Tontowi/Liliyana Terlecut Pertahankan Gelar di China
A
A
A
PARIS - Pulang dari memenangkan Prancis Terbuka 2014, pasangan ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir tidak bisa berleha-leha. Juara dunia 2013 itu harus kembali menempa diri di Pelatnas Cipayung untuk menyambut turnamen berikutnya di Fuzhou, China.
Tontowi/Liliyana sepanjang tahun ini berhasil menggondol trofi All England dan Singapura Terbuka Super Series, sebelum menundukkan Chris Adcock/Gabrielle Adcock dari Inggris 21-9 dan 21-16 untuk membawa pulang gelar Prancis Terbuka, Minggu (26/10).
Sementara kedatangan Tontowi/Liliyana di China Open Super Series pada 11-16 November nanti adalah sebagai juara bertahan. Sehingga, mereka harus benar-benar memanfaatkan waktu yang sangat pendek untuk berlatih spartan.
"Mudah-mudahan kami berhasil mempertahankan gelar juara di China Open. Waktu untuk persiapan tidak banyak, tidak sampai dua minggu. Belum lagi masalah jet lag sepulangnya kami dari Eropa, makanya kami mau mempersiapkan diri sebaik mungkin," terang Liliyana, dikutip Badminton Indonesia.
"Lewat kemenangan di French Open (Prancis Terbuka), kami membuktikan bahwa dengan bermain tenang dan fokus, kami bisa mengalahkan lawan-lawan kami," imbuhnya.
Di saat yang hampir bersamaan, Tontowi menambahkan bahwa absennya di kejuaraan dunia, membuat peringkat mereka turun ke posisi keempat. "Semoga dengan gelar juara di French Open, peringkat kami kembali naik, begitu juga rasa percaya diri kami, semoga ikut naik juga," harap Tontowi.
Tontowi/Liliyana sepanjang tahun ini berhasil menggondol trofi All England dan Singapura Terbuka Super Series, sebelum menundukkan Chris Adcock/Gabrielle Adcock dari Inggris 21-9 dan 21-16 untuk membawa pulang gelar Prancis Terbuka, Minggu (26/10).
Sementara kedatangan Tontowi/Liliyana di China Open Super Series pada 11-16 November nanti adalah sebagai juara bertahan. Sehingga, mereka harus benar-benar memanfaatkan waktu yang sangat pendek untuk berlatih spartan.
"Mudah-mudahan kami berhasil mempertahankan gelar juara di China Open. Waktu untuk persiapan tidak banyak, tidak sampai dua minggu. Belum lagi masalah jet lag sepulangnya kami dari Eropa, makanya kami mau mempersiapkan diri sebaik mungkin," terang Liliyana, dikutip Badminton Indonesia.
"Lewat kemenangan di French Open (Prancis Terbuka), kami membuktikan bahwa dengan bermain tenang dan fokus, kami bisa mengalahkan lawan-lawan kami," imbuhnya.
Di saat yang hampir bersamaan, Tontowi menambahkan bahwa absennya di kejuaraan dunia, membuat peringkat mereka turun ke posisi keempat. "Semoga dengan gelar juara di French Open, peringkat kami kembali naik, begitu juga rasa percaya diri kami, semoga ikut naik juga," harap Tontowi.
(nug)