Rockets Fantastis
A
A
A
HOUSTON - Houston Rockets menjadi kandidat kuat peraih gelar juara NBA musim ini. Pasukan Kevin McHale itu kembali menunjukkan keperkasaan mereka saat mengandaskan juara bertahan San Antonio Spurs 98-81 di Toyota Center, Houston, Amerika Serikat (AS), kemarin.
Rockets, yang tampil di depan pendukungnya, bermain cukup konsisten sejak kuarter pertama. Buktinya, para pemain tuan rumah langsung menunjukkan permainan agresif, khususnya Dwight Howard yang menciptakan double-double dengan 32 poin dan 16 rebound. Torehannya itu merupakan doubledouble ketiga secara beruntun.
“Saya tidak peduli siapa yang saya hadapi. Tugas saya adalah bermain dan mengatur intensitas, terutama di ujung pertahanan,” ujar Howard, dilansir Yahoosport. Bukan hanya Howard yang menjadi bintang pada pertandingan ini. James Harden juga pantas menerima banyak pujian setelah menyumbang 20 poin, 6 rebound, dan 6 assist. Akan tetapi, Howard tetap menjadi sorotan dalam pertandingan tersebut.
McHale bahkan sampai memuji permainan center Rockets itu. Menurut McHale, dia pantas menerima banyak pujian. “Saya pikir Howard tampil bagus sepanjang pertandingan. Dia berhasil merobohkan pertahanan Spurs. Ini sangat penting bahwa dia kembali menemukan irama permainan terbaiknya. Tidak peduli siapa bintang mereka, yang terpenting adalah Howard bersama kami,” kata McHale.
Kemenangan tersebut membuat Rockets belum terkalahkan dalam enam laga awal NBA musim ini. Capaian itu menyamai rekor Rockets pada musim 1996/1997, yakni mengemas enam laga beruntun. Mereka juga menjadi tim pertama yang berhasil memenangkan enam pertandingan di awal musim dengan selisih 10 poin sejak Denver Nuggets pada musim 1985/1986.
Sementara Spurs bermain sangat buruk ketika tak diperkuat Tim Duncan, Tiago Splitter, dan Manu Ginobili. Spurs kehilangan irama menyerang karena kesulitan mendulang poin di pertandingan tersebut. Itu terlihat dari torehan 18 poin yang diraih Cory Joseph, angka tertinggi Spurs di laga tersebut. Selain itu, Arron Baynes mengumpulkan 12 poin dan Danny Green menambah 10 poin.
Guard Spurs Tony Parker mengaku timnya bermain tanpa variasi serangan. Dia pun menyesal karena memberikan enam poin di laga itu. Kegagalan itu membuat timnya mengemas kekalahan kedua dari empat laga Spurs musim ini. Pelatih Spurs Gregg Popovich tidak ingin mencari alasan, terutama gagal setelah Spurs tak diperkuat Duncan dan Splitter.
Dia pun menepis kekalahan itu akibat strateginya menurunkan Matt Bonner dan Jeff Ayers yang miskin pengalaman. “Kami adalah bagian dari tim dan kami harus memiliki semua bagian untuk menjadi yang terbaik. Apalagi, kami tidak bisa mengandalkan satu pemain. Anda harus melakukannya sebagai sebuah kelompok,” kata Popovich.
Pelatih berusia 65 tahun ini pastinya bangga karena seluruh pemain yang diberi kepercayaan bermain baik di laga tersebut. Dia optimistis kualitas para pemainnya, terutama pemain pelapis, akan semakin terasah seiring waktu bergulirnya NBA musim ini.
Raikhul amar
Rockets, yang tampil di depan pendukungnya, bermain cukup konsisten sejak kuarter pertama. Buktinya, para pemain tuan rumah langsung menunjukkan permainan agresif, khususnya Dwight Howard yang menciptakan double-double dengan 32 poin dan 16 rebound. Torehannya itu merupakan doubledouble ketiga secara beruntun.
“Saya tidak peduli siapa yang saya hadapi. Tugas saya adalah bermain dan mengatur intensitas, terutama di ujung pertahanan,” ujar Howard, dilansir Yahoosport. Bukan hanya Howard yang menjadi bintang pada pertandingan ini. James Harden juga pantas menerima banyak pujian setelah menyumbang 20 poin, 6 rebound, dan 6 assist. Akan tetapi, Howard tetap menjadi sorotan dalam pertandingan tersebut.
McHale bahkan sampai memuji permainan center Rockets itu. Menurut McHale, dia pantas menerima banyak pujian. “Saya pikir Howard tampil bagus sepanjang pertandingan. Dia berhasil merobohkan pertahanan Spurs. Ini sangat penting bahwa dia kembali menemukan irama permainan terbaiknya. Tidak peduli siapa bintang mereka, yang terpenting adalah Howard bersama kami,” kata McHale.
Kemenangan tersebut membuat Rockets belum terkalahkan dalam enam laga awal NBA musim ini. Capaian itu menyamai rekor Rockets pada musim 1996/1997, yakni mengemas enam laga beruntun. Mereka juga menjadi tim pertama yang berhasil memenangkan enam pertandingan di awal musim dengan selisih 10 poin sejak Denver Nuggets pada musim 1985/1986.
Sementara Spurs bermain sangat buruk ketika tak diperkuat Tim Duncan, Tiago Splitter, dan Manu Ginobili. Spurs kehilangan irama menyerang karena kesulitan mendulang poin di pertandingan tersebut. Itu terlihat dari torehan 18 poin yang diraih Cory Joseph, angka tertinggi Spurs di laga tersebut. Selain itu, Arron Baynes mengumpulkan 12 poin dan Danny Green menambah 10 poin.
Guard Spurs Tony Parker mengaku timnya bermain tanpa variasi serangan. Dia pun menyesal karena memberikan enam poin di laga itu. Kegagalan itu membuat timnya mengemas kekalahan kedua dari empat laga Spurs musim ini. Pelatih Spurs Gregg Popovich tidak ingin mencari alasan, terutama gagal setelah Spurs tak diperkuat Duncan dan Splitter.
Dia pun menepis kekalahan itu akibat strateginya menurunkan Matt Bonner dan Jeff Ayers yang miskin pengalaman. “Kami adalah bagian dari tim dan kami harus memiliki semua bagian untuk menjadi yang terbaik. Apalagi, kami tidak bisa mengandalkan satu pemain. Anda harus melakukannya sebagai sebuah kelompok,” kata Popovich.
Pelatih berusia 65 tahun ini pastinya bangga karena seluruh pemain yang diberi kepercayaan bermain baik di laga tersebut. Dia optimistis kualitas para pemainnya, terutama pemain pelapis, akan semakin terasah seiring waktu bergulirnya NBA musim ini.
Raikhul amar
(bbg)