Robben Murka
A
A
A
AMSTERDAM - Kekalahan 2-3 Belanda dari Meksiko pada laga persahabatan membuat Arjen Robben murka. Sang kapten mengecam lini belakang yang dia sebut sebagai penyebab hasil negatif De Oranje.
Untuk keempat kalinya dalam rentang waktu tiga bulan terakhir Belanda tersungkur. Kekalahan terbaru terjadi di hadapan puluhan ribu pendukung di Amsterdam Arena dini hari kemarin. Fans dipaksa melihat Carlos Vela (8, 62) dan Javier ”Chicharito” Hernandez (69) menaklukkan gawang Tim Krul. Tuan rumah memangkas defisit gol lewat Wesley Sneijder (49) dan Daley Blind (74).
”Pertahanan kami terlalu mudah ditembus. Itu kenyataan, tidak ada stabilitas, terlalu sering melakukan kesalahan. Rapuhnya lini belakang benar-benar terlihat. Itu tidak bisa diterima. Seharusnya kami bertahan lebih bagus, lebih cermat,” ucap Robben, dilansir De Telegraaf.
Buruknya kinerja lini belakang menjadi penyebab utama kekalahan itu. Jetro Willems bertanggung jawab atas gol pertama Meksiko. Dia gagal mencegah Hector Herrera mengirimassistpada Vela. Sementara dua gol tim tamu lainnya akibat tidak sempurna dalam menerapkan perangkap offside. Ricardo van Rhijn juga patut disalahkan lantaran terlambat memotong bola yang ditujukan pada Vela dan Chicharito.
”Jika diperintahkan melakukan suatu skema, lakukan skema itu. Jangan menerapkan skema lain. Harus ada koordinasi,” tutur wingerBayern Muenchen itu. Robben bahkan menyebut Willems salah pihak yang patut disalahkan. Dia mengklaim bek berusia 20 tahun itu melakukan blunder fatal.
Willems dinilai kerap menahan bola, bukan segera mengopernya ke lini tengah. Padahal, saat pertemuan teknik pemain PSV Eindhoven itu sudah diberi pengarahan. ”Itu yang sudah saya katakan kepadanya. Ini bukan perkara berapa banyak bola dia kirim ke depan. Dia lebih sering menunggu ketika mendapat bola, tapi itu percuma. Semuanya sudah terjadi, apa yang bisa kami katakan. Semuanya sudah terlambat,” ujar Robben.
Robben kesal karena barisan belakang terus melakukan kesalahan serupa. Faktanya, gawang Belanda selalu lebih dulu kebobolan selama lima laga terbaru. Mereka bahkan tidak bisa meredam serangan tim medioker macam Kazakhstan atau Islandia. Atas dasar itu, Robben meminta lini belakang segera memperlihatkan respons positif.
Dia tidak mau cerita serupa terulang saat melakoni lanjutan kualifikasi Piala Eropa 2016 kontra Latvia, Minggu (16/11). Dia ingin Belanda memetik kemenangan dan mencatat clean sheet. ”Selanjutnya kami harus mengalahkan Latvia (tanpa kebobolan),” tutur Robben.
Pelatih Guus Hiddink juga ikut disorot lantaran baru meraih satu kemenangan. Prestasinya mengingatkan publik pada Bert van Marwijk yang gagal total di Piala Eropa 2012. Kala itu Belanda menelan tiga kekalahan saat penyisihan Grup B. Ini melahirkan spekulasi. Hiddink kabarnya akan dipecat jika Belanda dipermalukan Latvia.
M Mirza
Untuk keempat kalinya dalam rentang waktu tiga bulan terakhir Belanda tersungkur. Kekalahan terbaru terjadi di hadapan puluhan ribu pendukung di Amsterdam Arena dini hari kemarin. Fans dipaksa melihat Carlos Vela (8, 62) dan Javier ”Chicharito” Hernandez (69) menaklukkan gawang Tim Krul. Tuan rumah memangkas defisit gol lewat Wesley Sneijder (49) dan Daley Blind (74).
”Pertahanan kami terlalu mudah ditembus. Itu kenyataan, tidak ada stabilitas, terlalu sering melakukan kesalahan. Rapuhnya lini belakang benar-benar terlihat. Itu tidak bisa diterima. Seharusnya kami bertahan lebih bagus, lebih cermat,” ucap Robben, dilansir De Telegraaf.
Buruknya kinerja lini belakang menjadi penyebab utama kekalahan itu. Jetro Willems bertanggung jawab atas gol pertama Meksiko. Dia gagal mencegah Hector Herrera mengirimassistpada Vela. Sementara dua gol tim tamu lainnya akibat tidak sempurna dalam menerapkan perangkap offside. Ricardo van Rhijn juga patut disalahkan lantaran terlambat memotong bola yang ditujukan pada Vela dan Chicharito.
”Jika diperintahkan melakukan suatu skema, lakukan skema itu. Jangan menerapkan skema lain. Harus ada koordinasi,” tutur wingerBayern Muenchen itu. Robben bahkan menyebut Willems salah pihak yang patut disalahkan. Dia mengklaim bek berusia 20 tahun itu melakukan blunder fatal.
Willems dinilai kerap menahan bola, bukan segera mengopernya ke lini tengah. Padahal, saat pertemuan teknik pemain PSV Eindhoven itu sudah diberi pengarahan. ”Itu yang sudah saya katakan kepadanya. Ini bukan perkara berapa banyak bola dia kirim ke depan. Dia lebih sering menunggu ketika mendapat bola, tapi itu percuma. Semuanya sudah terjadi, apa yang bisa kami katakan. Semuanya sudah terlambat,” ujar Robben.
Robben kesal karena barisan belakang terus melakukan kesalahan serupa. Faktanya, gawang Belanda selalu lebih dulu kebobolan selama lima laga terbaru. Mereka bahkan tidak bisa meredam serangan tim medioker macam Kazakhstan atau Islandia. Atas dasar itu, Robben meminta lini belakang segera memperlihatkan respons positif.
Dia tidak mau cerita serupa terulang saat melakoni lanjutan kualifikasi Piala Eropa 2016 kontra Latvia, Minggu (16/11). Dia ingin Belanda memetik kemenangan dan mencatat clean sheet. ”Selanjutnya kami harus mengalahkan Latvia (tanpa kebobolan),” tutur Robben.
Pelatih Guus Hiddink juga ikut disorot lantaran baru meraih satu kemenangan. Prestasinya mengingatkan publik pada Bert van Marwijk yang gagal total di Piala Eropa 2012. Kala itu Belanda menelan tiga kekalahan saat penyisihan Grup B. Ini melahirkan spekulasi. Hiddink kabarnya akan dipecat jika Belanda dipermalukan Latvia.
M Mirza
(bbg)