Mandzukic: Guardiola Tak Hormati Saya
A
A
A
MADRID - Bomber Atletico Madrid Mario Mandzukic akhirnya mengungkapkan alasan kenapa dirinya hengkang dari Bayern Muenchen. Dia menuding keberadaan Der Trainer Pep Guardiola yang membuatnya memutuskan pergi dari Allianz Arena.
Menurut Mandzukic, sang bos asal Spanyol itu tak menghormatinya. Meski striker Kroasia tersebut menjadi penyumbang gol terbanyak untuk FC Hollywood dengan 26 gol musim lalu, Guardiola justru mencoretnya dari tim pada final DFB Pokal.
"Guardiola mengecewakan saya. Dia tak memperlakukan saya dengan rasa hormat. Situasinya dua kali lebih bagus saat masih ada Jupp Heynckes di sana (Bayern)," ucap Mandzukic, saat diwawancarai media Kroasia, Sportske Novosti.
Bahkan, saking kesalnya, striker berusia 28 tahun itu menegaskan tak akan mau duduk satu meja walau sekadar minum kopi bersama mantan bosnya itu. Dia juga menyebut merasakan energi negatif saat Bayern dipegang Guardiola sehingga dia akhirnya memutuskan mencari klub lain.
"Saya tak bersedia diperlakukan seperti itu setelah memberikan segalanya untuk Bayern selama dua musim. Saya merasakan semua hal berubah hanya sejak kehadiran dia (Guardiola) di sana. Saya berusaha beradaptasi dengannya, tapi pada akhirnya kami berdua harus mencari sukses di tempat terpisah," tandasnya.
Ya, striker bertinggi 187 cm itu pantas kecewa. Pasalnya, di era Heynckes, dia menjadi kunci sukses FC Hollywood saat meraih treble winners Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions 2012"2013. Namun, sejak Guardiola menggantikan posisi Heynckes, situasinya berubah. Mandzukic justru lebih banyak diparkir di bangku cadangan. Perekrutan Robert Lewandowski membuatnya semakin yakin untuk hijrah.
"Saya sadar tak memiliki masa depan di sana. Jadi, saya undur diri untuk meninggalkan klub itu mencari tujuan lain. Guardiola memutuskan tak memainkan saya di final DFB Pokal karena dia tak mau saya jadi top skor. Jadi, dia tak membiarkan saya bermain sampai akhir musim. Itu menandakan dia tak menghormati saya," cetusnya.
Akhirnya, Mandzukic memilih Atletico yang meminangnya dengan mahar 15 juta euro. Padahal, sebelumnya beberapa klub besar Inggris seperti Chelsea, Liverpool, serta tawaran dari Italia dan Rusia datang kepadanya. Dia beralasan, keputusannya berlabuh ke Vicente Calderon bukan karena uang, tapi lantaran dia melihat ambisi besar klub itu.
"Saya mendapat tawaran lebih baik ketimbang Atletico, terutama dari Inggris. Tapi, gaya bermain mereka tak sesuai dengan saya. Saya juga dapat tawaran dari Italia dan Rusia. Tapi, saya melihat Atletico merupakan pilihan paling tepat untuk karier saya," pungkasnya.
Abdul haris
Menurut Mandzukic, sang bos asal Spanyol itu tak menghormatinya. Meski striker Kroasia tersebut menjadi penyumbang gol terbanyak untuk FC Hollywood dengan 26 gol musim lalu, Guardiola justru mencoretnya dari tim pada final DFB Pokal.
"Guardiola mengecewakan saya. Dia tak memperlakukan saya dengan rasa hormat. Situasinya dua kali lebih bagus saat masih ada Jupp Heynckes di sana (Bayern)," ucap Mandzukic, saat diwawancarai media Kroasia, Sportske Novosti.
Bahkan, saking kesalnya, striker berusia 28 tahun itu menegaskan tak akan mau duduk satu meja walau sekadar minum kopi bersama mantan bosnya itu. Dia juga menyebut merasakan energi negatif saat Bayern dipegang Guardiola sehingga dia akhirnya memutuskan mencari klub lain.
"Saya tak bersedia diperlakukan seperti itu setelah memberikan segalanya untuk Bayern selama dua musim. Saya merasakan semua hal berubah hanya sejak kehadiran dia (Guardiola) di sana. Saya berusaha beradaptasi dengannya, tapi pada akhirnya kami berdua harus mencari sukses di tempat terpisah," tandasnya.
Ya, striker bertinggi 187 cm itu pantas kecewa. Pasalnya, di era Heynckes, dia menjadi kunci sukses FC Hollywood saat meraih treble winners Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions 2012"2013. Namun, sejak Guardiola menggantikan posisi Heynckes, situasinya berubah. Mandzukic justru lebih banyak diparkir di bangku cadangan. Perekrutan Robert Lewandowski membuatnya semakin yakin untuk hijrah.
"Saya sadar tak memiliki masa depan di sana. Jadi, saya undur diri untuk meninggalkan klub itu mencari tujuan lain. Guardiola memutuskan tak memainkan saya di final DFB Pokal karena dia tak mau saya jadi top skor. Jadi, dia tak membiarkan saya bermain sampai akhir musim. Itu menandakan dia tak menghormati saya," cetusnya.
Akhirnya, Mandzukic memilih Atletico yang meminangnya dengan mahar 15 juta euro. Padahal, sebelumnya beberapa klub besar Inggris seperti Chelsea, Liverpool, serta tawaran dari Italia dan Rusia datang kepadanya. Dia beralasan, keputusannya berlabuh ke Vicente Calderon bukan karena uang, tapi lantaran dia melihat ambisi besar klub itu.
"Saya mendapat tawaran lebih baik ketimbang Atletico, terutama dari Inggris. Tapi, gaya bermain mereka tak sesuai dengan saya. Saya juga dapat tawaran dari Italia dan Rusia. Tapi, saya melihat Atletico merupakan pilihan paling tepat untuk karier saya," pungkasnya.
Abdul haris
(bbg)