Sarita Devi Lolos dari Sanksi
A
A
A
INCHEON - Petinju putri India, Sarita Devi bisa tersenyum. Pasalnya, Dewan Olimpiade Asia (OCA) tidak memberikan sanksi berat setelah menolak medali perunggu dan mencaci juri yang dinilainya berat sebelah.
Lolosnya Sarita Devi ini tak lepas dari permintaan maaf yang ditujukan pada Presiden Asosiasi Tinju Amatir Internasional (AIBA) Wu Ching Kuo. Dalam surat permintaan maafnya itu, Sarita Devi mengaku tindakannya menolak perunggu karena emosional dan berjanji tidak akan mengulanginya.
"Kami memutuskan hanya memberikan peringatan keras padanya. Kami mempertimbangkan tidak ada hubungannya dengan delegasi India dan hanya tindakan pribadi seorang atlet," ungkap Wakil Presiden Kehormatan OCA, Wei Jizhong kepada wartawan seperti dikutip reuters, Sabtu (4/10).
Seperti diberitakan sebelumnya, Sarita Devi marah setelah dinyatakan kalah usai tampil di semifinal kelas ringan melawan Park Ji-Na. Juri saat itu memberikan kemenangan mutlak, 3-0 untuk kemenangan petinju tuan rumah. Kontan, ia marah dan tidak bisa menerima keputusan tersebut.
Sehari setelah itu, saat upacara pengalungan medali Sarita Devi menolak untuk menerimanya. Ia meninggalkan medali tersebut di atas podium. Kontan hal ini banyak mengundang perhatian salah satunya Presiden OCA Sheikh Ahmad Fahad Al-Al-Sabah. "Sebagai seorang atlet, harus dia menghormati keputusan wasit. Dia sedih karena merasa penampilannya lebih baik dari lawannya. Tapi di sisi lain, dia telah membunuh momentum atlet lainnya. Saya senang akhirnya dia meminta maaf meski dia tidak bahagia."
Kasus Sarita Devi bukan pertama yang terjadi di Asian Games. Penilaian juri dinilai lebih menguntungkan atlet tuan rumah banyak dikeluhkan kontingen kepada OCA. "Kami menerima surat keluhan soal ini dari lima negara yang mengikuti cabang tinju," kata Sheikh Ahmad.
Lolosnya Sarita Devi ini tak lepas dari permintaan maaf yang ditujukan pada Presiden Asosiasi Tinju Amatir Internasional (AIBA) Wu Ching Kuo. Dalam surat permintaan maafnya itu, Sarita Devi mengaku tindakannya menolak perunggu karena emosional dan berjanji tidak akan mengulanginya.
"Kami memutuskan hanya memberikan peringatan keras padanya. Kami mempertimbangkan tidak ada hubungannya dengan delegasi India dan hanya tindakan pribadi seorang atlet," ungkap Wakil Presiden Kehormatan OCA, Wei Jizhong kepada wartawan seperti dikutip reuters, Sabtu (4/10).
Seperti diberitakan sebelumnya, Sarita Devi marah setelah dinyatakan kalah usai tampil di semifinal kelas ringan melawan Park Ji-Na. Juri saat itu memberikan kemenangan mutlak, 3-0 untuk kemenangan petinju tuan rumah. Kontan, ia marah dan tidak bisa menerima keputusan tersebut.
Sehari setelah itu, saat upacara pengalungan medali Sarita Devi menolak untuk menerimanya. Ia meninggalkan medali tersebut di atas podium. Kontan hal ini banyak mengundang perhatian salah satunya Presiden OCA Sheikh Ahmad Fahad Al-Al-Sabah. "Sebagai seorang atlet, harus dia menghormati keputusan wasit. Dia sedih karena merasa penampilannya lebih baik dari lawannya. Tapi di sisi lain, dia telah membunuh momentum atlet lainnya. Saya senang akhirnya dia meminta maaf meski dia tidak bahagia."
Kasus Sarita Devi bukan pertama yang terjadi di Asian Games. Penilaian juri dinilai lebih menguntungkan atlet tuan rumah banyak dikeluhkan kontingen kepada OCA. "Kami menerima surat keluhan soal ini dari lima negara yang mengikuti cabang tinju," kata Sheikh Ahmad.
(bbk)