Pemerintah Bela Presiden Tenis Rusia
A
A
A
MOSKOW - Pemerintah Rusia melalui Menteri Olahrga Rusia, Vitaly Mutko akan melakukan banding terhadap denda dan sanksi yang diberikan kepada Presiden Federasi Tenis Rusia, Shamil Tarpischev oleh Asosiasi Tenis Wanita (WTA). Hukuman ini diberikan terhadap Tarpischev ini terkait ucapannya yang menghina Venus dan Serena Williams dengan sebutan WILLIAMS BROTHERS.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat ucapannya pekan lalu dalam wawancara dengan stasiun televisi WTA telah menenda Tarpischev sebesar USD 25 Ribu atau setara dengan Rp 300 juta. Bukan itu saja, WTA mengharamkan Tarpischev berada dalam turnamen yang digelar WTA selama setahun. (Baca : Gara-gara Pengin Tahu Kelamin Venus - Serena, Presiden Kena Denda)
"Keputusan WTA berupa larangan itu sangat menjengkelkan. Tarpischev adalah pemegang otoritas tertinggi tenis dan saya minta maaf atas kejadian ini. Namun kami meminta semua mengerti dengan apa yang terjadi. Mungkin perkataanya ditafsirkan berbeda dan semua hukumannya dikurangi," ucap Mutko dilansir yahoo, Sabtu (18/10).
Sementara itu, Tarpishchev sampai saat ini enggan berkomentar soal insiden tersebut walaupun banyak kalangan untuknya meminta maaf. CEO WTA Stacy Allaster mengatakan ucapan Tarpischev itu sudah menjatuhkan, menghina dan tidak pantas ada di dunia olahraga. "Komentar soal gender itu telah menodai dunia tenis terhadap dua juara kami. Itu sangat merendahkan dan layak dikutuk dan diberikan sanksi," tegasnya.
Tak mau petenisnya direndahkan, Presiden Asosiasi Tenis AS, Dave Haggerty langsung angkat bicara. Ia meminta agar Tarpischev harus meminta maaf.
"Sebagai presiden federasi dan anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC), Tarpischev harus meminta maaf sendiri dengan integritas yang tinggi," kata Haggerty dalam sebuah pernyataan.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat ucapannya pekan lalu dalam wawancara dengan stasiun televisi WTA telah menenda Tarpischev sebesar USD 25 Ribu atau setara dengan Rp 300 juta. Bukan itu saja, WTA mengharamkan Tarpischev berada dalam turnamen yang digelar WTA selama setahun. (Baca : Gara-gara Pengin Tahu Kelamin Venus - Serena, Presiden Kena Denda)
"Keputusan WTA berupa larangan itu sangat menjengkelkan. Tarpischev adalah pemegang otoritas tertinggi tenis dan saya minta maaf atas kejadian ini. Namun kami meminta semua mengerti dengan apa yang terjadi. Mungkin perkataanya ditafsirkan berbeda dan semua hukumannya dikurangi," ucap Mutko dilansir yahoo, Sabtu (18/10).
Sementara itu, Tarpishchev sampai saat ini enggan berkomentar soal insiden tersebut walaupun banyak kalangan untuknya meminta maaf. CEO WTA Stacy Allaster mengatakan ucapan Tarpischev itu sudah menjatuhkan, menghina dan tidak pantas ada di dunia olahraga. "Komentar soal gender itu telah menodai dunia tenis terhadap dua juara kami. Itu sangat merendahkan dan layak dikutuk dan diberikan sanksi," tegasnya.
Tak mau petenisnya direndahkan, Presiden Asosiasi Tenis AS, Dave Haggerty langsung angkat bicara. Ia meminta agar Tarpischev harus meminta maaf.
"Sebagai presiden federasi dan anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC), Tarpischev harus meminta maaf sendiri dengan integritas yang tinggi," kata Haggerty dalam sebuah pernyataan.
(bbk)