Keberadaan Atlet Afrika Tuai Protes
A
A
A
INCHEON - Keberadaan sejumlah atlet Afrika yang membela beberapa negara di Asian Games 2014, Incheon, Korsel menuai protes. Atlet dari benua hitam itu didatangkan negara Arab seperti Qatar dan Bahrain dan sudah mencetak prestasi luar biasa.
Adalah sprinter asal China, Su Bingtian yang melantangkan suaranya setelah kalah adu sprint di nomor 100 meter, Minggu (28/9) kemarin. Ia gagal meraih emas setelah dikalahkan Femi Ogunade. Bukan hanya meraih emas, atlet yang membela Qatar dan berasal dari Nigeria itu berhasil memecahkan rekor Asia dengan catatan waktu 9.93 detik.
"Ini tidak adil sebab mereka itu lebih tinggi dan lebih panjang langkahnya. Kekuatan mereka juga sangat terasa di cabang atletik ini. Secara fisik jelas kami yang benar-benar dari Asia tidak mempunyai keuntungan," ucapnya dilansir channelasia, Senin (29/9).
Suara keras juga sudah keluar dari atlet Jepang dan Korsel. Sayangnya hingga saat ini otoritas olahraga Asia pun masih terbagi pendapat soal kehadiran atlet Afrika tersebut.
Kehadiran mereka itu sudah menghilangkan sejumlah atlet yang benar-benar berasal dari Asia. Dari delapan emas yang sudah diperebutkan di cabang atletik, lima di antaranya sudah direbut atlet impor dari Afrika.
Dominasi mereka telah terasa sejak digelarnya Asian Games 2006 di Doha, Qatar. Salah seorang atlet putra kelahiran Kenya berhasil menjadi bintang setelah merebut emas di nomor 800m, 1500m, 5.000m, 10.000m, 3000 halang rintang. Hal tersebut berlangsung di Guangzhou empat tahun lalu. Qatar dan Bahrain menjadi negara digdaya lewat atlet impor nya dengan meraih emas di nomor 10.000m dan 5.000m.
Dan, di Incheon sekarang, Oluwakemi Adekoya yang diimpor Bahrain dari Nigeria telah merebut emas di nomor 400m putri dan itu diperolehnya setelah beberapa bulan berganti warga negara. Bahrain menambah pundi emasnya di nomor 3.000m halang rintang lewat atlet kelahiran Kenya, Ruth Jebet.
Adalah sprinter asal China, Su Bingtian yang melantangkan suaranya setelah kalah adu sprint di nomor 100 meter, Minggu (28/9) kemarin. Ia gagal meraih emas setelah dikalahkan Femi Ogunade. Bukan hanya meraih emas, atlet yang membela Qatar dan berasal dari Nigeria itu berhasil memecahkan rekor Asia dengan catatan waktu 9.93 detik.
"Ini tidak adil sebab mereka itu lebih tinggi dan lebih panjang langkahnya. Kekuatan mereka juga sangat terasa di cabang atletik ini. Secara fisik jelas kami yang benar-benar dari Asia tidak mempunyai keuntungan," ucapnya dilansir channelasia, Senin (29/9).
Suara keras juga sudah keluar dari atlet Jepang dan Korsel. Sayangnya hingga saat ini otoritas olahraga Asia pun masih terbagi pendapat soal kehadiran atlet Afrika tersebut.
Kehadiran mereka itu sudah menghilangkan sejumlah atlet yang benar-benar berasal dari Asia. Dari delapan emas yang sudah diperebutkan di cabang atletik, lima di antaranya sudah direbut atlet impor dari Afrika.
Dominasi mereka telah terasa sejak digelarnya Asian Games 2006 di Doha, Qatar. Salah seorang atlet putra kelahiran Kenya berhasil menjadi bintang setelah merebut emas di nomor 800m, 1500m, 5.000m, 10.000m, 3000 halang rintang. Hal tersebut berlangsung di Guangzhou empat tahun lalu. Qatar dan Bahrain menjadi negara digdaya lewat atlet impor nya dengan meraih emas di nomor 10.000m dan 5.000m.
Dan, di Incheon sekarang, Oluwakemi Adekoya yang diimpor Bahrain dari Nigeria telah merebut emas di nomor 400m putri dan itu diperolehnya setelah beberapa bulan berganti warga negara. Bahrain menambah pundi emasnya di nomor 3.000m halang rintang lewat atlet kelahiran Kenya, Ruth Jebet.
(bbk)