Partai Wajib Menang
Partai Wajib Menang
A
A
A
YANGON - Perjuangan Timnas U-19 di Piala AFC U-19 akan ditentukan dalam duel melawan Australia. Laga ini menjadi penting guna membuka asa menatap Piala Dunia U-20. Kalah sama artinya harus angkat koper lebih cepat dari Myanmar.
Kekalahan atas Ubekistan di pertandingan pertama Grup B masih membekas buat Evan Dimas Cs. Meski memberikan perlawanan dan bisa memperkecil kedudukan, hasil akhir 1-3 menjadi kenyataan yang harus diterima.
Misi kali ini pun terbilang berat. Australia secara kualitas tak jauh beda dengan Uzbekistan. Postur tubuh akan menjadi pusat perhatian dengan tidak memberikan lawan membuat peluang-peluang dari bola mati ataupun sepak pojok.
Lini pertahanan, khususnya sayap yang biasa diisi Muhammad Faturachman di kiri dan Putu Gede Juni Antara di sisi kanan harus bermain cerdas. Mengandalkan emosi yang bisa melahirkan pelanggaran itu artinya membuka peluang lawan menjebol gawang yang sepertinya akan kembali diserahkan pada Ravi Murdianto.
Permainan cepat dari kaki ke kaki dengan umpan satu dunia, sebenarnya menjadi senjata andalan Garuda Jaya. Sayangnya pemandangan itu baru terlihat setelah Indonesia ketinggalan dua gol saat menghadapi Uzbekistan. Permainan menekan dengan tidak memberikan lawan berkembang bisa menjadi pilihan gaya permainan.
Coach Indra sepertinya harus mempertimbangkan kembali siapa pemain tengah yang bakal menjadi kreator. Evan Dimas rasanya tetap menjadi pilihan utama, namun pasangan Evan ini yang mesti dipikirkan secara cermat. Tanpa mengesampingkan kerja keras Zulfiandi di laga pembuka, tak ada salahnya mencoba Paulo Sitanggang sejak babak pertama.
Bukti sahih di lapangan terlihat jelas manakala ia berhasil memberikan perbedaan. Satu gol lewat tendangan jarak jauh menjadi fakta yang tidak bisa dielakkan. Aksi individu dan bermain tanpa lelah beberapa kali merepotkan barisan pertahanan lawan. Bahkan aksinya ini dipuji pelatih Uzbekistan, Ravshan Khaydarov.
Jika lini belakang dan tengah sudah solid, terpenting posisi tukang gedor. Mau tidak mau, Indra Sjafri harus obyektif menjadikan pertandingan pertama menjadi acuan membuat formula.
Maldini Pali yang sedianya bisa menjadi suplier lewat keberingasan di sayap kiri ternyata belum menunjukkan kualitasnya. Aksi individunya pun mudah dipatahkan lawan. Hal ini berbeda dengan Ilham Udin yang terus berlari bak banteng ngamuk dan membuat pemain belakang lawan berpikir dua kali jika memberikan ruang pada pemain ini.
Septian David Maulana memberikan angin segar setelah masuk menggantikan Maldini. Serangan bergelombang dari sisi kanan dan kiri plus tambahan kreasi dari lapangan tengah menjadikan pemandangan indah di pertandingan lalu itu. Beberapa peluang pun berhasil tercipta meski belum bisa menceploskan bola ke gawang lawan.
Posisi striker yang sebelumnya diberikan ke Dinan Javier tak ada salahnya dicoba lagi. Sebab, kualitasnya tak jauh beda dengan Muchlis Hadi Ning Saefullah. Ketenangan dan tidak terburu-buru diharapkan bisa hadir dalam pertandingan genting ini.
Jika mengacu data, dari dua pertemuan Garuda Jaya belum pernah mecicipi nikmatnya kemenangan. Indonesia pernah dipermalukan 1-4 pada pertandingan 5 November 2011 dan bermain imbang tanpa gol pada 2009.
Namun sekali lagi semua itu hanya data. Hasil sesungguhnya akan diketahui dalam pertandingan yang akan digelar di Stadion Thuwunna, Yangon, Minggu (12/10). Pertandingan ini akan disiarkan langsung RCTI mulai pukul 15.30 WIB.
Head To Head Indonesia vs Australia :
5- Nov-2011 Indonesia U19 vs Australia U19 1–4
14-Nov-2009 Indonesia U19 vs Australia U19 0–0
Lima Pertandingan Terakhir Indonesia :
12-Okt-2013 Korsel U19 vs Indonesia U19 2–3
05-Mei-2014 Indonesia U19 vs Myanmar U19 1–1
05-Sep-2014 Indonesia U19 vs Thailand U19 2–6
09-Sep-2014 Myanmar U19 vs Indonesia U19 3–0
10-Okt-2014 Uzbekistan U19 vs Indonesia U19 3-1
Lima Pertandingan Terakhir Australia :
05-Okt-2013 Taiwan U19 vs Australia U19 0–3
07-Okt-2013 Australia U19 vs Vietnam U19 1–5
05-Sep-2014 Vietnam U19 vs Australia U19 1-0
07-Sep-2014 Australia U19 vs Japan U19 3-4
10-Okt-2014 Australia U19 vs UEA U19 1-1
Kekalahan atas Ubekistan di pertandingan pertama Grup B masih membekas buat Evan Dimas Cs. Meski memberikan perlawanan dan bisa memperkecil kedudukan, hasil akhir 1-3 menjadi kenyataan yang harus diterima.
