Sambutan Memilukan dari Ibra
A
A
A
STOCKHOLM - Striker Paris Saint-Germain (PSG) Zlatan Ibrahimovic kembali terpilih sebagai pemain terbaik Swedia 2014. Namun, ada yang berbeda dari pernyataan Ibrahimovic saat menerima penghargaan kesembilannya itu. Bomber berusia 33 tahun itu sangat emosional.
Prestasi Ibra, sapaan Ibrahimovic, memang belum tertandingi di negaranya. Dia dinobatkan sebagai yang terbaik di Swedia mulai 2005, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, dan kini 2014. Ibra hanya satu kali gagal terpilih sebagai yang terbaik, yaitu pada 2006. Dia kalah bersaing dengan koleganya sekaligus mantan gelandang Arsenal Fredrik Ljungberg.
Tercatat sudah enam tim yang dibawanya keluar sebagai juara kompetisi domestik, seperti Ajax Amsterdam (2001-2002, 2003-2004), Juventus (2004-2005, 2005-2006), Inter Milan (2006-2007, 2007-2008, 2008-2009), Barcelona (2009-2010), AC Milan (2010- 2011), PSG (2012-2013, 2013-2014).
Prestasi itu belum ditambah catatan individu Ibra. Dari semua periode penghargaan yang diberikan kepadanya, pernyataan Ibra dalam pidatonya kali ini begitu berkesan sekaligus mengharukan. Sambutannya membuat riuh serta mendapatkan tepuk tangan sambil berdiri dari para hadirin yang hadir dalam penobatan tersebut.
Pasalnya, dalam kesempatan yang begitu penting bagi seluruh pesepak bola Swedia, Ibra menyinggung soal meninggalnya dua pesepak bola Swedia tahun ini. Tidak hanya itu, dirinya pun juga menyampaikan kesedihan yang begitu mendalam setelah ditinggal sang kakak.
“Apa yang bisa saya sampaikan lagi setelah memenangi penghargaan ini untuk kali kesembilan? Tidak banyak karena penghargaan ini sendiri sudah banyak menceritakan kesuksesan,” ungkap Ibra, dilansir Daily Mail.
“Saya masih melakukan apa yang saya impikan sejak kecil. Semua penghargaan yang pernah dan masih saya dapatkan adalah bukti kalau seseorang sudah melakukan hal yang baik. Tapi, semuanya tertutupi dengan apa yang menimpa Klas Ingesson dan Pontus Segerstorm,” ujar Ibra.
“Saya pun punya kakak yang meninggal dunia karena penyakit serupa. Masih ada kehidupan di samping sepak bola yang lebih penting. Mudahmudahan mereka beristirahat dengan tenang,” tandasnya.
Sepak bola Swedia memang diselimuti kabut duka tahun ini. Ingesson adalah eks pemain internasional Swedia yang meninggal dunia pada usia 46 tahun. Dia wafat karena menderita kanker. Sementara Segerstorm, kapten IF Brommapokarna, tutup usia karena tumor otak dalam usia 33 tahun. Sementara kakak Ibra, Sapko Ibrahimovic, juga tutup usia akibat sakit pada April lalu.
Decky irawan jasri
Prestasi Ibra, sapaan Ibrahimovic, memang belum tertandingi di negaranya. Dia dinobatkan sebagai yang terbaik di Swedia mulai 2005, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, dan kini 2014. Ibra hanya satu kali gagal terpilih sebagai yang terbaik, yaitu pada 2006. Dia kalah bersaing dengan koleganya sekaligus mantan gelandang Arsenal Fredrik Ljungberg.
Tercatat sudah enam tim yang dibawanya keluar sebagai juara kompetisi domestik, seperti Ajax Amsterdam (2001-2002, 2003-2004), Juventus (2004-2005, 2005-2006), Inter Milan (2006-2007, 2007-2008, 2008-2009), Barcelona (2009-2010), AC Milan (2010- 2011), PSG (2012-2013, 2013-2014).
Prestasi itu belum ditambah catatan individu Ibra. Dari semua periode penghargaan yang diberikan kepadanya, pernyataan Ibra dalam pidatonya kali ini begitu berkesan sekaligus mengharukan. Sambutannya membuat riuh serta mendapatkan tepuk tangan sambil berdiri dari para hadirin yang hadir dalam penobatan tersebut.
Pasalnya, dalam kesempatan yang begitu penting bagi seluruh pesepak bola Swedia, Ibra menyinggung soal meninggalnya dua pesepak bola Swedia tahun ini. Tidak hanya itu, dirinya pun juga menyampaikan kesedihan yang begitu mendalam setelah ditinggal sang kakak.
“Apa yang bisa saya sampaikan lagi setelah memenangi penghargaan ini untuk kali kesembilan? Tidak banyak karena penghargaan ini sendiri sudah banyak menceritakan kesuksesan,” ungkap Ibra, dilansir Daily Mail.
“Saya masih melakukan apa yang saya impikan sejak kecil. Semua penghargaan yang pernah dan masih saya dapatkan adalah bukti kalau seseorang sudah melakukan hal yang baik. Tapi, semuanya tertutupi dengan apa yang menimpa Klas Ingesson dan Pontus Segerstorm,” ujar Ibra.
“Saya pun punya kakak yang meninggal dunia karena penyakit serupa. Masih ada kehidupan di samping sepak bola yang lebih penting. Mudahmudahan mereka beristirahat dengan tenang,” tandasnya.
Sepak bola Swedia memang diselimuti kabut duka tahun ini. Ingesson adalah eks pemain internasional Swedia yang meninggal dunia pada usia 46 tahun. Dia wafat karena menderita kanker. Sementara Segerstorm, kapten IF Brommapokarna, tutup usia karena tumor otak dalam usia 33 tahun. Sementara kakak Ibra, Sapko Ibrahimovic, juga tutup usia akibat sakit pada April lalu.
Decky irawan jasri
(ars)