Siaga Satu
A
A
A
NAPOLI - Laga terpanas ketiga di Italia setelah Derby della Capitale dan Derby d’Italia kembali dipentaskan di Stadio San Paolo, dini hari nanti. Untuk mencegah hal negatif terjadi di Derby del Sole, Pemerintah Federal Italia meminta aparat siaga.
Status siaga satu di kawasan selatan Italia, khususnya di Kota Napoli, dikeluarkan pemerintah terkait laga sarat gengsi yang mempertemukan I Partenopeidengan Serigala Ibu Kota Italia. Penyebabnya, kematian seorang pendukung Napoli, Ciro Esposito, akibat ditembak oknum pendukung garis keras Roma sebelum final Coppa Italia kontra Fiorentina digelar di Stadio Olimpico, Mei lalu.
Ketika itu, Esposito ditembak Daniele de Santis. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi meninggal dunia pada 25 Juni. Kematian Esposito memicu kemarahan publik dan pendukung Napoli. Setiap kali menggelar partai kandang, tifosiNapoli membentangkan spanduk bertuliskan “Ciro Vive!” (Ciro Hidup!) untuk mengenang kejadian di final Coppa Italia itu.
Karena alasan tersebut, ketika Derby del Sole digelar di San Paolo untuk pertama kali seusai kematian Esposito, pemerintah dan kepolisian waspada. Meski Roma tidak diizinkan didampingi pendukungnya, aparat tetap mewaspadai kemungkinan tifosiNapoli akan melancarkan aksi balas dendam.
Tanpa tifosi, para pemain Roma bisa saja terjebak dalam konflik itu. Mereka dapat saja menjadi sasaran amuk para pendukung I Partenopeiyang marah. Karena itu, manajemen Roma menyusun langkah pengamanan internal. Bila biasanya memakai bus menuju Napoli, kali ini mereka memilih naik pesawat. Lokasi hotel serta tempat latihan juga dirahasiakan.
“Kami sudah mengajukan banding dan mengeluarkan skema pengamanan sejak beberapa bulan lalu. Itu akan menjadi pertandingan yang sangat berisiko bagi kami. Saya berharap suasananya sudah kembali aman,” ucap Daniele de Rossi, dilansir Reuters.
Tentu saja masalah tersebut dapat saja memengaruhi psikologis para pemain. Itu bisa mempersulit Roma meraih kemenangan. Apalagi, tuan rumah sedang bersemangat karena belum pernah kalah dalam enam partai Seri A terbaru. Rekor kandang Napoli di kancah domestik musim ini juga cukup bagus, yaitu hanya sekali kalah.
Kehebatan Napoli di markasnya terlihat ketika menggasak Hellas Verona 6-2. “Kami sudah mempersiapkan diri untuk partai akhir pekan ini. Kami menginginkan kemenangan saat melawan Roma,” ucap Marek Hamsik. Rafael Benitez juga menyadari hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi. Namun, dia enggan membahas soal kemungkinan pemain Roma menjadi target serangan tifosiNapoli. “Saya hanya memikirkan soal laga yang akan dimainkan. Saya berharap itu hanya pertandingan sepak bola biasa (tanpa kerusuhan),” ungkap pria asal Spanyol itu.
Selain faktor kerusuhan, catatan tandang Roma akhirakhir ini juga jelek. Terbukti, mereka bermain imbang kala bertamu ke Manchester City (Man City) di Liga Champions dan Sampdoria (Seri A). Lalu, menyerah di Juventus Arena, kandang Juventus.
San Paolo ternyata bukan tempat yang ramah bagi Francesco Totti dkk. Mereka terus kalah dari tiga lawatan terkini di semua kompetisi, yakni 1-4, 0-3, dan 0-1. Roma terakhir kali berpesta di San Paolo saat unggul 3-1, pada 19 Desember 2011. Artinya, Roma bisa saja tersungkur lagi.
M Mirza
Status siaga satu di kawasan selatan Italia, khususnya di Kota Napoli, dikeluarkan pemerintah terkait laga sarat gengsi yang mempertemukan I Partenopeidengan Serigala Ibu Kota Italia. Penyebabnya, kematian seorang pendukung Napoli, Ciro Esposito, akibat ditembak oknum pendukung garis keras Roma sebelum final Coppa Italia kontra Fiorentina digelar di Stadio Olimpico, Mei lalu.
Ketika itu, Esposito ditembak Daniele de Santis. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi meninggal dunia pada 25 Juni. Kematian Esposito memicu kemarahan publik dan pendukung Napoli. Setiap kali menggelar partai kandang, tifosiNapoli membentangkan spanduk bertuliskan “Ciro Vive!” (Ciro Hidup!) untuk mengenang kejadian di final Coppa Italia itu.
Karena alasan tersebut, ketika Derby del Sole digelar di San Paolo untuk pertama kali seusai kematian Esposito, pemerintah dan kepolisian waspada. Meski Roma tidak diizinkan didampingi pendukungnya, aparat tetap mewaspadai kemungkinan tifosiNapoli akan melancarkan aksi balas dendam.
Tanpa tifosi, para pemain Roma bisa saja terjebak dalam konflik itu. Mereka dapat saja menjadi sasaran amuk para pendukung I Partenopeiyang marah. Karena itu, manajemen Roma menyusun langkah pengamanan internal. Bila biasanya memakai bus menuju Napoli, kali ini mereka memilih naik pesawat. Lokasi hotel serta tempat latihan juga dirahasiakan.
“Kami sudah mengajukan banding dan mengeluarkan skema pengamanan sejak beberapa bulan lalu. Itu akan menjadi pertandingan yang sangat berisiko bagi kami. Saya berharap suasananya sudah kembali aman,” ucap Daniele de Rossi, dilansir Reuters.
Tentu saja masalah tersebut dapat saja memengaruhi psikologis para pemain. Itu bisa mempersulit Roma meraih kemenangan. Apalagi, tuan rumah sedang bersemangat karena belum pernah kalah dalam enam partai Seri A terbaru. Rekor kandang Napoli di kancah domestik musim ini juga cukup bagus, yaitu hanya sekali kalah.
Kehebatan Napoli di markasnya terlihat ketika menggasak Hellas Verona 6-2. “Kami sudah mempersiapkan diri untuk partai akhir pekan ini. Kami menginginkan kemenangan saat melawan Roma,” ucap Marek Hamsik. Rafael Benitez juga menyadari hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi. Namun, dia enggan membahas soal kemungkinan pemain Roma menjadi target serangan tifosiNapoli. “Saya hanya memikirkan soal laga yang akan dimainkan. Saya berharap itu hanya pertandingan sepak bola biasa (tanpa kerusuhan),” ungkap pria asal Spanyol itu.
Selain faktor kerusuhan, catatan tandang Roma akhirakhir ini juga jelek. Terbukti, mereka bermain imbang kala bertamu ke Manchester City (Man City) di Liga Champions dan Sampdoria (Seri A). Lalu, menyerah di Juventus Arena, kandang Juventus.
San Paolo ternyata bukan tempat yang ramah bagi Francesco Totti dkk. Mereka terus kalah dari tiga lawatan terkini di semua kompetisi, yakni 1-4, 0-3, dan 0-1. Roma terakhir kali berpesta di San Paolo saat unggul 3-1, pada 19 Desember 2011. Artinya, Roma bisa saja tersungkur lagi.
M Mirza
(bbg)