Demi Spanyol sipenabuh drum siap berkorban
A
A
A
Sindonews.com - Penggemar Spanyol yang juga penabuh drum Manuel Caceres Artesero atau yang akrab disapa Manolo el del Bombo, ternyata sudah menghibur pentonton dari 7 kali kejuaraan sepak bola Eropa. Di kamp latihan Spanyol di Gniewino, Polandia utara, sambil mengenakan seragam resminya, Manolo mendapat sorakan besar dan orang-orang menghentikan laju jalannya sambil meminta tanda tangan dan foto.
Dilaporkan wartawan Guardian, Sid Lowe, Manolo juga sudah hadir sebanyak delapan kali di Piala Dunia. Dia muncul dalam banyak iklan meski diyakini bahwa penabuh drum tersebut tetap bukan seorang mantan pemain sepak bola.
“Saya berkorban semuanya untuk sepakbola: keluarga saya, bisnis saya, uang saya. Tapi saya akan melakukannya lagi besok. Hanya untuk mewakili negara Spanyol,” ungkap Manolo Jumat (22/6/2012).
Dengan drum besar yang dibawa rutin sebelum pertandingan dimulai, sudah tiga dekade mengetahui siapa saja pemain Spanyol yang bermain di lapangan hijau. "Ini adalah tempat saya. Semuanya berawal 40 tahun lalu. Saya dibesarkan di Huesca, yang memiliki tradisi memainkan drum. Suatu hari saya mengambil satu dan mulai bermain. Saya mulai mendukung tim Huesca. Pertama kali saya bermain untuk menambuh drum adalah di Siprus pada tahun 1979. Baru pada Piala Dunia 1982 saya benar-benar mengikuti tim nasional Spanyol,” paparnya.
Pada kejuaraan 82 itu Manolo mengaku tidak punya uang. Namun orang-orang tidak menolak kehadirannya dan memberikan sedikit bantuan. “Suatu hari, keluarga saya meninggalkan saya. Mengapa? Karena saya sudah cukup banyak meninggalkan mereka. Karena aku selalu dengan Spanyol,” ungkapnya.
Sekarang, dia bagian dari delegasi resmi Spanyol. Ketika bus tiba di kamp latihan Spanyol di pagi hari, Manolo menjadi salah satu staf federasi sepak bola Matador tersebut. Pemain pun menyambutnya dengan hangat.
“Awalnya, saya memiliki waktu yang cukup buruk. Sekarang saya bepergian dengan mereka. Mereka membayar penerbangan, hotel, tiket, membayar makanan dan semuanya. Saya sangat berterima kasih untuk dapat bepergian dengan mereka,” ucapnya.
“Di Piala Eropa di Austria lalu saya terlibat syuting beberapa iklan bersama tim musisi. Mereka mengaku tak mendapatkan bayaran apa pun. Tapi, saya membayar untuk semua itu, dari penghasilan syuting iklan yang kita lakukan,” kenangnya.
Di Afrika Selatan pada 2010, Manolo jatuh sakit. Dia dipaksa untuk terbang kembali karena mangalami flu berat. “Aku mengalami hernia dan ketika saya mulai batuk rasanya sangat tidak nyaman. Saya akhirnya harus kembali ke Spanyol,” tandasnya
Dilaporkan wartawan Guardian, Sid Lowe, Manolo juga sudah hadir sebanyak delapan kali di Piala Dunia. Dia muncul dalam banyak iklan meski diyakini bahwa penabuh drum tersebut tetap bukan seorang mantan pemain sepak bola.
“Saya berkorban semuanya untuk sepakbola: keluarga saya, bisnis saya, uang saya. Tapi saya akan melakukannya lagi besok. Hanya untuk mewakili negara Spanyol,” ungkap Manolo Jumat (22/6/2012).
Dengan drum besar yang dibawa rutin sebelum pertandingan dimulai, sudah tiga dekade mengetahui siapa saja pemain Spanyol yang bermain di lapangan hijau. "Ini adalah tempat saya. Semuanya berawal 40 tahun lalu. Saya dibesarkan di Huesca, yang memiliki tradisi memainkan drum. Suatu hari saya mengambil satu dan mulai bermain. Saya mulai mendukung tim Huesca. Pertama kali saya bermain untuk menambuh drum adalah di Siprus pada tahun 1979. Baru pada Piala Dunia 1982 saya benar-benar mengikuti tim nasional Spanyol,” paparnya.
Pada kejuaraan 82 itu Manolo mengaku tidak punya uang. Namun orang-orang tidak menolak kehadirannya dan memberikan sedikit bantuan. “Suatu hari, keluarga saya meninggalkan saya. Mengapa? Karena saya sudah cukup banyak meninggalkan mereka. Karena aku selalu dengan Spanyol,” ungkapnya.
Sekarang, dia bagian dari delegasi resmi Spanyol. Ketika bus tiba di kamp latihan Spanyol di pagi hari, Manolo menjadi salah satu staf federasi sepak bola Matador tersebut. Pemain pun menyambutnya dengan hangat.
“Awalnya, saya memiliki waktu yang cukup buruk. Sekarang saya bepergian dengan mereka. Mereka membayar penerbangan, hotel, tiket, membayar makanan dan semuanya. Saya sangat berterima kasih untuk dapat bepergian dengan mereka,” ucapnya.
“Di Piala Eropa di Austria lalu saya terlibat syuting beberapa iklan bersama tim musisi. Mereka mengaku tak mendapatkan bayaran apa pun. Tapi, saya membayar untuk semua itu, dari penghasilan syuting iklan yang kita lakukan,” kenangnya.
Di Afrika Selatan pada 2010, Manolo jatuh sakit. Dia dipaksa untuk terbang kembali karena mangalami flu berat. “Aku mengalami hernia dan ketika saya mulai batuk rasanya sangat tidak nyaman. Saya akhirnya harus kembali ke Spanyol,” tandasnya
(wbs)