Kepulauan Faroe Berpesta, Ranieri Terancam Didepak
A
A
A
PIRAEUS - Tim nasional Kepulauan Faroe untuk pertama kali meraih kemenangan sejak tiga tahun lalu. Mereka berpesta setelah mempermalukan tuan rumah Yunani 1-0 di babak kualifikasi Piala Eropa 2016 di Stadion Georgios Karaiskakis, dini hari kemarin.
Bukan hanya mendongkrak klasemen mereka di Grup F, di mana tim berjuluk Landslioio itu kini bercokol di peringkat 5 setelah mengumpulkan tiga angka atau unggul dua angka atas Yunani sebagai juru kunci. Kemenangan bersejarah mereka di Georgios Karaiskakis juga menambah derita Claudio Ranieri.
Pelatih asal Italia itu terancam didepak Federasi Sepak Bola Yunani (HFF) karena tak kunjung membawa perubahan setelah menggantikan Fernando Santos, Juli 2014. Di bawah kendali Ranieri, Yunani belum meraih kemenangan di babak kualifikasi. Imbasnya, peluang mereka lolos ke putaran final di Prancis mengecil. Ranieri pun bersedia disalahkan atas kegagalan timnya tersebut.
“Tanggung jawab dari hasil suatu pertandingan tetap berada di pundak pelatih. Saya pantas menerima itu, karena kegagalan tersebut berkat kesalahan saya,” tandas Ranieri, dikutip ekathimerini.com. “Kami hanya mendapatkan satu poin dan belum mencetak gol saat tampil di kandang. Namun, saya akan terus berusaha memberikan yang terbaik di laga selanjutnya.”
Ranieri bisa saja berkata demikian, tapi hasil minor itu membuatnya terancam pemecatan. Di laman wikipedia.org, posisi pelatih kepala timnas Yunani bahkan sudah kosong. Itu menandakan bahwa HFF tak lagi memberikan kepercayaan kepada pelatih berusia 63 tahun tersebut.
Kemungkinan itu bisa saja terjadi, apalagi setelah melihat kekalahan memilukan dari Kepulauan Faroe yang biasa menempati posisi juru kunci. Yang jelas, HFF berencana segera mengadakan pertemuan bersama Ranieri secepatnya. Mereka tentu ingin meminta alasan Ranieri perihal keterpurukan Yunani di fase kualifikasi tersebut. Jika dinilai tak meyakinkan, HFF bersedia memberikan kompensasi kepada mantan pelatih AS Monaco itu meski Ranieri masih terikat kontrak hingga 2016.
Sementara kapten Yunani Vassilis Torosidis terpukul atas kekalahan tersebut. Menurutnya, kekalahan itu merupakan kegagalan pertama Yunani di kandang saat berada di bawah kepemimpinannya di lapangan. “Kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat Yunani. Malam ini kami begitu terpukul atas kegagalan tersebut,” ujar Torosidis.
Gelandang Lazaros Christoulopoulos pun tertunduk lesu melihat timnya dilumat Kepulauan Faroe. Dia menilai kekalahan itu menjadi pertanda timnya membutuhkan perbaikan. Namun, dia masih optimistis Ethniki, julukan Yunani, berpeluang bangkit di pertandingan selanjutnya.
Sementara Pelatih Kepulauan Faroe Lars Olsen turut dalam kegembiraan atas kemenangan bersejarah tersebut. Pelatih berpaspor Denmark tersebut tak menyangka bisa memenangkan pertandingan berat itu. “Kami berjuang sebagai kesatuan tim dan kami mendapatkan hadiah terbesar atas perjuangan kami,” pungkasnya, dilansir Reuters.
Edi yuli
Bukan hanya mendongkrak klasemen mereka di Grup F, di mana tim berjuluk Landslioio itu kini bercokol di peringkat 5 setelah mengumpulkan tiga angka atau unggul dua angka atas Yunani sebagai juru kunci. Kemenangan bersejarah mereka di Georgios Karaiskakis juga menambah derita Claudio Ranieri.
Pelatih asal Italia itu terancam didepak Federasi Sepak Bola Yunani (HFF) karena tak kunjung membawa perubahan setelah menggantikan Fernando Santos, Juli 2014. Di bawah kendali Ranieri, Yunani belum meraih kemenangan di babak kualifikasi. Imbasnya, peluang mereka lolos ke putaran final di Prancis mengecil. Ranieri pun bersedia disalahkan atas kegagalan timnya tersebut.
“Tanggung jawab dari hasil suatu pertandingan tetap berada di pundak pelatih. Saya pantas menerima itu, karena kegagalan tersebut berkat kesalahan saya,” tandas Ranieri, dikutip ekathimerini.com. “Kami hanya mendapatkan satu poin dan belum mencetak gol saat tampil di kandang. Namun, saya akan terus berusaha memberikan yang terbaik di laga selanjutnya.”
Ranieri bisa saja berkata demikian, tapi hasil minor itu membuatnya terancam pemecatan. Di laman wikipedia.org, posisi pelatih kepala timnas Yunani bahkan sudah kosong. Itu menandakan bahwa HFF tak lagi memberikan kepercayaan kepada pelatih berusia 63 tahun tersebut.
Kemungkinan itu bisa saja terjadi, apalagi setelah melihat kekalahan memilukan dari Kepulauan Faroe yang biasa menempati posisi juru kunci. Yang jelas, HFF berencana segera mengadakan pertemuan bersama Ranieri secepatnya. Mereka tentu ingin meminta alasan Ranieri perihal keterpurukan Yunani di fase kualifikasi tersebut. Jika dinilai tak meyakinkan, HFF bersedia memberikan kompensasi kepada mantan pelatih AS Monaco itu meski Ranieri masih terikat kontrak hingga 2016.
Sementara kapten Yunani Vassilis Torosidis terpukul atas kekalahan tersebut. Menurutnya, kekalahan itu merupakan kegagalan pertama Yunani di kandang saat berada di bawah kepemimpinannya di lapangan. “Kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat Yunani. Malam ini kami begitu terpukul atas kegagalan tersebut,” ujar Torosidis.
Gelandang Lazaros Christoulopoulos pun tertunduk lesu melihat timnya dilumat Kepulauan Faroe. Dia menilai kekalahan itu menjadi pertanda timnya membutuhkan perbaikan. Namun, dia masih optimistis Ethniki, julukan Yunani, berpeluang bangkit di pertandingan selanjutnya.
Sementara Pelatih Kepulauan Faroe Lars Olsen turut dalam kegembiraan atas kemenangan bersejarah tersebut. Pelatih berpaspor Denmark tersebut tak menyangka bisa memenangkan pertandingan berat itu. “Kami berjuang sebagai kesatuan tim dan kami mendapatkan hadiah terbesar atas perjuangan kami,” pungkasnya, dilansir Reuters.
Edi yuli
(bbg)