MENANTI DRAMA

Senin, 03 November 2014 - 10:15 WIB
MENANTI DRAMA
MENANTI DRAMA
A A A
JAKARTA - Tuntas sudah panggung babak 8 besar Indonesia Super League (ISL) 2014. Bertempat di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Arema Cronus, Persipura Jayapura, Persib Bandung, dan Pelita Bandung Raya (PBR) bersiap melanjutkan drama demi tiket final.

Dua tim biru, Arema dan Persib, berjibaku. Sementara tim minim pengalaman PBR ditantang pemegang tiga gelar ISL Persipura.

“Kami mengantisipasi semua lawan. Semua pemain Persib berbahaya. Intinya bukan per individu yang kami hadapi, melainkan kolektivitasnya. Ini bukan berarti kami bermain bertahan. Kami harus lebih mengenal sisi kelebihan mereka, tempat bertanding, dan mengenal kelebihan tim sendiri,” ungkap CEO Arema Iwan Budianto. Laga Arema versus Persib dianggap kurang ideal karena tersaji pada babak semifinal. Banyak yang menganggap pertarungan keduanya adalah final kepagian.

Bukan cuma mengacu performa mereka sepanjang kompetisi, melainkan juga bertaburnya pemain-pemain kelas satu Tanah Air yang memperkuat kedua tim tersebut. Jika diukur dari 35 pemain tim nasional yang didaftarkan tampil di Piala AFF 2014, baik Arema maupun Persib total menyumbangkan 14 nama. Singo Edan , julukan Arema, mencatatkan enam nama. Sementara tim kebanggaan Bobotoh mendelegasikan delapan pemain.

Deretan pemain-pemain bercap timnas itu belum ditambah dengan kualitas mumpuni muka-muka asing yang dimiliki. Persib punya Makan Konate, Djibril Coulibaly, dan Vladimir Vuhjovic yang selalu jadi andalan. Adapun di kubu lawan, Gustavo Lopez, Alberto “Beto” Goncalvez, serta Thierry Gathuessi adalah pilihan-pilihan pertama di komposisi tim Arema. “Kami berharap dipimpin wasit yang bagus supaya pertandingan bisa diterima kedua pihak. Bagi kami Alhamdulillah semua pemain dalam kondisi bagus untuk semifinal nanti. Pemain kami tidak ada yang cedera atau akumulasi kartu,” timpal Pelatih Persib Djajang “Djanur” Nurdjaman.

Di semifinal lain yang mempertemukan Persipura kontra PBR juga tidak kehilangan pamor. Apalagi, jika melihat bagaimana performa kedua tim sampai akhirnya menembus 4 besar. Walau Persipura berlabel juara bertahan dan memiliki pemain-pemain top, penampilannya cenderung menurun musim ini. Kondisi itu ditambah ketiadaan Jacksen F Tiago di jajaran pelatih Mutiara Hitam , julukan Persipura.

Bagi sebagian pihak, Persipura seperti punya motivasi sendiri untuk membuktikan diri pantas melaju ke semifinal, meski lolos dari babak 8 besar dengan begitu susah payahnya. Di kubu PBR, motivasi tinggi sedang menghinggapi Bambang “Bepe” Pamungkas dkk. Kerap dipandang sebelah mata, The Boys are Back muncul sebagai kejutan. Bermaterikan pemain lebih sederhana dibanding tiga kontestan semifinal lain, tidak membuat PBR kecil hati.

Mereka malah makin termotivasi untuk membuat kejutan lebih besar lagi. Apa yang ditunjukkan tim besutan Dejan Antonic pun banyak mendapat pujian. Banyak pihak menilai, PBR adalah contoh yang seharusnya bisa jadi anutan tim-tim lain di Indonesia. Jika sebuah tim ingin mempunyai prestasi tinggi, tidak melulu harus menggelontorkan uang dengan jumlah fantastis.

“Sekarang kami bisa berada pada semifinal. Kami sudah ada sampai sejauh ini dan tentu kami tidak mau kalah. Kami harus bisa masuk final,” tandas gelandang PBR Kim Jeffry Kurniawan.

Decky irawan jasri
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4519 seconds (0.1#10.140)