Domenech: Mourinho Cuma Penerjemah dengan Ego Besar
A
A
A
PARIS - Mantan pelatih timnas Prancis Raymond Domenech mengeluarkan buku baru yang penuh kontroversi. Dalam buku itu, pria berusia 63 tahun menyebut Pelatih Chelsea Jose Mourinho sebagai penerjemah dengan ego besar.
Selain menyebut Mourinho dengan kalimat yang kurang sedap, Domenech juga mengkritik keegoisan Zinedine Zidane, Franck Ribery, serta Nicolas Anelka saat bermain bersama Les Bleus.
Buku yang berjudul Mon Dico Passione Du Foot atau “My Passionate Dictionary of Football” berisi tentang pengalamannya selama berada di dunia sepak bola. Salah satunya saat mengolok-olok Maurinho yang memulai karier kepelatihan sebagai penerjemah Sir Bobby Robson di Sporting Lisbon dan Barcelona pada 1990-an. “Itulah masalah dengan penerjemah, ada saatnya ketika mereka meyakinkan diri mereka menulis teks sendiri,” kata Domenech, dikutip Daily Mail.
Selain itu, Domenech juga mengkritik Zidane dengan cara membandingkannya dengan Thierry Henry. Dia mencatat bagaimana Henry merusak reputasinya saat melakukan handball melawan Republik Irlandia di babak play-off Piala Dunia 2006. Mantan pelatih Olympique Lyon ini menyamakan kejadian itu dengan aksi tandukan kepala Zidane terhadap bek Italia Marco Materazzi di final Piala Dunia 2006.
Kejadian keduanya itu merupakan hal yang paling merugikan Prancis, meski Henry meloloskan Les Bleus ke Piala Dunia. Sementara Zidane ingin menjaga reputasinya tanpa memedulikan kepentingan timnas. “Mengorbankan citranya untuk kepentingan timnas Prancis,” tulis Domenech terkait tindakan Henry. “Peluang tim menjadi juara dikorbankan untuk kepentingan harga dirinya,” sambungnya mengomentari insiden Zidane.
Bukan hanya dua bintang Prancis itu, Domenech juga mengkritik Anelka dan Ribery dalam buku tersebut. Buktinya, keduanya digambarkan seperti karakter “Dokter Jekyll dan Tuan Hyde”. Anelka menyebut kiasan itu merupakan sindiran yang kasar. Perkataannya itu terkait insiden Domenech karena pernah mengusir mantan pemain Arsenal dan Real Madrid itu dari skuad Prancis di Piala Dunia 2010.
Pelatih kelahiran Lyon, Prancis, 24 Januari 1952, itu menuduh Ribery selalu memaksa tampil di timnas meski sedang tampil buruk. Menurut dia, kondisi itu merupakan sikap egois dari pemain Bayern Muenchen tersebut. Hal itu terjadi saat Prancis berlaga di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Sejak itu, yang ada di dalam hatinya selalu ingin memenangkan Ballon D’or.
Selain menyebut Mourinho dengan kalimat yang kurang sedap, Domenech juga mengkritik keegoisan Zinedine Zidane, Franck Ribery, serta Nicolas Anelka saat bermain bersama Les Bleus.
Buku yang berjudul Mon Dico Passione Du Foot atau “My Passionate Dictionary of Football” berisi tentang pengalamannya selama berada di dunia sepak bola. Salah satunya saat mengolok-olok Maurinho yang memulai karier kepelatihan sebagai penerjemah Sir Bobby Robson di Sporting Lisbon dan Barcelona pada 1990-an. “Itulah masalah dengan penerjemah, ada saatnya ketika mereka meyakinkan diri mereka menulis teks sendiri,” kata Domenech, dikutip Daily Mail.
Selain itu, Domenech juga mengkritik Zidane dengan cara membandingkannya dengan Thierry Henry. Dia mencatat bagaimana Henry merusak reputasinya saat melakukan handball melawan Republik Irlandia di babak play-off Piala Dunia 2006. Mantan pelatih Olympique Lyon ini menyamakan kejadian itu dengan aksi tandukan kepala Zidane terhadap bek Italia Marco Materazzi di final Piala Dunia 2006.
Kejadian keduanya itu merupakan hal yang paling merugikan Prancis, meski Henry meloloskan Les Bleus ke Piala Dunia. Sementara Zidane ingin menjaga reputasinya tanpa memedulikan kepentingan timnas. “Mengorbankan citranya untuk kepentingan timnas Prancis,” tulis Domenech terkait tindakan Henry. “Peluang tim menjadi juara dikorbankan untuk kepentingan harga dirinya,” sambungnya mengomentari insiden Zidane.
Bukan hanya dua bintang Prancis itu, Domenech juga mengkritik Anelka dan Ribery dalam buku tersebut. Buktinya, keduanya digambarkan seperti karakter “Dokter Jekyll dan Tuan Hyde”. Anelka menyebut kiasan itu merupakan sindiran yang kasar. Perkataannya itu terkait insiden Domenech karena pernah mengusir mantan pemain Arsenal dan Real Madrid itu dari skuad Prancis di Piala Dunia 2010.
Pelatih kelahiran Lyon, Prancis, 24 Januari 1952, itu menuduh Ribery selalu memaksa tampil di timnas meski sedang tampil buruk. Menurut dia, kondisi itu merupakan sikap egois dari pemain Bayern Muenchen tersebut. Hal itu terjadi saat Prancis berlaga di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Sejak itu, yang ada di dalam hatinya selalu ingin memenangkan Ballon D’or.
(sha)