Menyambut Final di Anfield
A
A
A
Rot isch unseri liebi, blau die ewige treui. Merah pujaanku, biru kesetiaan sejatiku. Tidak percuma jika spanduk Mutenzer Kurve, julukan fansdie hardFC Basel, selalu terpampang di St Jakob Park.
Kelompok pemuja FC Basel ini terbilang paling fanatik di Swiss, mengalahkan klub besar di Heidiland, seperti FC Zurich, FC Grassshoper, SC Young Boys Bern. Tidak terkecuali ketika Die Bebbi, julukan Basel, melayani Ludogorets Razgrad, klub asal Bulgaria, dini hari kemarin. Meski partai itu bisa dibilang laga paling tidak menarik pada Grup B Liga Champions, nyaris tak ada bangku kosong. Sedikitnya 35.000 pendukung memenuhi St Jakob Park.
Padahal, tiga pertandingan sebelumnya, tidak terkecuali saat melawan Ludogorets, dua pekan lalu, penampilan Basel kurang meyakinkan. Posisi Die Bebbidi grup berada di urutan buntut setelah dua kali kalah. “Dukungan kami ke Basel jangan pernah diragukan,” kata Steve Wagner, salah satu pendukung die hardFC Basel. Sepanjang pertandingan fans tak henti-hentinya bernyanyi menyemangati Die Bebbi.
Nyanyian ini makin membahana ketika Breel Embolo, penyerang muda yang masih berusia 20 tahun, menetaskan golnya pada menit ke-34. Sorakan penonton makin meriah seusai Derlis Gonzalez, Shkelzen Gashi, dan Marek Suchy memperbesar keunggulan tuan rumah.
Yakin Liverpool, saingan berat Basel di grup ini, tak akan bisa menahan Real Madrid, Pelatih Basel Paulo Sousa mulai menarik satu demi satu pemain andalannya setelah empat gol itu. Gonzalez, Gashi, dan Fabian Frei digantikan Davide Challa, Marcelo Diaz, dan Matias Delgado. Namun, tuan rumah tetap mengancam. Hanya karena kepiawaian sekaligus kemujuran penjaga gawang, Ludogorets terhindar dari gol-gol berikutnya.
Basel sebenarnya tampil pincang pada pertandingan ini. Trio andalan Marco Streller, Ivan Ivanov, dan Serey Die berhalangan akibat berbagai alasan. Permainan tim juga belum mencapai level ideal karena Sousa menerapkan sistem bongkar pasang pemain. Setidaknya kemenangan 4-0 atas Ludogorets membuat partai terakhir melawan Liverpool, 9 Desember mendatang, menjadi final.
Siapa yang kalah akan gagal melangkah ke perdelapan final. Sebelumnya Basel harus mengalahkan Real Madrid di St Jakob Park, sedangkan Liverpool bertandang ke markas Ludogorets. Di atas kertas, Basel kemungkinan kalah melawan Madrid. Sementara Liverpool bisa menaklukkan atau minimal seri melawan Ludogorets.
Laporan Kontributor KORANSINDO
KRISNA DIANTHA
SWISS
Kelompok pemuja FC Basel ini terbilang paling fanatik di Swiss, mengalahkan klub besar di Heidiland, seperti FC Zurich, FC Grassshoper, SC Young Boys Bern. Tidak terkecuali ketika Die Bebbi, julukan Basel, melayani Ludogorets Razgrad, klub asal Bulgaria, dini hari kemarin. Meski partai itu bisa dibilang laga paling tidak menarik pada Grup B Liga Champions, nyaris tak ada bangku kosong. Sedikitnya 35.000 pendukung memenuhi St Jakob Park.
Padahal, tiga pertandingan sebelumnya, tidak terkecuali saat melawan Ludogorets, dua pekan lalu, penampilan Basel kurang meyakinkan. Posisi Die Bebbidi grup berada di urutan buntut setelah dua kali kalah. “Dukungan kami ke Basel jangan pernah diragukan,” kata Steve Wagner, salah satu pendukung die hardFC Basel. Sepanjang pertandingan fans tak henti-hentinya bernyanyi menyemangati Die Bebbi.
Nyanyian ini makin membahana ketika Breel Embolo, penyerang muda yang masih berusia 20 tahun, menetaskan golnya pada menit ke-34. Sorakan penonton makin meriah seusai Derlis Gonzalez, Shkelzen Gashi, dan Marek Suchy memperbesar keunggulan tuan rumah.
Yakin Liverpool, saingan berat Basel di grup ini, tak akan bisa menahan Real Madrid, Pelatih Basel Paulo Sousa mulai menarik satu demi satu pemain andalannya setelah empat gol itu. Gonzalez, Gashi, dan Fabian Frei digantikan Davide Challa, Marcelo Diaz, dan Matias Delgado. Namun, tuan rumah tetap mengancam. Hanya karena kepiawaian sekaligus kemujuran penjaga gawang, Ludogorets terhindar dari gol-gol berikutnya.
Basel sebenarnya tampil pincang pada pertandingan ini. Trio andalan Marco Streller, Ivan Ivanov, dan Serey Die berhalangan akibat berbagai alasan. Permainan tim juga belum mencapai level ideal karena Sousa menerapkan sistem bongkar pasang pemain. Setidaknya kemenangan 4-0 atas Ludogorets membuat partai terakhir melawan Liverpool, 9 Desember mendatang, menjadi final.
Siapa yang kalah akan gagal melangkah ke perdelapan final. Sebelumnya Basel harus mengalahkan Real Madrid di St Jakob Park, sedangkan Liverpool bertandang ke markas Ludogorets. Di atas kertas, Basel kemungkinan kalah melawan Madrid. Sementara Liverpool bisa menaklukkan atau minimal seri melawan Ludogorets.
Laporan Kontributor KORANSINDO
KRISNA DIANTHA
SWISS
(bbg)