Juwita Kaget Dapat Emas
A
A
A
MEDAN - Pewushu Indonesia Juwita Niza Wazni mengaku kaget dan tak percaya jika emas yang diraih pewushu Malaysia Tai Cheau XuenTai jatuh ke tangannya. Meski senang, Juwita tak ingin jemawa karena dia diuntungkan oleh kondisi lawan.
“Awalnya saya mengira itu hanya isu. Tapi Pelatih Sandri Liong mengabari kalau saya mendapat emas. Saya bersyukur, dan ini merupakan rezeki dari Allah SWT,” ujar putri bungsu pasangan Wasit Amin dan Jainab ini.
Panitia pelaksana Asian Games XVII/2014 menarik medali emas nomor nanquan & nandao all round dari Tai Cheau Xuen lantaran gagal tes doping, Selasa (30/9). Hasil pemeriksaan sampel urine Tai Cheau Xuen ditemukan zat sibutramine, zat yang biasa ada dalam pil penurun berat badan, namun termasuk stimulan yang dilarang dalam sport. Pihak Malaysia menyatakan banding dan menolak mengembalikan emas yang diraih Tai Cheau Xuen.
Dengan pencoretan Tai Cheau Xuen, otomatis posisi Juwita yang ada di bawah Tai Cheau Xuen terdongkrak. Lalu, medali perak menjadi milik Wei Hong dari China dan pewushu Indonesia lainnya, Ivana Ardelia Irmanto yang semula di posisi empat naik ke tempat ketiga mendapat medali perunggu.
Menurut Juwita, dia diuntungkan dengan keputusan Dewan Olimpiade Asia (OCA). Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu menganggap dirinya belum menjadi juara karena raihan sebenarnya adalah medali perak.
“Meski meraih medali emas, tapi saya belum menganggap sebagai juara. Saya akan berlatih lebih keras sehingga nanti bisa tampil menjadi juara lewat pertarungan sesungguhnya,” tekadnya.
Sementara Wushu Indonesia pimpinan Master Supandi Kusuma tidak menyangka cabor binaannya itu menyumbangkan medali emas karena pertarungan sesungguhnya sudah usai. Master Supandi mengaku tidak menginginkan hal yang menimpa atlet Malaysia harus terjadi. Wushu Indonesia juga tidak mau mendapat kebahagiaan, tapi ada pihak lain yang merasa sedih.
“Selaku insan wushu saya justru prihatin, di saat wushu kian berkembang, muncul kasus doping. Hal ini hendaknya menjadi pembelajaran bagi seluruh insan wushu di manapun berada,” ujarnya.
Master Supandi membenarkan, PB WI memang menargetkan meraih medali emas di Incheon. Sebab selama ini, medali emas Asian Games belum pernah diraih Wushu Indonesia. Upaya untuk mendapatkannya sudah dilakukan. Para atlet juga sudah berupaya maksimal. Seperti Lindswell, walau sudah tampil baik tapi harus puas di urutan kedua.
“Jujur, ada rasa kurang puas saat itu. Bagi saya Lindswell tidak kalah. Tapi kita harus sabar dan mesti dapat menerima putusan juri. Syukurnya, di balik kesabaran ternyata ada rencana lain dari Tuhan. Dan hari ini semua itu terjawab,” pungkasnya.
“Awalnya saya mengira itu hanya isu. Tapi Pelatih Sandri Liong mengabari kalau saya mendapat emas. Saya bersyukur, dan ini merupakan rezeki dari Allah SWT,” ujar putri bungsu pasangan Wasit Amin dan Jainab ini.
Panitia pelaksana Asian Games XVII/2014 menarik medali emas nomor nanquan & nandao all round dari Tai Cheau Xuen lantaran gagal tes doping, Selasa (30/9). Hasil pemeriksaan sampel urine Tai Cheau Xuen ditemukan zat sibutramine, zat yang biasa ada dalam pil penurun berat badan, namun termasuk stimulan yang dilarang dalam sport. Pihak Malaysia menyatakan banding dan menolak mengembalikan emas yang diraih Tai Cheau Xuen.
Dengan pencoretan Tai Cheau Xuen, otomatis posisi Juwita yang ada di bawah Tai Cheau Xuen terdongkrak. Lalu, medali perak menjadi milik Wei Hong dari China dan pewushu Indonesia lainnya, Ivana Ardelia Irmanto yang semula di posisi empat naik ke tempat ketiga mendapat medali perunggu.
Menurut Juwita, dia diuntungkan dengan keputusan Dewan Olimpiade Asia (OCA). Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu menganggap dirinya belum menjadi juara karena raihan sebenarnya adalah medali perak.
“Meski meraih medali emas, tapi saya belum menganggap sebagai juara. Saya akan berlatih lebih keras sehingga nanti bisa tampil menjadi juara lewat pertarungan sesungguhnya,” tekadnya.
Sementara Wushu Indonesia pimpinan Master Supandi Kusuma tidak menyangka cabor binaannya itu menyumbangkan medali emas karena pertarungan sesungguhnya sudah usai. Master Supandi mengaku tidak menginginkan hal yang menimpa atlet Malaysia harus terjadi. Wushu Indonesia juga tidak mau mendapat kebahagiaan, tapi ada pihak lain yang merasa sedih.
“Selaku insan wushu saya justru prihatin, di saat wushu kian berkembang, muncul kasus doping. Hal ini hendaknya menjadi pembelajaran bagi seluruh insan wushu di manapun berada,” ujarnya.
Master Supandi membenarkan, PB WI memang menargetkan meraih medali emas di Incheon. Sebab selama ini, medali emas Asian Games belum pernah diraih Wushu Indonesia. Upaya untuk mendapatkannya sudah dilakukan. Para atlet juga sudah berupaya maksimal. Seperti Lindswell, walau sudah tampil baik tapi harus puas di urutan kedua.
“Jujur, ada rasa kurang puas saat itu. Bagi saya Lindswell tidak kalah. Tapi kita harus sabar dan mesti dapat menerima putusan juri. Syukurnya, di balik kesabaran ternyata ada rencana lain dari Tuhan. Dan hari ini semua itu terjawab,” pungkasnya.
(sha)