IOC Puji PBB Pisahkan Olah Raga dan Politik
A
A
A
PARIS - Komite Olimpiade Internasional atau IOC memuji langkah Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) dalam membuat resolusi di bidang olah raga. Rencana PBB yang mencanangkan olah raga sebagai alat untuk menetralkan suhu tinggi karena politik dan masalah diskriminasi dianggap selaras dengan misi IOC.
"Kami sangat menyambut resolusi ini sebagai tonggak bersejarah dalam hubungan antara olahraga dan politik," kata Presiden IOC, Thomas Bach dalam sebuah pernyataan yang dilansir reuters, Senin (3/11).
"Kita harus membentuk kemitraan dengan organisasi politik berdasarkan pengakuan ini dari otonomi olahraga. Hubungan baik antara PBB dan IOC bisa menjadi contoh bagi hubungan pada tingkat nasional antara Komite Olimpiade Nasional dan pemerintah nasional. Hubungan dengan pemerintah mengharuskan olahraga selalu tetap netral secara politik," tambahnya.
Hal tersebut tentu bisa menghapus sejarah kelam olimpiade dan politik seperti halnya yang terjadi tahun 1980 lalu. Saat itu, sengeta politik yang terjadi antara Uni Soviet dengan Afganistan membuat olimpiade di Rusia terganggu. Saat itu, Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter mengancam akan memboikot olimpiade jika Soviet tak menarik pasukan dari Afganistan.
Hal tersebut yang coba dihindari IOC jelang Olimpiade Rio de Janiero. Pasalnya, pesta olah raga multi cabang berlevel dunia itu bakal berlangsung dua tahun lagi yakni 2016.
"Kami sangat menyambut resolusi ini sebagai tonggak bersejarah dalam hubungan antara olahraga dan politik," kata Presiden IOC, Thomas Bach dalam sebuah pernyataan yang dilansir reuters, Senin (3/11).
"Kita harus membentuk kemitraan dengan organisasi politik berdasarkan pengakuan ini dari otonomi olahraga. Hubungan baik antara PBB dan IOC bisa menjadi contoh bagi hubungan pada tingkat nasional antara Komite Olimpiade Nasional dan pemerintah nasional. Hubungan dengan pemerintah mengharuskan olahraga selalu tetap netral secara politik," tambahnya.
Hal tersebut tentu bisa menghapus sejarah kelam olimpiade dan politik seperti halnya yang terjadi tahun 1980 lalu. Saat itu, sengeta politik yang terjadi antara Uni Soviet dengan Afganistan membuat olimpiade di Rusia terganggu. Saat itu, Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter mengancam akan memboikot olimpiade jika Soviet tak menarik pasukan dari Afganistan.
Hal tersebut yang coba dihindari IOC jelang Olimpiade Rio de Janiero. Pasalnya, pesta olah raga multi cabang berlevel dunia itu bakal berlangsung dua tahun lagi yakni 2016.
(bbk)