Menteri Inggris Tuntut Kesetaraan Atlet
A
A
A
LONDON - Tak bisa dipungkiri kesenjangan antara atlet putera dan puteri memang terjadi, apalagi kalau membicarakan soal hadiah. Bahkan dalam kajian BBC, persentase kesenjangan hadiah antara atlet putera dan puteri mencapai 30%. Karenanya, Menteri Olahraga Inggris Helen Grant menuntut adanya kesetaraan.
Kesenjangan paling kentara ada di cabang sepak bola, kriket, golf, biliar, dan squash. “Ada kesenjangan yang harus dipersempit, namun hal itu tidak bisa dilakukan dalam semalam. Kita tahu kiprah atlet puteri sangat menarik, kita tahu kompetisi yang melibatkan atlet perempuan dapat menarik penonton dalam jumlah besar. Namun, kita memerlukan liputan media yang lebih besar dan investasi iklan lebih banyak,” kata Grant seperti dilansir BBC, Selasa (28/10).
Menurut Grant adanya kesenjangan hadiah untuk atlet puteri ini tidak hanya terletak pada keuntungan dan investasi pengiklan yang menjadi sponsor suatu turnamen. “Ini adalah perjuangan bagi kesetaraan dan keadilan gender pada abad ke-21,” kata Grant.
Dari 56 cabang olah raga yang dikaji, sebanyak 35 di antaranya memberi hadiah dalam bentuk uang kepada atlet juara. Dari 35 cabang tersebut, 25 memberi hadiah yang setara bagi atlet pria maupun bagi atlet perempuan. Sisanya, tidak.
Sepak bola ialah cabang olahraga yang paling tidak setara dalam memberikan hadiah. Jerman misalnya. Usai dinobatkan sebagai juara dunia di Brazil lalu, mereka diganjar hadiah uang sebesar 22 Juta Pounds atau Rp 430 Miliar. Sedangkan tim puteri Jepang hanya mendapatkan 630 Ribu Pounds atau Rp 12,3 Miliar.
Hal ini berbeda dengan turnamen tenis AS Terbuka di mana soal hadiah semua petenis mendapatkan hak yang sama. Golf juga menjadi cabang yang menyamakan jumlah hadiah antara putera dan puteri.
Kesenjangan paling kentara ada di cabang sepak bola, kriket, golf, biliar, dan squash. “Ada kesenjangan yang harus dipersempit, namun hal itu tidak bisa dilakukan dalam semalam. Kita tahu kiprah atlet puteri sangat menarik, kita tahu kompetisi yang melibatkan atlet perempuan dapat menarik penonton dalam jumlah besar. Namun, kita memerlukan liputan media yang lebih besar dan investasi iklan lebih banyak,” kata Grant seperti dilansir BBC, Selasa (28/10).
Menurut Grant adanya kesenjangan hadiah untuk atlet puteri ini tidak hanya terletak pada keuntungan dan investasi pengiklan yang menjadi sponsor suatu turnamen. “Ini adalah perjuangan bagi kesetaraan dan keadilan gender pada abad ke-21,” kata Grant.
Dari 56 cabang olah raga yang dikaji, sebanyak 35 di antaranya memberi hadiah dalam bentuk uang kepada atlet juara. Dari 35 cabang tersebut, 25 memberi hadiah yang setara bagi atlet pria maupun bagi atlet perempuan. Sisanya, tidak.
Sepak bola ialah cabang olahraga yang paling tidak setara dalam memberikan hadiah. Jerman misalnya. Usai dinobatkan sebagai juara dunia di Brazil lalu, mereka diganjar hadiah uang sebesar 22 Juta Pounds atau Rp 430 Miliar. Sedangkan tim puteri Jepang hanya mendapatkan 630 Ribu Pounds atau Rp 12,3 Miliar.
Hal ini berbeda dengan turnamen tenis AS Terbuka di mana soal hadiah semua petenis mendapatkan hak yang sama. Golf juga menjadi cabang yang menyamakan jumlah hadiah antara putera dan puteri.
(bbk)