yang harus rela kebagian perak dan perunggu direbut pembalap China Zhong Tianshi
Sayangnya kemenangan Lee tidak disaksikan orang terdekatnya. Ia memang selama ini lebih banyak bertarung di luar Hong Kong. "Sudah dua bulan ini saya tidak melihat keluarga dan teman. Nenek saya sekarang berusia 95 tahun dan saya selalu berpikir tidak mempunyai kesempatan untuk melihatnya lagi. Saya berharap bisa kembali dalam dua atau tiga hari dan ingin makan malam dengannya. Saya tak sabar ingin berpesta dengannya," ucap Lee dilansir reuters, Minggu (21/9).
Untuk bisa menjadi juara, Lee memang banyak berkorban. Setidaknya ia sudah berada di Incheon sebulan lalu untuk berlatih. Kadang ia pun harus terbang ke China dan kembali ke Hong Kong. Semua dilakukan demi prestasi dan mengorbankan waktu bersama keluarga.
Sadar sebagai atlet profesional dan negara membutuhkannya, Lee sama sekali akan berbicara atau berkomunikasi dengan orang terdekat sampai nomor sprint digelar Kamis (25/9) mendatang. "Saya akan berlomba di nomor sprint, saya akan menelepon mereka," imbuhnya.
Dengan torehan prestasi yang sudah dibuatnya, peluang Lee untuk berbicara banyak di Olimpiade 2016 Rio pun terbuka. Namun ia enggan mengomentarinya dan tengah fokus dengan ajang Asian Games. Empat tahun lalu di Guangzhou, Lee pun mendulang emas dari nomor 500m time trial.
Lee kini menjadi bintang di Hong Kong. Ia berhasil menyumbangkan perunggu di Olimpiade 2012 London. Dan, ia pun bakal membuktikan jika Asia akan menjadi peluangnya untuk melambungkan namanya.
"Meraih medali itu sangat sulit. Saya memang mencari medali, tapi tidak untuk medali perak. Saya senang melihat pelatih saya tersenyum. Saya tahu ini adalah final yang berat, tapi saya tetap mempunyai peluang," tutup Lee.
Pembalap 27 tahun itu langsung mengepalkan tangannya ke udara usai menyentuh garis finis. Ia berhasil mengalahkan atlet Malaysia Fatehah Binti Mustapa yang harus rela kebagian perak dan perunggu direbut pembalap China Zhong Tianshi
Sayangnya kemenangan Lee tidak disaksikan orang terdekatnya. Ia memang selama ini lebih banyak bertarung di luar Hong Kong. "Sudah dua bulan ini saya tidak melihat keluarga dan teman. Nenek saya sekarang berusia 95 tahun dan saya selalu berpikir tidak mempunyai kesempatan untuk melihatnya lagi. Saya berharap bisa kembali dalam dua atau tiga hari dan ingin makan malam dengannya. Saya tak sabar ingin berpesta dengannya," ucap Lee dilansir reuters, Minggu (21/9).
Untuk bisa menjadi juara, Lee memang banyak berkorban. Setidaknya ia sudah berada di Incheon sebulan lalu untuk berlatih. Kadang ia pun harus terbang ke China dan kembali ke Hong Kong. Semua dilakukan demi prestasi dan mengorbankan waktu bersama keluarga.
Sadar sebagai atlet profesional dan negara membutuhkannya, Lee sama sekali akan berbicara atau berkomunikasi dengan orang terdekat sampai nomor sprint digelar Kamis (25/9) mendatang. "Saya akan berlomba di nomor sprint, saya akan menelepon mereka," imbuhnya.
Dengan torehan prestasi yang sudah dibuatnya, peluang Lee untuk berbicara banyak di Olimpiade 2016 Rio pun terbuka. Namun ia enggan mengomentarinya dan tengah fokus dengan ajang Asian Games. Empat tahun lalu di Guangzhou, Lee pun mendulang emas dari nomor 500m time trial.
Lee kini menjadi bintang di Hong Kong. Ia berhasil menyumbangkan perunggu di Olimpiade 2012 London. Dan, ia pun bakal membuktikan jika Asia akan menjadi peluangnya untuk melambungkan namanya.
"Meraih medali itu sangat sulit. Saya memang mencari medali, tapi tidak untuk medali perak. Saya senang melihat pelatih saya tersenyum. Saya tahu ini adalah final yang berat, tapi saya tetap mempunyai peluang," tutup Lee.
(bbk)