Chuluunbadrakh, Pahlawan Mongolia di Lapangan Tembak
A
A
A
INCHEON - Narantuya Chuluunbadrakh menjadi pahlawan Mongolia di lapangan tembak. Ia menjadi atlet pertama negaranya yang sukses mendulang medali emas dari cabang menembak nomor 50m rifle prone putri Asian Games 2014, Incheon, Korsel.
Ibu satu anak yang berusia 29 tahun itu berhasil menyelesaikan lomba dengan raihan 624.1 poin. Raihan angka ini hanya terpaut empat poin dari rekor dunia yang pegang atlet menembak asal Jerman, Beate Gauss yang dibuat pada kejuaraan dunia di Spanyol bulan ini.
"Kami sebelumnya hanya meraih perak di nomor tim empat tahun lalu. Jadi sekarang benar-benar istimewa. Lebih dari itu, ini adalah skor terbaik saya," ujar Chuluunbadrakh dilansir channelasia, Rabu (24/9).
Ketika ditanya soal masa depannya, Chuluunbadrakh mengatakan dirinya enggan membahasnya. "Masih terlalu dini. Sebab, olimpiade masih dua tahun lagi. Tapi saya ingin tampil baik di kejuaraan dunia tahun depan. Harapannya medali ini bisa menjadi inspirasi wanita di Mongolia."
Sebagai atlet putri Mongolia, yang empat tahun lalu hanya menempati posisi ke-10 di Guangzhou, Chuluunbadrakh pantas bergembira. Pasalnya, untuk meraih kepingan emas tidaklah mudah. Ia harus bersaing ketat dengan atlet Malaysia Nur Binti Taibi Malaysia dan atlet tuan rumah Eum Bit-Na yang akhirnya harus puas dengan medali perak dan perunggu.
Ibu satu anak yang berusia 29 tahun itu berhasil menyelesaikan lomba dengan raihan 624.1 poin. Raihan angka ini hanya terpaut empat poin dari rekor dunia yang pegang atlet menembak asal Jerman, Beate Gauss yang dibuat pada kejuaraan dunia di Spanyol bulan ini.
"Kami sebelumnya hanya meraih perak di nomor tim empat tahun lalu. Jadi sekarang benar-benar istimewa. Lebih dari itu, ini adalah skor terbaik saya," ujar Chuluunbadrakh dilansir channelasia, Rabu (24/9).
Ketika ditanya soal masa depannya, Chuluunbadrakh mengatakan dirinya enggan membahasnya. "Masih terlalu dini. Sebab, olimpiade masih dua tahun lagi. Tapi saya ingin tampil baik di kejuaraan dunia tahun depan. Harapannya medali ini bisa menjadi inspirasi wanita di Mongolia."
Sebagai atlet putri Mongolia, yang empat tahun lalu hanya menempati posisi ke-10 di Guangzhou, Chuluunbadrakh pantas bergembira. Pasalnya, untuk meraih kepingan emas tidaklah mudah. Ia harus bersaing ketat dengan atlet Malaysia Nur Binti Taibi Malaysia dan atlet tuan rumah Eum Bit-Na yang akhirnya harus puas dengan medali perak dan perunggu.
(bbk)