Misi kali ini pun terbilang berat. Australia secara kualitas tak jauh beda dengan Uzbekistan. Postur tubuh akan menjadi pusat perhatian dengan tidak memberikan lawan membuat peluang-peluang dari bola mati ataupun sepak pojok.
Lini pertahanan, khususnya sayap yang biasa diisi Muhammad Faturachman di kiri dan Putu Gede Juni Antara di sisi kanan harus bermain cerdas. Mengandalkan emosi yang bisa melahirkan pelanggaran itu artinya membuka peluang lawan menjebol gawang yang sepertinya akan kembali diserahkan pada Ravi Murdianto.
Permainan cepat dari kaki ke kaki dengan umpan satu dunia, sebenarnya menjadi senjata andalan Garuda Jaya. Sayangnya pemandangan itu baru terlihat setelah Indonesia ketinggalan dua gol saat menghadapi Uzbekistan. Permainan menekan dengan tidak memberikan lawan berkembang bisa menjadi pilihan gaya permainan.
Coach Indra sepertinya harus mempertimbangkan kembali siapa pemain tengah yang bakal menjadi kreator. Evan Dimas rasanya tetap menjadi pilihan utama, namun pasangan Evan ini yang mesti dipikirkan secara cermat. Tanpa mengesampingkan kerja keras Zulfiandi di laga pembuka, tak ada salahnya mencoba Paulo Sitanggang sejak babak pertama.
Bukti sahih di lapangan terlihat jelas manakala ia berhasil memberikan perbedaan. Satu gol lewat tendangan jarak jauh menjadi fakta yang tidak bisa dielakkan. Aksi individu dan bermain tanpa lelah beberapa kali merepotkan barisan pertahanan lawan. Bahkan aksinya ini dipuji pelatih Uzbekistan, Ravshan Khaydarov.
Jika lini belakang dan tengah sudah solid, terpenting posisi tukang gedor. Mau tidak mau, Indra Sjafri harus obyektif menjadikan pertandingan pertama menjadi acuan membuat formula.
Maldini Pali yang sedianya bisa menjadi suplier lewat keberingasan di sayap kiri ternyata belum menunjukkan kualitasnya. Aksi individunya pun mudah dipatahkan lawan. Hal ini berbeda dengan Ilham Udin yang terus berlari bak banteng ngamuk dan membuat pemain belakang lawan berpikir dua kali jika memberikan ruang pada pemain ini.
Septian David Maulana memberikan angin segar setelah masuk menggantikan Maldini. Serangan bergelombang dari sisi kanan dan kiri plus tambahan kreasi dari lapangan tengah menjadikan pemandangan indah di pertandingan lalu itu. Beberapa peluang pun berhasil tercipta meski belum bisa menceploskan bola ke gawang lawan.
Posisi striker yang sebelumnya diberikan ke Dinan Javier tak ada salahnya dicoba lagi. Sebab, kualitasnya tak jauh beda dengan Muchlis Hadi Ning Saefullah. Ketenangan dan tidak terburu-buru diharapkan bisa hadir dalam pertandingan genting ini.
Jika mengacu data, dari dua pertemuan Garuda Jaya belum pernah mecicipi nikmatnya kemenangan. Indonesia pernah dipermalukan 1-4 pada pertandingan 5 November 2011 dan bermain imbang tanpa gol pada 2009.
Namun sekali lagi semua itu hanya data. Hasil sesungguhnya akan diketahui dalam pertandingan yang akan digelar di Stadion Thuwunna, Yangon, Minggu (12/10). Pertandingan ini akan disiarkan langsung RCTI mulai pukul 15.30 WIB.
Head To Head Indonesia vs Australia :
5- Nov-2011 Indonesia U19 vs Australia U19 1–4
14-Nov-2009 Indonesia U19 vs Australia U19 0–0
Lima Pertandingan Terakhir Indonesia :
12-Okt-2013 Korsel U19 vs Indonesia U19 2–3
05-Mei-2014 Indonesia U19 vs Myanmar U19 1–1
05-Sep-2014 Indonesia U19 vs Thailand U19 2–6
09-Sep-2014 Myanmar U19 vs Indonesia U19 3–0
10-Okt-2014 Uzbekistan U19 vs Indonesia U19 3-1
Lima Pertandingan Terakhir Australia :
05-Okt-2013 Taiwan U19 vs Australia U19 0–3
07-Okt-2013 Australia U19 vs Vietnam U19 1–5
05-Sep-2014 Vietnam U19 vs Australia U19 1-0
07-Sep-2014 Australia U19 vs Japan U19 3-4
10-Okt-2014 Australia U19 vs UEA U19 1-1
(bbk)
Explore More