Rekor Dunia, Doping dan Pengunduran Diri

Kamis, 25 September 2014 - 20:30 WIB
Rekor Dunia, Doping dan Pengunduran Diri
Rekor Dunia, Doping dan Pengunduran Diri
A A A
INCHEON - Ajang Asian Games 2014, Incheon, Korsel sudah memasuki hari keenam. Namun kisah di ajang pesta olahraga bangsa Asia itu sudah menyajikan banyak cerita. Rekor dunia, skandal doping sampai pengunduran diri salah satu kontingen di cabang olahraga mewarnai perhelatan empat tahunan itu.

Urusan rekor dunia, para atlet dari Korsel, Korut dan China telah mengisi beberapa halaman surat kabar di kawasan Asia. Lima rekor dunia berhasil dipecahkan dari cabang anggar, menembak dan angkat besi.

Sayangnya, prestasi ini juga ternoda dengan ulah beberapa atlet yang positif menggunakan doping. Atlet soft tenis asal Kamboja, Yi Sophany menjadi atlet kedua yang positif menggunakan doping. Sebelumnya seorang pesepakbola asal Tajikistan, Khurshed Beknazarov menjadi atlet pertama yang diusir karena menggunakan zat yang diharamkan di dunia olahraga.

Namun dari serangkaian cerita itu, kasus mundurnya tim bola basket putri Qatar yang paling menarik. Bagaimana tidak, tim putri Qatar yang siap bertanding melawan Nepal harus menemui larangan mengenakan hijab. Panitia pertandingan meminta lima dari 10 anggota tim melepaskan hijab dengan dalih busana yang dikenakan tidak sesuai dengan aturan Federasi Bola Basket Internasional (FIBA).

Polemik akhirnya meluncur deras dan kontingen Qatar akhirnya menarik diri dari cabang bola basket putri. Ketua Kontingen Qatar Khalid al-Jabir mengatakan tim basket putri saat ini siap-siap pulang ke negaranya setelah kasus yang mereka nilai aneh itu.

"Kami tidak mengorbankan permainan. Kami tidak diizinkan bermain. Ini sungguh aneh. Di satu sisi banyak orang ingin kaum wanita berpartisipasi dalam berbagai permainan. Namun di sisi lain, mereka mengecilkan wanita muslim yang bermain menggunakan hijab," tuturnya seperti dikutip thehindu, Kamis (25/9).

Asian Games 2014 kali ini memang banyak cerita. Sejak awal pelaksanaan pun beberapa konflik antar-negara kuat ikut mewarnai. Korut yang menjadi negara saudara Korsel sempat mengancam tidak akan jadi mengirimkan atletnya karena merasa pihak tuan rumah melakukan diskriminasi dengan membatasi jumlah delegasi.

Belum lagi persaingan ketat China dan Jepang. Ternyata persoalan politik terbawa sampai kolam renang. China yang mempunyai juara olimpiade, Sun Yang tidak senang hati saat dikalahkan atlet Jepang, Kosuke Hagino di nomor 200 meter gaya bebas. Tindakan provokasi pun dilancarkan anggota ofisial China, Lu Lifan, saat diadakan jumpa pers usai lomba.

Hagino yang ingin meninggalkan ruangan jumpa pers coba ditahan sambil mengatakan,"Tunggu sebentar. Jepang sekarang memang memimpin dalam dua hari ini. Tapi saya jamin itu hanya bersifat sementara saja. Jepang memang tim kuat, tapi kami akan segera mengejarnya," ujar Lifan dua hari lalu.

Persaingan ternyata terus berlangsung. Yang masih penasaran akan kekalahannya akhirnya tidak bisa menahan untuk berkomentar pedas. Usai membawa negaranya merebut emas di nomor 4x100 meter gaya bebas, Rabu (24/9) kemarin, ia mengatakan kalau orang-orang China memperlihatkan kemarahannya malam ini. Tentunya hal itu ditujukan pada kontingen Jepang. Sebab, Yang menambahkan pernyatannya yang jika didengar tim Negeri Matahari Terbit bakal menimbulkan balasan kemarahan "Jujur saja, lagu kebangsaan Jepang itu terdengar buruk sekali di telinga saya."
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2200 seconds (0.1#10.140)