Putri Korut Pecundangi Jepang
A
A
A
INCHEON - Untuk kali ketiga tim sepakbola putri Korea Utara (Korut) berhasil merebut medali emas di ajang Asian Games. Kali ini menjadi korban adalah Jepang yang dikalahkan di partai final dengan skor 3-1.
Bermain di Stadion Munhak, Incheon, Rabu (1/10), permainan negeri komunis itu begitu mendominasi. Dua gol Korut disumbangkan Kim Yun Mi dan kapten Ra Un Sim sebelum Jepang membalas melalui kapten Aya Miyama. Korut memperbesar kemenangannya melalui pemain pengganti Ho Un Byol.
Sukses yang dipersembahkan putri Korut itu begitu bermakna mengingat lawan yang mereka hadapi juara dunia putri 2011 silam. Ini pun menjadi ajang balas dendam setelah pada Asian Games 2010, Guangzhou, China mereka ditumbangkan.
Bau politis menyelimuti perebutan medali emas Asian Games 2014, Incheon, Korsel. Seperti dilaporkan reuters, sejumlah penonton asal Korsel mengenakan kaos yang menyerukan keharmonisan di semenanjung Korea. Mereka juga menyanyikan dengan tema reunifikasi.
Sayangnya duel panas ini diwarnai sedikit insiden di mana seorang pria berlari menunju gawang Jepang ingin membentangkan bendera Korut. Petugas keamanan yang berpakaian sipil dengan sigap mengamankan pris tersebut. Keamanan pun diamankan untuk diminta keterangan.
Seorang saksi sempat mendengar dari si pria tersebut yang diperkirakan berusia 50 tahun. Kepada aparat keamanan ia mengatakan tidak tahu kalau tindakannya itu melanggar hukum.
Ketika ditanya kebangsaannya, pria tersebut menyerahkan paspor berwarna merah anggur. Sedangkan paspor yang dikeluarkan pemerintah Korsel untuk warganegaranya berwarna hijau.
Korsel memberlakukan larangan ketat mengenai atribut yang berkenaan dengan Undang-Undang Keamanan Nasional. Mereka melarang adanya bendera atau apapun yang berabau Korut berada di wilayahnya. Bahkan, Penyelenggara Asian Games juga menurunkan bendera Korut di perkampungan atlet setelah mendapatkan protes dari kelompok konservatif.
Bermain di Stadion Munhak, Incheon, Rabu (1/10), permainan negeri komunis itu begitu mendominasi. Dua gol Korut disumbangkan Kim Yun Mi dan kapten Ra Un Sim sebelum Jepang membalas melalui kapten Aya Miyama. Korut memperbesar kemenangannya melalui pemain pengganti Ho Un Byol.
Sukses yang dipersembahkan putri Korut itu begitu bermakna mengingat lawan yang mereka hadapi juara dunia putri 2011 silam. Ini pun menjadi ajang balas dendam setelah pada Asian Games 2010, Guangzhou, China mereka ditumbangkan.
Bau politis menyelimuti perebutan medali emas Asian Games 2014, Incheon, Korsel. Seperti dilaporkan reuters, sejumlah penonton asal Korsel mengenakan kaos yang menyerukan keharmonisan di semenanjung Korea. Mereka juga menyanyikan dengan tema reunifikasi.
Sayangnya duel panas ini diwarnai sedikit insiden di mana seorang pria berlari menunju gawang Jepang ingin membentangkan bendera Korut. Petugas keamanan yang berpakaian sipil dengan sigap mengamankan pris tersebut. Keamanan pun diamankan untuk diminta keterangan.
Seorang saksi sempat mendengar dari si pria tersebut yang diperkirakan berusia 50 tahun. Kepada aparat keamanan ia mengatakan tidak tahu kalau tindakannya itu melanggar hukum.
Ketika ditanya kebangsaannya, pria tersebut menyerahkan paspor berwarna merah anggur. Sedangkan paspor yang dikeluarkan pemerintah Korsel untuk warganegaranya berwarna hijau.
Korsel memberlakukan larangan ketat mengenai atribut yang berkenaan dengan Undang-Undang Keamanan Nasional. Mereka melarang adanya bendera atau apapun yang berabau Korut berada di wilayahnya. Bahkan, Penyelenggara Asian Games juga menurunkan bendera Korut di perkampungan atlet setelah mendapatkan protes dari kelompok konservatif.
(bbk)