Misi Melawan Sejarah

Kamis, 06 November 2014 - 12:02 WIB
Misi Melawan Sejarah
Misi Melawan Sejarah
A A A
PALEMBANG - Ditantang Persipura Jayapura di laga pamungkas Indonesia Super League (ISL) 2014 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Jumat (7/11), Persib Bandung berusaha melawan sejarah pertemuan kedua tim.

Sejak kompetisi tertinggi diubah menjadi Indonesia Super League (ISL) perjalanan Persib dan Persipura seperti bumi dan langit. Persipura tercatat tiga kali keluar sebagai juara (musim 2008/2009, 2010/2011, dan 2012/2013). Sisanya, Mutiara Hitam , julukan Persipura, menjadi runner-up di musim 2009/2010 dan 2011/2012.

Mentalitas ini langganan juara ini masih ditunjang catatan head to head yang menempatkan Persipura di atas Maung Bandung. Sejak 2004, klub berkostum merahhitam tersebut belum pernah kalah dari Persib. Dari 10 laga, tujuh laga dimenangkan Persipura, dan tiga laga berakhir imbang. Bahkan di dua pertemuan terakhir musim 2012/2014, Persipura dua kali menghantam Persib dengan skor 4-0 dan 1-0.

Sejarah itulah yang coba dilawan Persib yang haus gelar sejak 19 tahun silam. Setelah jaya pada masa perserikatan dengan mengoleksi lima gelar juara (1939, 1961, 1986,1989/1990, dan 1993/1994), Persib kembali juara saat kompetisi di Tanah Air bernama Liga Indonesia pada musim 1994/1995. Sejak saat itu prestasi Persib pun tenggelam. Di ISL, prestasi terbaik mereka hanya duduk di posisi 3 musim kompetisi 2008/2009.

“Kami begitu emosional sekali untuk menatap laga final nanti. Kami sudah menantikan kesempatan ini cukup lama. Tentunya kami tidak mau kerja keras dan usaha yang sudah begitu besar ini terbuang sia-sia. Kami hanya meminta doa dari seluruh pencinta Persib. Doakan kami supaya bisa memberikan kebanggaan supaya kami bisa meraih hasil yang kami semua harapkan sejak lama,” tutur Pelatih Persib Djadjang Djanur Nurdjaman.

Soal statistik pertemuan yang lebih condong ke Persipura, pelatih yang akrab disapa Djanur mengaku tidak ingin melihat hal tersebut sebagai masalah besar. “Kami sama sekali tidak mau berbicara soal statistik antara kami dengan mereka. Tapi yang pasti, Persipura adalah tim yang solid dan konsisten. Itu dibuktikan setelah mereka kemarin juara dan sekarang bisa melaju sampai partai final. Selain itu, mereka juga sangat padu sebagai tim,” tuturnya.

Kapten tim Persib Firman Utina tak kalai ambisius. Pernah meraih gelar bersama Sriwijaya FC, Firman optimistis rekanrekannya akan tampil menggila demi trofi tertinggi. “Semoga pada final nanti kami diberikan kesehatan dan bisa bermain bagus. Saya rasakan ini adalah kerja keras kami. Kami harus terus jaga tim ini bisa kompak. Kami tim pas-pasan, tim mau kerja, punya kemauan, dan ingin juara. Soal gelar, semua pemain ingin berikan kesan baik di tim mana pun. Di mana pun saya bermain, saya ingin berikan kenangan yang baik,” tutur Firman.

Unggul sejarah dan statistik, tidak membuat Mutiara Hitam besar kepala. Asisten Pelatih Mettu Duaramury menyatakan, kekuatan Persib pasti berebda dengan beberapa musim sebelumnya. “Kami memang punya statistik bagus dengan Persib. Namun, itu tidak memberikan pengaruh karena setiap tahun tim mengalami perubahan. Menurut saya, Persib juga mempunyai perkembangan yang bagus. Rekor bagus tidak bisa jadi patokan,” ungkap Mettu.

Decky irawan jasri
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1156 seconds (0.1#10.140)